OLAHRAGA
Borneo FC Musim Lalu Vs Musim Ini, Mana yang Lebih Baik?
Borneo FC kini menempati peringkat kedua di klasemen Liga 1. Ini adalah peringkat terbaik mereka sepanjang sejarah dalam 12 pekan kompetisi. Namun, dilihat dari beberapa aspek, musim lalu sebenarnya Pesut Etam lebih moncer. Terutama untuk urusan gol.
Walau mengandalkan skema long ball sepanjang musim ini. Borneo FC mencatat rekor peringkat terbaik sepanjang sejarah klub. Berada di peringkat kedua pada pekan ke-12, belum pernah Pesut Etam meraihnya selama ini.
Hanya saja pencapaian gemilang ini masih menyimpan kekhawatiran. Karena belakangan, Pesut Etam terlihat sulit membuat gol. Hal ini terlihat dari produktivitas pemain lini depan Borneo. Dari 9 pemain berposisi penyerang, hanay Stefano Lilipaly yang membuat lebih dari 1 gol!
Produktivitas Lini Depan Borneo FC
Sampai pekan ke-12, para penyerang Pesut Etam telah berkontribusi pada 15 gol. Rinciannya: Stefano Lilipaly membuat 5 gol dan 6 asis. Terens membuat sepasang gol dan asis. Felipe 1 gol. Lalu Sihran, Arya Gerryan, Hugo Samir (0 caps), Jelle Goselink, Nur Hardianto, dan Win Naing Tun belum membuat gol ataupun asis.
Jika dibandingkan, gol yang dibuat duo bek tengah: Leo Lelis dan Silverio (masing-masing 2 gol). Maka produktivitas Lelis atau Silverio sudah setara dengan gabungan produktivitas 8 penyerang Borneo.
Dengan susunan pemain yang sama hingga pertengahan musim, atau mungkin sampai akhir kompetisi. Pieter Huistra tentu harus menemukan solusi agar pemain depannya gacor.
Borneo FC Musim Lalu Vs Musim Ini
Dari sisi poin, pada musim lalu hingga pekan ke-12. Pasukan Samarinda mengumpulkan 23 poin. Hasil dari 7 kali menang, 2 imbang, dan 3 kali kalah. Sementara musim ini, mereka mengumpulkan 22 poin, alias 1 poin lebih rendah. Dari 6 kemenangan, 4 imbang, dan 2 kali kalah.
Kesimpulan: Musim lalu lebih baik
Lain poin, lain pula soal peringkat. Meski mengumpulkan 1 poin lebih sedikit. Pada musim ini Pesut Etam menempati peringkat kedua klasemen. Ini adalah rekor baru. Sementara musim lalu, mereka berada di peringkat keempat. Artinya, persaingan papan atas musim lalu lebih keras.
Kesimpulan: Musim ini lebih baik
Soal produktivitas gol bagaimana? Nah, musim lalu saat lini depan masih dipimpin oleh Matheus Pato. Borneo FC membuat 26 gol dari 12 laga. Rasionya 2,2 gol per laga. Musim ini, Pesut Etam melesakkan 18 gol. Tiga di antaranya adalah kreasi Pato sebelum pindah ke China. Rasionya adalah 1,5 gol per pertandingan.
Kesimpulan: Musim lalu lebih baik
Untuk urusan kebobolan, musim lalu Diego Michiels cs kemasukan 15 gol dari 12 pertandingan. Sementara musim ini, gawang Nadeo kebobolan 12 kali. Kemajuan di sektor pertahanan ini disebabkan oleh 2 faktor. Pertama, musim lalu mereka menerapkan garis pertahanan tinggi, sementara musim ini lebih rendah. Karena mengandalkan umpan daerah.
Faktor kedua adalah keberadaan Nadeo sendiri. Sejauh ini, eks Bali United telah membuat 37 penyelamatan. Beuhh.
Kesimpulan: Musim ini lebih baik
Perbedaan Non Data
Terakhir, dari sisi permainan. Kalau ini subjektif ya. Musim lalu, dari 12 laga itu, 10 di antaranya dipimpin oleh Milomir Seslija. Dua laga lagi masing-masing dinakhodai oleh Miftahuddin Mukson dan Andre Gaspar.
Di era Milo, Borneo FC bermain ofensif. Para pemain membuat jarak yang rapat, alias bertahan dan menyerang bersama-sama. Keunggulannya, permainan lebih atraktif dan menghibur, serta punya chance membuat gol lebih besar. Kelemahannya, sering kebobolan dari skema serangan balik cepat.
Lalu musim ini bersama Pieter Huistra. Tidak banyak lagi permainan bola bawah. Lebih banyak bola daerah ke samping, dan banyak mengandalkan umpan silang atas. Kelebihannya, tim lebih seimbang. Antara belakang, tengah, dan depan lebih stabil. Garis pertahanan rendah juga membuat Pesut Etam lebih sulit dibobol musim ini.
Sementara kekurangannya, permainan tempo rendah, cenderung membosankan, dan sulit membuat gol karena pola serangan kurang variatif. (dra)
Kesimpulan sisi permainan adalah?
-
SEPUTAR KALTIM4 hari agoSenjata Baru Tekan Inflasi, Pemprov Kaltim Resmi Luncurkan Aplikasi ‘Mandau Kaltim’
-
SEPUTAR KALTIM4 hari agoSelesaikan Tahap II, Disnakertrans Kaltim Targetkan Aplikasi Etam Kerja Makin Canggih: Nggak Cuma Cari Kerja!
-
EKONOMI DAN PARIWISATA3 hari agoKabar Gembira! Harga Tiket Pesawat Turun 13 Persen, Bandara APT Pranoto Samarinda Siap ‘Tempur’ di Musim Nataru
-
GAYA HIDUP2 hari agoBukan Sekadar Perayaan, Ini Sejarah ‘Garang’ di Balik Hari Ibu 22 Desember
-
GAYA HIDUP4 hari agoBosan ke Mal? Inilah 10 Cara “Waras” Mengisi Libur Sekolah Akhir Tahun Tanpa Harus Kuras Kantong
-
SEPUTAR KALTIM4 hari agoWanti-wanti Wagub Seno Aji: Jangan Ada Logistik yang Macet, Bisa Picu Kenaikan Harga!
-
EKONOMI DAN PARIWISATA4 hari agoPersiapan 2026, CIMB Niaga Syariah Hadirkan Tiga Produk Solutif Berbasis Syariah untuk Nasabah Korporasi
-
PARIWARA5 hari agoWajib Datang! Yamaha Rev Festival Siap Geber Senayan Park (SPARK) Untuk Tutup Akhir Tahun 2025

