SAMARINDA
Normalisasi SKM Berlanjut, Segmen Jembatan Baru Mulai Dibongkar

Sementara proyek normalisasi SKM segmen Ruhui Rahayu masih dikebut, Pemkot Samarinda juga menyentuh kawasan Jembatan Baru Jalan KH Agus Salim. Sekitar 99 bangunan dibongkar, lalu lanjut penurapan, hingga normalisasi sungai.
Banjir di Ibu Kota Kaltim ini sudah menjadi hal biasa selama bertahun-tahun. Pemkot Samarinda sendiri terus berupaya untuk mengendalikan banjir. Kini hasilnya mulai terasa, titik banjir berkurang. Namun masih belum terlalu signifikan.
Selain memperbaiki saluran drainase di seluruh penjuru Kota Tepian. Pemkot Samarinda juga berupaya membenahi sungai. Khususnya Sungai Karang Mumus (SKM) yang keberadaannya cukup vital bagi warga.
Termasuk bisa mengendalikan banjir. Sejak tahun 2022, pemkot mulai menertibkan bantaran sungai. Kemudian melakukan normalisasi sungai dengan pengerukan dan penurapan SKM.
Setelah Segmen Gang Nibung selesai, pada 2023 lanjut di Segmen Tarmidi yang hingga saat ini masih berlangsung. Lanjut lagi pada segmen Ruhui Rahayu juga dimulai pada tahun ini.
Giliran Jembatan Baru
Selain itu, pemkot juga mulai mengeksekusi segmen lain. Yakni kawasan Jembatan Baru Jalan KH Agus Salim. Sekitar 99 bangunan di bantaran sungai dibongkar. Dengan ganti rugi yang sesuai.
Kepala Bidang Pertanahan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Samarinda Ananta Diro Nurba merincikan. Dari total 99 bnagunan itu, 17 rumah memiliki surat bangunan. Sementara 82 sisanya mendapatkan santunan.
“Total anggaran untuk ganti untung dan santunan, semuanya ekitar Rp4 miliar,” katanya singkat Selasa, 9 Juli 2024.
Menambahkan, Wali Kota Samarinda Andi Harun yang ikut meninjau pekerjaan, menjelaskan ini merupakan salah satu bagian dari program pengendalian banjir. Yang sudah direncanakan bertahap.
“Program normalisasi SKM ini ada banyak, di antaranya sedimentasi, pembebasan gangguan bangunan atau utilitas apapun yang berada di sekitar bantaran sungai.”
Mengingat SKM merupakan anak Sungai Mahakam yang memiliki panjang aliran 34,7 kilometer membelah wilayah Kota Samarinda. Sehingga normalisasinya, tidak bisa dikerjakan sekaligus. Melihat dari anggaran.
Namun, yang pasti, kata Andi, pengendalian banjir pasti berlanjut hingga tuntas. Dia turut bersyukur karena masyarakat terdampak cukup kooperatif dan ikut mendukung upaya pemkot dalam mengembalikan nilai sungai.
“Kami mohon doanya semoga program-program yang berkaitan dengan kebutuhan masalah masyarakat, masalah rakyat akan terus diperlancar,” pungkasnya. (ens/fth)

-
SEPUTAR KALTIM4 hari ago
BMKG: Cuaca Kaltim Fluktuatif, Waspadai Hujan Deras dan Karhutla
-
SEPUTAR KALTIM5 hari ago
Harumkan Indonesia, Jumarlin Qori dari Kukar Tembus Juara Dunia MTQ
-
SEPUTAR KALTIM2 hari ago
Pemprov Lampung Apresiasi Kaltim Jadi Contoh Pembangunan Hijau
-
SAMARINDA2 hari ago
Tingkatkan Daya Saing UKM, UPTD Koperasi Kaltim Gelar Pelatihan Membatik
-
PARIWARA2 hari ago
Asia Pacific Predator League 2026 Resmi Dibuka, Acer Indonesia Siapkan Tim Esports Wakil Tanah Air
-
SAMARINDA5 hari ago
Dies Natalis ke-63, Unmul Mantapkan Digitalisasi Menuju Smart Campus
-
SEPUTAR KALTIM4 hari ago
Gubernur Harum Lantik 71 Pejabat Baru, Tekankan Profesionalisme ASN
-
SEPUTAR KALTIM3 hari ago
RIRU Kaltim Fokus Hilirisasi dan Industri Hijau, Investor Tak Perlu Lagi Bingung