KUTIM
Yan Anggap Komunikasi dengan Masyarakat Penting


Membangun komunikasi berkelanjutan dengan masyarakat sangat penting. Yan, anggota DPRD Kutim menyebut ia memiliki tanggung jawab untuk mewakili warga Kutim.
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Kutai Timur (Kutim), Yan, menekankan pentingnya membangun komunikasi yang berkelanjutan dengan masyarakat.
Menurutnya, meskipun dalam pemilu yang dipilih masyarakat tidak selalu menang, sebagai anggota DPRD ia tetap memiliki tanggung jawab untuk mewakili semua warga Kutim.
“Ada masyarakat kita tertentu pastilah memilih banyak figur, dari sekian pilihan yang dia pilih tidak ada yang menang umpamanya. Nanti lima tahun ke depan siapa yang bantu dia? Jadi oleh karena itu saya selalu membangun komunikasi dengan masyarakat itu,” kata Yan saat ditemui rekan media di DPRD Kutim belum lama ini.
Yan juga menjelaskan setelah terpilih menjadi anggota DPRD, ia bertugas untuk menjadi wakil seluruh masyarakat Kutim, tanpa memandang siapa yang mereka pilih saat pemilu.
“Pilihan itu pada saat pemilu, tapi ketika jadi DPRD Kabupaten Kutai Timur maka kita menjadi wakil untuk masyarakat Kutim. Contoh, ada pokirku di Sangatta, di Dapil 2, di Dapil 3, dan ada di Dapil 4, dan itu boleh masuk karena telah diseleksi oleh Bapedda,” jelasnya.
Ia menambahkan bahwa tugas DPRD adalah menyampaikan usulan masyarakat ke pemerintah, dan bukan mereka yang menentukan mana yang lebih mendesak.
Pihaknya juga menegaskan bahwa semua usulan masyarakat diteruskan ke Bapedda untuk diseleksi lebih lanjut.
“Yang menentukan urgensi itu bukan dewan. Dewan tidak pernah menolak apa yang masyarakat sampaikan ke kita. Semua yang disampaikan masyarakat kita masukkan ke dalam program SPD dewan masing-masing, nanti dikumpulkan lalu dikirim ke Bapedda. Yang mencoret itu pihak pemerintah, bukan kami,” tegasnya.
Namun, dirinya mengakui bahwa sering kali proposal yang diajukan oleh masyarakat melalui dirinya ditolak karena dianggap tidak memenuhi syarat oleh Bapedda.
Hal tersebut sering kali menjadi sumber frustasi karena apa yang dianggap mendesak oleh masyarakat dan anggota DPRD tidak selalu sejalan dengan penilaian Bapedda.
“Contoh sekarang, banyak proposal saya ditolak, belum memenuhi syarat. Bahkan Bapedda itu lebih tahu daripada kami, padahal kami yang turun. Yang saya anggap itu urgen, mereka yang tidak turun malah bilang tidak urgen,” ungkapnya.
Ia berharap ke depan proses seleksi usulan dapat lebih transparan dan mempertimbangkan masukan dari DPRD yang langsung berinteraksi dengan masyarakat.
“KIta berkomitmen akan terus memperjuangkan usulan masyarakat demi akemajuan dan kesejahteraan Kutim,” harapnya. (rw)

-
SEPUTAR KALTIM4 hari ago
Bontang Raih Peringkat Pertama Keterbukaan Informasi Publik se-Kaltim 2025
-
SEPUTAR KALTIM2 hari ago
Lewat Penguatan Demokrasi, Darlis Dorong Masyarakat Samarinda Lebih Kritis dan Aktif
-
SEPUTAR KALTIM4 hari ago
Bulbak PKH 2025 Resmi Ditutup, Kaltim Perkuat Sektor Peternakan
-
SEPUTAR KALTIM4 hari ago
Kaltim Catat Lompatan Besar dalam Keterbukaan Informasi Publik 2025
-
NUSANTARA5 hari ago
Heboh, Ratusan Pelajar Mataram Meet & Greet dengan Duo Monster Energy Yamaha MotoGP !
-
NUSANTARA4 hari ago
Program MBG Bantu Anak Kuli Bangunan Dapat Pekerjaan: “Sekarang Bisa Bantu Keluarga”
-
PARIWARA2 hari ago
CustoMAXi Yamaha Makassar 2025, XMAX Motorized Jadi Pusat Perhatian
-
SEPUTAR KALTIM2 hari ago
Sri Wahyuni Soroti Dominasi PPPK dan Tantangan ASN Daerah di Rakernas Korpri 2025