OLAHRAGA
Terungkap! Ini Penyebab Lilipally Tidak Manyala Belakangan

Sadar atau tidak, performa Stefano Lilipaly belakangan memang kurang baik. Kurang ngotot dan tak banyak terlibat dalam permainan. Ternyata, inilah alasannya.
Stefano Lilipaly memulai kariernya di Borneo FC Samarinda dengan gemilang. Pemain terpinggirkan di Bali United itu. Membuat 4 gol dan 2 asis dari 8 laga Piala Presiden. Untuk pemain yang bermain di belakang atau samping penyerang utama. Catatan itu jelas begitu wow.
Fano tampak akan melanjutkan performa apiknya di BRI Liga 1. Di 3 pertandingan awal, pemain naturalisasi itu main penuh dan terlibat dalam terjadinya 3 gol (2 gol dan 1 asis).
Namun di 7 laga berikutnya, Fano hanya menyumbang 2 asis. Bahkan menit bermainnya kian tergerus. Dari main penuh pada pekan keempat dan kelima. Fano selalu digantikan pada babak kedua di pekan keenam sampai kesembilan. Pekan lalu, Fano mencatat menit main terendahnya, yakni 24 menit. Itu pun dari bangku cadangan.
Di luar statistik, Fano memang terlihat kurang cemerlang dari sisi pemainan. Ciri khas permainan Fano yang memiliki visi, ngotot, dan cerdik mencari celah. Belakangan jarang terlihat lagi.
Bahkan, dia sudah mulai malas berlari. Hanya menanti bola menuju tempatnya, baru dia mulai beraksi.
Sekali dua kali, gerakan Fano memang masih berbahaya. Ya, kualitas seorang pemain tak mungkin hilang sepenuhnya kan?
Rupanya, ada alasan logis kenapa penampilan Fano tidak manyala akhir-akhir ini.
Kemerosotan ini dimulai dari laga Borneo FC Samarinda kontra Persik Kediri. Pada laga yang tercatat sebagai kemenangan tandang pertama Pesut Etam itu. Fano masih main penuh. Namun sepulangnya dari Kediri, dia harus berlatih terpisah dari rekan-rekannya.
Kaltim Faktual sempat menanyakan kondisi Fano saat itu. Namun pelatih bilang Fano hanya kelelahan. Sehingga mengalami gangguan pada kakinya. Namun begitu, tak ada indikasi cedera berat ataupun over use. Fano masih bisa bermain. Itu poinnya.
Benar saja. Fano memang masih bisa bermain. Namun idola baru pendukung Borneo FC itu malah kehilangan magisnya. Antara terhambat oleh rasa sakit di kakinya. Atau sengaja menahan diri agar tak terlibat dalam banyak permainan untuk menghemat energinya. Dua kemungkinan yang hanya Fano dan tim pelatih yang tahu.
Namun yang jelas, kemerosotan permainan Fano memang disebabkan oleh kondisi fisiknya. Hal ini terungkap dari pernyataan manajer Dandri Dauri di laman resmi klub. Ia menyebut momen libur tim saat ini begitu berguna buat sebagian pemain utama. Terkhusus Fano. Karena eks Ultrecht itu sedang mengalami cedera kaki. Sehingga membutuhkan waktu buat pemulihan stamina.
“Lilipaly memang mengalami cedera walau tak terlalu parah.”
“Jadi kami pikir dengan diliburkannya pemain saat ini, menjadi kesempatan bagi dirinya memulihkan cedera dan me-refresh kondisinya agar lebih fit,” ujar Dandri, kemarin.
Fano tentu harus kembali fit saat timnya bermain 1 Oktober nanti. Melawan Madura United di Stadion Segiri Samarinda. Kalau tidak, pelatih harus membuat keputusan sulit. Memainkannya, namun tidak mendapat 100 persen kemampuan. Memarkirnya, tapi kehilangan kualitas di sisi kiri penyerangan. Kalau kamu jadi Milo, apa yang kamu lakukan? (DRA)

-
SEPUTAR KALTIM4 hari ago
Bontang Raih Peringkat Pertama Keterbukaan Informasi Publik se-Kaltim 2025
-
SEPUTAR KALTIM2 hari ago
Lewat Penguatan Demokrasi, Darlis Dorong Masyarakat Samarinda Lebih Kritis dan Aktif
-
NUSANTARA5 hari ago
Heboh, Ratusan Pelajar Mataram Meet & Greet dengan Duo Monster Energy Yamaha MotoGP !
-
SEPUTAR KALTIM4 hari ago
Kaltim Catat Lompatan Besar dalam Keterbukaan Informasi Publik 2025
-
SEPUTAR KALTIM4 hari ago
Bulbak PKH 2025 Resmi Ditutup, Kaltim Perkuat Sektor Peternakan
-
NUSANTARA4 hari ago
Program MBG Bantu Anak Kuli Bangunan Dapat Pekerjaan: “Sekarang Bisa Bantu Keluarga”
-
SEPUTAR KALTIM2 hari ago
Sri Wahyuni Soroti Dominasi PPPK dan Tantangan ASN Daerah di Rakernas Korpri 2025
-
PARIWARA2 hari ago
CustoMAXi Yamaha Makassar 2025, XMAX Motorized Jadi Pusat Perhatian