SEPUTAR KALTIM
Darlis Dorong Pemprov Awasi Distribusi Gas Elpiji: Selama Tepat Sasaran, Tak Mungkin Langka
Dewan Kaltim, Muhammad Darlis, meminta Pemprov untuk mengawasi ketat distribusi dan penjualan gas elpiji. Menurutnya, selama penjualan tepat sasaran dan tidak ada penyelewengan, kelangkaan seharusnya tidak terjadi.
“Yang harus dibenahi adalah memastikan gas benar-benar sampai ke masyarakat yang berhak. Selama ini banyak penyalahgunaan,” kata Sekretaris Komisi IV DPRD Kaltim, Muhammad Darlis, Sabtu, 15 Februari 2025.
Sebelumnya, Presiden Prabowo mengeluarkan aturan baru terkait distribusi elpiji 3 kg bersubsidi. Dalam regulasi tersebut, pengecer kembali diizinkan untuk menjual gas melon dengan status sebagai sub-pangkalan resmi.
Namun, kebijakan ini justru diikuti dengan kelangkaan gas LPG 3 kg di berbagai daerah di Indonesia, termasuk Kaltim. Selain sulit didapat, harga gas melon juga melonjak jauh di atas Harga Eceran Tertinggi (HET), mencapai Rp50-70 ribu per tabung di beberapa wilayah.

Kelangkaan LPG di Kaltim
Di Kaltim, kelangkaan terjadi di berbagai kota dan kabupaten, seperti Balikpapan, Samarinda, hingga daerah pelosok. Pemprov Kaltim telah berkoordinasi dengan pemerintah kabupaten/kota untuk menindaklanjuti aturan pusat dan memastikan bahwa pengecer resmi terdaftar sebagai sub-pangkalan sesuai ketentuan.
Darlis menekankan bahwa pengawasan distribusi dan penjualan gas melon harus diperketat, mulai dari pangkalan, agen, hingga pengecer.
“Meskipun kewenangannya ada di pemerintah kabupaten/kota, Pemprov harus tetap berkoordinasi dengan semua pihak terkait, termasuk aparat keamanan,” ujarnya.
Menurut Darlis, kunci utama dalam distribusi LPG adalah pengawasan dan kepatuhan terhadap regulasi. Jika distribusi berjalan sesuai aturan dan kuota yang tersedia benar-benar diperuntukkan bagi masyarakat yang berhak, maka kelangkaan seharusnya tidak terjadi.
Indikasi Penyelewengan Harga di Pelosok
Darlis juga menyoroti harga elpiji 3 kg yang melonjak tajam di daerah pelosok. Padahal, gas melon sudah ditetapkan dengan harga satuan, dan biaya distribusinya telah disubsidi oleh pemerintah.
“Kalau di pelosok harga gas melon naik drastis, padahal sudah ada subsidi, maka kemungkinan besar ada penyelewengan dalam distribusinya,” jelasnya.
Ia pun mengingatkan agar kuota subsidi tidak disalahgunakan oleh kelompok yang tidak berhak. Jika gas melon justru digunakan oleh kalangan non-subsidi, maka masyarakat kecil akan kesulitan mendapatkan elpiji 3 kg dengan harga terjangkau.
“Jangan sampai kuota subsidi, yang pakai malah kalangan non subsidi. Jadi kelangkaan. Selama diawasi dengan ketat dan tidak ada pengalihan kuota, saya percaya maka tidak akan ada masalah seperti itu.”
“Jadi lebih pada pengawasan dan penegakan aturan. Kita harus pastikan kuota subsidi sampai pada masyarakat,” pungkasnya. (ens/sty)
-
EKONOMI DAN PARIWISATA3 hari agoCarnival Akhir Tahun Hadir di Mahakam Lampion Garden Samarinda, Tiket Masuk Mulai Rp5 Ribu
-
HIBURAN3 hari agoDaftar Film Indonesia di Bioskop Temani Liburan Nataru 2025-2026, Tayang Desember–Januari
-
SEPUTAR KALTIM1 hari agoDisorot Isu Deforestasi, Pemprov Kaltim Catat Upaya Reforestasi Capai 17 Ribu Hektare
-
SEPUTAR KALTIM20 jam agoJadwal Libur Natal 2025 dan Tahun Baru 2026: Cek Tanggal Merah dan Long Weekend Akhir Tahun
-
SEPUTAR KALTIM1 hari agoPemprov Kaltim Buka Data: Tutupan Hutan Masih 62 Persen, Deforestasi di Bawah Satu Persen
-
BERITA3 hari agoPemprov Kaltim Pastikan Stok Pangan Aman, Harga Bapokting Stabil Jelang Natal 2025 dan Tahun Baru 2026
-
BALIKPAPAN16 jam agoYamaha NgeGrebek, Motor Yamaha Gear Ultima 125 Hybrid Bisa Dibawa Pulang dengan DP Rp800 Ribuan
-
EKONOMI DAN PARIWISATA6 jam agoDorong Branding dan Promosi Wisata Tanjung Gading Balikpapan, Mahasiswa KKN ITK Bikin Website dan Pelatihan Produksi Merchandise

