SEPUTAR KALTIM
BPBD Kaltim Antisipasi Karhutla dengan Waspadai Titik Panas
Titik panas yang terpantau semakin ekstrem. BPBD Kaltim saat ini sedang mengantisipasi karhutla dengan kerja sama dengan pihak terkait lainnya.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kalimantan Timur, Agus Tianur mengatakan bahwa saat ini pihaknya sedang mengantisipasi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) dengan mewaspadai titik panas yang terpantau semakin ekstrem di provinsi tersebut.
“Kami membandingkan data kejadian di masa lalu dengan yang terjadi saat ini. Fenomena di Kaltim agak berbeda, ada anomali yang perlu diketahui oleh masyarakat,” ujarnya di Samarinda, Jumat 19 April 2024.
Dalam diskusi bersama kepala BMKG Kaltim dijelaskan bahwa perubahan iklim yang terjadi pada lima provinsi di Kalimantan memunculkan sinyal untuk berhati-hati dan mengambil langkah-langkah antisipatif.
“Perubahan iklim yang terjadi tidak boleh berdampak luas, kita harus melihat dari berbagai sisi, tidak hanya kekeringan atau gagal panen, tapi juga dampak lain yang memerlukan perhatian serius,” katanya.
Agus juga menyoroti data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang menunjukkan bahwa dari 10 provinsi yang biasa mengalami karhutla, hanya empat yang masih bertahan.
Sementara enam provinsi lainnya, termasuk Maluku, Gorontalo, dan Sumatera Utara, menjadi daerah baru yang terdampak.
“Kaltim masih menempati posisi yang sama dalam beberapa provinsi yang kasus karhutlanya ada. Kami telah berupaya melakukan antisipasi sebab menyadari bahwa dampak perubahan iklim di Kalimantan Timur menjadi perhatian khusus,” katanya.
Dia menambahkan bahwa titik panas yang terpantau bukanlah indikasi pasti terjadinya kebakaran hutan, namun tetap menjadi potensi yang harus diwaspadai.
Wilayah Kutai Kartanegara, Kutai Timur, dan Penajam Paser Utara menjadi fokus utama karena dominasi titik panas, meskipun tidak semua wilayah mengalami hal yang sama.
Menurut Agus, wilayah selatan dan barat masih mendapatkan hujan, yang membantu mengurangi potensi karhutla.
Ia menekankan pentingnya upaya bersama dalam menghadapi perubahan iklim, termasuk kerja sama dengan kepolisian dan pihak terkait lainnya.
“Antisipasi ini tidak hanya tugas BPBD dan BMKG, tetapi juga memerlukan sinergi dengan semua pihak,” ucapnya. (rw)
-
NUSANTARA2 hari agoPemprov Kaltim Salurkan Rp 7,5 Miliar untuk Bantu Korban Banjir di Tiga Provinsi Sumatera
-
NUSANTARA2 hari agoBukan Touring Biasa! Yamaha Ajak Pemimpin Redaksi Full Gaspol Bareng MAXi & Sport Eksplore Jalur Ikonik Jawa Tengah
-
BALIKPAPAN4 hari agoFazzio Hybrid Movement (FOMO) di Balikpapan Diramaikan dengan Gathering & Riding Bareng Konsumen Fazzio
-
PARIWARA3 hari agoModal 40 Juta-an, LEXI LX 155 Japan Look Sukses Juarai Kategori Elit di Event CustoMAXI 2025 Aceh
-
SEPUTAR KALTIM1 hari agoBMKG Prediksi Musim Hujan Panjang di Kaltim hingga Juni 2026, Masyarakat Diminta Tingkatkan Kewaspadaan
-
NUSANTARA8 jam agoCek NIK DTSEN 2025: Panduan Lengkap Pemeriksaan Desil dan Status Bansos Secara Online
-
NUSANTARA1 hari agoDonasi Korban Banjir Sumatra Tembus Rp10,3 Miliar, Aksi Ferry Irwandi Menuai Apresiasi
-
NUSANTARA7 jam agoPresiden Prabowo Percepat Pemulihan Listrik, BBM, dan LPG di Wilayah Terdampak Bencana

