GAYA HIDUP
Terhubung dengan Sejarah, Pemkot Luncurkan Buku Kisah-Kisah Samarinda Tempo Dulu Karya Syafruddin Pernyata

Warga Samarinda bisa menyelami berbagai cerita pada masa lampau. Lewat buku Kisah-Kisah Samarinda Tempo Dulu karya Syafruddin Pernyata. Sebuah catatan subjektif dari sang penulis yang menghabiskan 65 tahun di ibu kota.
Kota Samarinda dari masa ke masa sudah mengalami banyak perkembangan. Hal itu tak lepas dari berbagai kisah yang terjadi pada masa lampau. Agar generasi saat ini dan mendatang tetap terhubung, perlu ada dokumentasi dan penulisan sejarah.
Penulis besar Kalimantan Timur Syafruddin Pernyata atau kerap disapa EsPe. Pria yang tumbuh, besar, dan menua (uhuk) di Kota Samarinda selama 65 tahun. Menjadi saksi banyak perubahan di kota ini.
EsPe mengabadikan momen semasa hidupnya melalui dokumetasi dan tulisan. Perkembangan Samarinda dari masa ke masa. Hingga menjadi suatu karya terbarunya.
Buku itu berjudul Kisah-Kisah Samarinda Tempo Dulu yang kemudian diluncurkan oleh Pemerintah Kota Samarinda pada Kamis, 11 Januari 2023.
Meski ini bukanlah buku pertama sebab sudah ada 15 judul buku yang ditulis sebelumnya. Ada buku berjudul Harga Diri, Zulaiha, Awan, Digdaya, Ratih Tanpa Smartphone, dan lainnya. Syafruddin mengaku bersyukur dan memberi penghargaannya pada pemkot.
“Saya bersyukur pada kesempatan ini, karena saya tidak menyangka tulisan yang berangkat dari keisengan saja ini kemudian bisa menjadi buku dan diapresiasi sangat besar oleh pemerintah kota.”
“Belum pernah ada buku saya, sudah 15 buku. Sebagian besar memang novel diluncurkan oleh pemerintah, belum pernah itu. Jadi ini diluncurkan oleh pemerintah jadi sebuah penghargaan yang luar biasa bagi saya,” ungkapnya mengisi materi bedah buku.
Momen peluncuran buku ini memang spesial. Karena bahkan Wali Kota Andi Harun hadir untuk memberi sambutan. Tak hanya menjadi keynote speaker, Andi juga sudah membacanya, hingga menyisakan 11 halaman lagi.
Sumbangsih untuk Samarinda
Di hari pentingnya, hari di mana orang-orang penting menyaksikan peluncuran bukunya. Syafruddin Pernyata masih sempat merendah. Dia merasa belum memberi kontribusi untuk kota tercinta semasa hidupnya.
Maka misi di balik pembuatan buku itu, satu di antaranya adalah untuk meninggalkan jejak. Meninggalkan arsip subjektif yang bisa dikenang oleh semua warga Samarinda.
“Saya di Samarinda ini ngapain? Jadi RT tidak pernah, lurah tidak pernah, maksud saya kalau jadi RT kan ada sumbangsih. Nah saya hanya warga, kemampuan saya hanya menulis. Itu lah yang kemudian mendasari saya menulis Samarinda Tempo Dulu.”
Syafruddin Pernyata menjelaskan, tulisan yang telah menjadi buku itu sebelumnya telah dipublikasi di grup Facebook History of Samarinda. Yang juga banyak member dari kalangan orang tua.
Lantas mendapat feedback positif dari kolom komentar. Menambah bahan tulisan yang kemudian melengkapi kisah dalam buku yang telah terbit itu. Sehingga bukunya memang berbasis pengalaman.
Penulis buku yang juga mantan wartawan itu mengaku sengaja menggunakan diksi ‘Kisah-Kisah’ dan bukan sejarah. Agar tidak ditafsirkan dan diklaim sebagai tulisan murni sejarah.
“Meskipun ada cerita sejarahnya tapi ini sarat pandangan subjektif apa yang saya lihat apa yang saya rasakan tentang kota ini. Jadi tidak sarat dokumen,” tambah EsPe.
Meski gemar menggembara ke daerah lain. Ia mengaku masih jatuh cinta dengan Samarinda. Sebab baginya kota ini merupakan kota plural yang paling guyub. Sejak masa pemerintahan HM Kadrie Oening hingga Andi Harun.
Pujian Wali Kota
Terpisah Wali Kota Samarinda Andi Harun mengapresiasi buku ini. Agar warga Samarinda tetap terhubung dengan peristiwa di masa lalu.
“Buku yang bisa menjadi bahan bacaan, referensi, dan inspirasi serta membangun konektivitas aktivitas kita di masa kini dan akan datang,” jelas Andi Harun.
Bagi Andi Harun. Sejarah Samarinda sedikit banyak mempengaruhi keputusannya dalam mengembangkan Samarinda melalui berbagai program pembangunan yang tengah berjalan.
“Saya ambil contoh, tahun ini kita akan membangun Kampung Tionghoa, atau Chinatown di Kota Samarinda. Sebagai kampung tertua kita. Untuk menghidupkan kembali kenangan Samarinda.” pungkasnya. (ens/dra)


-
NUSANTARA4 hari yang lalu
Tunggakan Hampir Rp 1 Miliar, Dapur Makan Bergizi Gratis Mandek
-
SEPUTAR KALTIM4 hari yang lalu
Bengkel Gratis untuk Kendaraan Brebet, Pertamina Gandeng AHASS dan Auto2000
-
NUSANTARA3 hari yang lalu
714 Dosen Mundur Usai Lolos CPNS 2024, Kemendiktisaintek Ungkap Penyebabnya
-
SEPUTAR KALTIM4 hari yang lalu
Tantangan Pengangguran Bonus Demografi, Darlis Sebut Pemuda Harus Melek untuk Buka Lapangan Kerja
-
SEPUTAR KALTIM4 hari yang lalu
Kasus Hauling Muara Kate, Rudy Mas’ud: Saya Minta Izin PT MCM Dievaluasi
-
NUSANTARA3 hari yang lalu
Regulasi Frekuensi 1.4 GHz Hampir Rampung, Internet Murah Segera Terealisasi
-
EKONOMI DAN PARIWISATA3 hari yang lalu
Resmi Merger, BEI Hapus Saham Smartfren (FREN) dari Pencatatan
-
NUSANTARA5 hari yang lalu
No Kaleng-Kaleng! GEAR ULTIMA Buktikan Kehebatan di Jalan Perkotaan dan Pegunungan