SEPUTAR KALTIM
Petugas POPT Kaltim Dibekali Alat IoT Smart Farming
Petugas POPT Kaltim dibekali alat IoT Smart Farming untuk membantu dan membimbing petani dalam perlindungan tanaman pangan, hortikultura, dan perkebunan secara lebih optimal.
Dalam upaya memperkuat pembangunan sektor pertanian, Petugas Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT) Dinas Pangan Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalimantan Timur (DPTPH Kaltim) dibekali alat Internet of Things (IoT) Smart Farming.
Alat IOT Smart Farming ini berupa alat analisa kesuburan tanah dan pupuk yang diberikan kepada enam orang petugas POPT Kaltim.
Harapannya, dengan pembekalan alat IOT Smart Farming, diharapkan para petugas teknis dapat membantu dan membimbing petani dalam perlindungan tanaman pangan, hortikultura, dan perkebunan secara lebih optimal.
Kepala DPTPH Kaltim, Siti Farisyah Yana menjelaskan, bantuan alat IoT Smart Farming disalurkan oleh Bankaltimtara bersama dengan PT Inovasi Telematika Nusantara.
“Bantuan Alat Internet Of Things (IoT) Kepada POPT Dinas Pangan TPH Kaltim Tahun 2024 merupakan wujud perhatian dan kepedulian yang besar dari Bapak Pj Gubernur Kaltim terhadap urusan pertanian yang dimanifestasikan kedalam Program CSR Bankaltimtara yang bekerjasama dengan PT Inovasi Telematika Nusantara,” terang Yana saat Serah Terima Bantuan Alat IoT Smart Farming kepada DPTPH yang dilaksanakan di ruang Tepian I, Kantor Gubernur Kaltim pada akhir Mei lalu.
Bantuan alat deteksi kesuburan tanah berbasis IoT Smart Farming sebanyak enam unit dari program corporate social responsibility (CSR) Bankaltimtara.
“Petugas lapangan yang memakai alat IoT ini telah diberikan pemahaman yang mencukupi tentang teknik dan cara mengoperasionalkan Alat IoT secara baik dan benar oleh pakar teknisi dari penyedia alat IoT,” tandas Yana.
IOT Smart Farming sebagai alat deteksi kesuburan tanah bisa terhubung langsung ke aplikasi jaringan internet yang memiliki dua fungsi utama.
Fungsi tersebut meliputi menganalisa kesuburan tanah seperti unsur hara makro, berupa NPK dan pH, serta memberikan rekomendasi pemupukan dan pestisida secara tepat sasaran dan tepat dosis.
Dengan penerapan alat IoT ini diyakini akan membuat petani bisa meningkatkan hasil panen hingga 40 persen, menghemat biaya pupuk hingga 50 persen, dan menjaga kualitas kesuburan tanah (green ecosystem).
“Keberhasilan lainnya dalam pengimplementasian alat IoT ini oleh para POPT di lapangan adalah terwujudnya peta lahan Kaltim berbasis kesuburan dan kesesuaian lahan,” pungkas Yana. (rw)
-
EKONOMI DAN PARIWISATA4 hari agoHarga TBS Sawit Kaltim Turun, Dipicu Anjloknya Harga CPO dan Kernel
-
SEPUTAR KALTIM4 hari agoPemprov Kaltim Pastikan Dana Gratispol Cair Pekan Ini, Keterlambatan Disebabkan Proses APBD-P
-
SEPUTAR KALTIM4 hari agoBiro Kesra Kaltim Perkuat Pembangunan Desa Lewat Evaluasi Indeks Desa
-
SEPUTAR KALTIM5 hari agoPramuka Kaltim Gaet Generasi Muda Lewat Turnamen E-Sport
-
SEPUTAR KALTIM4 hari agoPramuka Kaltim Tutup Turnamen Esport Pertama: Semangat Digital, Sportivitas Tetap Menyala
-
EKONOMI DAN PARIWISATA3 hari agoInflasi Kaltim Oktober 2025 Capai 1,94 Persen, Jasa Perawatan Pribadi Jadi Pendorong Utama
-
BERITA3 hari agoKI Kaltim Dorong BUMN dan Lembaga Vertikal Tingkatkan Kualitas Layanan Informasi Publik
-
PARIWARA3 hari agoYamaha dan Bosch Gelar Pelatihan Safety Riding: Wujud Komitmen Ciptakan Budaya Berkendara Aman

