BALIKPAPAN
Wisuda TK dan SD Dinilai Tak Perlu, DPRD Balikpapan: Hanya Bebani Orang Tua


Tradisi wisuda untuk siswa TK dan SD dinilai hanya menjadi beban finansial bagi orang tua. Anggota Komisi IV DPRD Balikpapan, Iim, meminta agar kegiatan ini dihentikan, karena dianggap tidak memberikan manfaat nyata bagi pendidikan anak.
Iim menilai wisuda seharusnya hanya dilakukan di jenjang perguruan tinggi, bukan untuk anak-anak yang baru menyelesaikan pendidikan dasar. Ia mempertanyakan urgensi acara ini, apakah benar berdampak positif bagi anak-anak atau sekadar formalitas yang memberatkan orang tua.
“Wisuda itu untuk mereka yang menyelesaikan pendidikan tinggi. Buat apa anak TK atau SD diwisuda? Ini tidak perlu,” tegasnya, Selasa 18 Maret 2025.
Biaya Wisuda Bisa Capai Rp 1 Juta
Lebih lanjut, Iim mengungkapkan bahwa acara perpisahan yang dikemas dalam bentuk wisuda sering kali membutuhkan biaya yang tidak sedikit, bahkan bisa mencapai Rp 1 juta per anak. Biaya sebesar itu, menurutnya, menjadi beban bagi banyak orangtua, terutama mereka yang memiliki keterbatasan ekonomi.
“Jika biayanya sampai Rp 1 juta, ini jelas memberatkan. Yang penting anak lulus dan melanjutkan pendidikan, bukan perayaan besar-besaran,” tambahnya.
Iim juga mengapresiasi adanya surat edaran yang membatasi kegiatan perpisahan di sekolah. Ia menekankan bahwa aturan ini harus diterapkan dengan baik agar keluhan soal wisuda tidak terus berulang setiap tahun.
“Saya berharap tahun depan tidak ada lagi laporan soal ini. Kalau sudah ada aturan yang jelas, sekolah seharusnya mengikuti,” ujarnya.
Sekolah Diminta Bijak, Orangtua Harus Berani Bersikap
Iim mengingatkan pihak sekolah dan komite agar lebih bijak dalam merencanakan acara perpisahan. Keputusan sebaiknya mempertimbangkan kondisi ekonomi orangtua dan dilakukan melalui musyawarah yang melibatkan perwakilan kelas.
Ia juga mengimbau para orangtua yang keberatan dengan biaya wisuda agar tidak ragu menyampaikan pendapatnya kepada sekolah. Menurutnya, komunikasi yang baik antara orangtua dan sekolah akan mencegah anak-anak merasa tertekan atau dirugikan akibat ketidakmampuan mengikuti acara yang dinilai terlalu mahal.
“Sekolah harus mengedepankan musyawarah mufakat agar acara perpisahan lebih bermanfaat dan tidak menjadi beban,” pungkasnya. (lan/sty)

-
SEPUTAR KALTIM2 hari ago
Pemprov Kaltim Targetkan 367 SPPG, Perluas Program Makanan Bergizi Gratis
-
SOSOK2 hari ago
Firda Arrum, Putri Berau yang Membawa Baki Sang Saka di HUT ke-80 RI Kaltim
-
PARIWARA1 hari ago
Konsistensi Pembinaan Yamaha Racing Indonesia, Arai Agaska Ikut Yamaha BLU CRU Master Camp di Spanyol
-
SEPUTAR KALTIM4 hari ago
Diskominfo Kaltim Gelar Coaching JIGD, Perkuat Implementasi Satu Data Indonesia
-
SEPUTAR KALTIM2 hari ago
Marching Band Meriahkan HUT ke-80 RI di Samarinda, DDC Suguhkan Tribute to Ismail Marzuki
-
NUSANTARA2 hari ago
KI Pusat Resmi Kick-Off Monev Keterbukaan Informasi Publik 2025
-
SEPUTAR KALTIM4 hari ago
DWP Kaltim Gelar Seminar Busana Tradisional Kutai, Dorong Pelestarian Budaya Lokal
-
SEPUTAR KALTIM2 hari ago
HUT ke-80 RI di Kaltim, Sang Saka Berkibar Khidmat di Gelora Kadrie Oening