SAMARINDA
Masih Banyak PR, Dunia Musik di Samarinda Perlu Perhatian Pemerintah
Meski geliat sektor musik tampak tumbuh belakangan ini, termasuk di Samarinda, namun di balik itu masih banyak PR. Dari perlindungan HAKI hingga dukungan komunitas, para pelaku juga perlu perhatian dan dukungan dari pemerintah.
Dua tahun terakhir, pasca Covid-19, geliat sektor musik di Indonesia kembali semarak. Berbagai festival musik banyak digelar dengan antusiasme tinggi. Setiap konser selalu ramai.
Dari sini, para pelaku musik mulai mendapatkan panggung lagi. Termasuk di Kota Samarinda. Para musisi lokal jadi punya kesempatan untuk memperluas jangkauan dan memperkuat eksistensi mereka.
Bagi pelaku musik, festival musik yang digelar memberikan peluang bagi pelaku musik untuk unjuk karya, sekaligus terhubung dengan penggemar, hingga memperoleh pengalaman panggung yang berharga.
Seorang pelaku musik asal Samarinda, Deni Junaeli dari Band lokal Nawasena menyebut tren festival musik juga bakal jadi platform untuk memperjuangkan isu-isu penting tertentu.
“Menyatukan orang dalam kebahagiaan musik, dan memperkuat ikatan sosial di antara mereka yang memiliki minat yang sama,” jelasnya Minggu, 28 April 2024.
Meski begitu, Deni melihat masih banyak PR yang perlu dibenahi dari dunia musik di Samarinda. Terutama eksistensi band lokal agar terus berdaya dan bisa bersaing dengan musisi populer.
Menurut Deni, pemerintah perlu lebih merangkul para pemusik lokal. Berbagai kerja sama dengan stakeholder terkait perlu semakin digencarkan. Mulai dari event organizer, media, hingga swasta.
Bisa dengan mengadakan acara pelatihan dan workshop untuk musisi lokal. Materinya tentang keterampilan musik, manajemen karir, dan pemasaran diri. Itu akan membantu memperkuat industri musik lokal setempat.
“Mendirikan penghargaan musik lokal untuk mengakui prestasi musisi lokal dan mendorong pertumbuhan industri musik di Samarinda.”
“Juga membangun dan mendukung komunitas musik lokal melalui pertemuan, diskusi, dan kolaborasi dapat memperkuat ekosistem musik di kota tersebut,” tambah Deni.
Deni berharap para pelaku musik lokal mendapatkan dukungan dari pemerintah. Baik itu dari segi infrastruktur, mulai dari gedung konser, studio rekaman, dan ruang latihan musik yang memadai.
Lalu membantu mengembangkan program pendidikan musik di Samarinda mulai dari tingkat dasar hingga menengah. Serta menyediakan fasilitas dan sumber daya yang diperlukan untuk melatih bakat-bakat lokal.
“Bantuan finansial juga perlu, lalu menciptakan lapangan kerja dan peluang bisnis bagi para pemusik.”
Yang paling penting Perlindungan Hak Kekayaan Intelektual. Dengan memastikan perlindungan yang memadai terhadap hak kekayaan intelektual musisi lokal, termasuk hak cipta dan hak atas penampilan. Hingga dukungan ke komunitas musik.
“Dengan dukungan dari pemerintah daerah, diharapkan industri musik di Samarinda dan Kalimantan Timur secara keseluruhan dapat tumbuh dan berkembang secara berkelanjutan,” pungkasnya. (ens/gdc)
-
SEPUTAR KALTIM4 hari agoHarga TBS Sawit Kaltim Turun November 2025, Dipicu Merosotnya Harga CPO dan Kernel
-
SEPUTAR KALTIM4 hari agoPelatihan dan Sertifikasi Tenaga Kerja Konstruksi Kaltim Tahap IV 2025, Siapkan SDM Ahli untuk Proyek Strategis
-
SEPUTAR KALTIM4 hari agoAnggaran Menurun, Dispora Kaltim Dorong Cabor Susun Strategi Realistis Menuju PON 2028
-
SEPUTAR KALTIM4 hari agoPramuka Kaltim Gelar Kemah Dewan Kerja 2025, Teguhkan Karakter dan Semangat Kepemimpinan Pemuda
-
SEPUTAR KALTIM4 hari agoKIM Mangun Karya PPU Raih Juara Utama Literasi di KIM Fest 2025, Harumkan Nama Kaltim
-
SEPUTAR KALTIM4 hari agoPemprov Kaltim Salurkan UKT Gratis untuk 32.853 Mahasiswa, Gubernur Rudy Mas’ud Tegaskan Pendidikan sebagai Investasi
-
SEPUTAR KALTIM3 hari agoPemprov Kaltim Siapkan Rangkaian HUT ke-54 KORPRI 2025, Libatkan ASN dan Masyarakat
-
SEPUTAR KALTIM4 hari agoPemprov Kaltim Finalisasi Rakor Percepatan Penurunan Stunting 2025

