Connect with us

SEPUTAR KALTIM

Sukseskan BIAS dengan Gencarkan Imunisasi Bagi Anak SD

Diterbitkan

pada

Bulan Imunisasi
Direktur Pengelolaan Imunisasi, dr. Prima Yosephine, M.K.M pada Webinar BIAS. (Sumber: Diskominfo Kaltim)

Cegah penyakit dengan gencarkan imunisasi bagi anak SD guna meningkatkan kekebalan tubuh.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menegaskan pentingnya pemberian imunisasi bagi anak usia Sekolah Dasar (SD), Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan bentuk lain yang setara.

Imunisasi diperlukan guna meningkatkan kekebalan tubuh dan memberikan perlindungan terhadap penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi.

Seperti Campak, Rubela, Difteri, Tetanus. dan Kanker Leher Rahim.

Oleh karena itu, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia melalui Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit melaksanakan Webinar Pelaksanaan Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) pada anak usia sekolah, namun yang tidak bersekolah.

Kegiatan ini digelar secara hybrid dengan mensosialisasikan BIAS di kriteria tersebut.

Kegiatan BIAS digelar dua kali dalam stahun yakni pada bulan Agustus dan November.

Direktur Pengelolaan Imunisasi, dr. Prima Yosephine, M.K.M, menyatakan bahwa fase anak merupakan periode yang krusial.

Baca juga:   Ustad Abdul Somad Hadiri Tabligh Akbar di Samarinda

Menurutnya, pada tahapan ini terjadi proses tumbuh kembang yang berpengaruh pada kualitas kesehatan mereka di masa dewasa.

Oleh karena itu, memberikan imunisasi pada fase ini adalah langkah penting dalam menjaga kesehatan anak.

“Fase anak adalah fase penting karena pada tahapan ini terjadi proses tumbuh kembang, sehingga apabila ada masalah kesehatan pada anak akan sangat berpengaruh pada kualitas kesehatan dari manusia menjadi dewasa” tutur Yosephine.

Beberapa jenis penyakit memerlukan imunisasi lanjutan untuk memperpanjang masa daya lindungnya, dan perlindungan tambahan ini diberikan ketika anak berusia sekolah.

Meskipun capaian pemberian imunisasi lanjutan pada tahun 2022 mencapai rata-rata 90 persen, namun belum semua anak usia sekolah yang tidak bersekolah terjangkau.

“Pada tahun 2023 ini kita berharap agar kita mampu memberikan perlindungan Kesehatan ini dengan tidak hanya menyasar anak yang bersekolah namun juga anak diusia sekolah yang tidak mengenyam bangku Pendidikan. Untuk itu, dibutuhkan peran dan Kerjasama kita semua“ sambungnya.

Baca juga:   Penerapan PPPK Part Time di Kaltim Masih Tanda Tanya

Lebih dari 41 juta anak putus sekolah.

Pada tahun 2022, terdapat sekitar 490 ribu anak di Indonesia yang mengalami kondisi putus sekolah, hal ini berdasarkan data global yang ada.

Dari jumlah tersebut, sekitar 260 ribu anak putus sekolah pada jenjang pendidikan yang setara dan 230 ribu anak putus sekolah karena tidak dapat melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

Anak-anak ini berada di berbagai lembaga, termasuk di rumah, panti asuhan, panti sosial, panti rehabilitasi, rumah singgah dan bahkan di Lembaga Pemasyarakatan (LP).


“Di kesempatan ini mari kita berkomitmen untuk menyukseskan BIAS. Harapannya seluruh anak di negeri ini bisa aman dan tidak tertular dari penyakit dengan dicegah melalui pemberian imunisasi. Optimis, kita bisa mewujudkan masa depan generasi penerus bangsa yang lebih sehat kuat serta mewujudkan hadirnya negara bagi masyarakat tanpa memandang status anak sekolah atau tidak bersekolah.” tutupnya.

Webinar ini di rangkai dengan acara yang melibatkan narasumber kompeten dari Kementerian Sosial RI dan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Anak RI.

Baca juga:   Dishub Kaltim akan Ambil Alih Terminal Penajam dan Meningkatkan Jadi Terminal Tipe B

Selain itu kegiatan ini juga melibatkan seluruh peserta dari berbagai kalangan di lintas Kementerian dan Lembaga baik di tingkat pusat maupun daerah di Indonesia. (DiskominfoKaltim/RW)

Ikuti Berita lainnya di Gambar berikut tidak memiliki atribut alt; nama berkasnya adalah Logo-Google-News-removebg-preview.png

ADVERTORIAL DISKOMINFO KALTIM

Bagikan

advertising

POPULER

SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Hello. Add your message here.