Connect with us

SAMARINDA

Darurat Sampah di Samarinda, DPRD dan PMII Bahas Solusi Berkelanjutan

Diterbitkan

pada

Rapat Dengar Pendapat DPRD Samarinda dengan PMII Cabang Samarinda. (Mitha/Kaltim Faktual)

Samarinda menghasilkan 600 ton sampah setiap bulannya. Hal ini menjadi tantangan besar dalam pengelolaan lingkungan kota. DPRD bersama dengan PMII membahas solusinya pengelolaannya dalam RDP. Seperti apa?

DPRD Samarinda bersama Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Samarinda membahas solusi dalam rapat dengar pendapat (RDP) yang digelar di Ruang Rapat DPRD pada Selasa, 11 Februari 2025.

Ketua DPRD Samarinda, Helmi Abdullah, menyoroti perlunya inovasi dalam pengelolaan sampah agar tidak hanya menjadi beban, tetapi juga membuka peluang ekonomi kreatif.

Ia mencontohkan studi banding ke Kota Bogor, di mana warga bekerja sama dengan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) dalam memilah sampah. Sampah organik ditimbang dan ditukar dengan uang, sementara sampah anorganik diolah menjadi pupuk.

Baca juga:   Mitigasi Bencana di Samarinda, DPRD Dorong Pemetaan di Semua Kecamatan

“Ke depan, Pemkot akan mendorong ekonomi kreatif berbasis pengelolaan sampah agar bisa meningkatkan pendapatan warga,” ujar Helmi.

Namun, ia menekankan bahwa keberhasilan sistem ini bergantung pada kedisiplinan masyarakat, terutama dalam membuang sampah sesuai jadwal, yaitu sebelum pukul 06.00 pagi.

TPA Kian Penuh, Dorong Solusi Jangka Panjang

Ketua Komisi III DPRD Samarinda, Deni Hakim Anwar, mengungkapkan bahwa zona pembuangan sampah di tempat pembuangan akhir (TPA) hampir penuh. Jika tidak segera dikelola dengan baik, limbah akan terus menumpuk dan menimbulkan pencemaran lingkungan.

“Kita mendapat catatan bahwa zona yang ada sudah penuh. Kami mengimbau DLH untuk menyiapkan zona 2 dan 3, karena jumlah sampah akan terus meningkat setiap tahun. Penanganan sampah harus optimal,” tegas Deni.

Baca juga:   Kisruh Upah Pekerja Teras Samarinda Tak Dibayar, Kejaksaan Segera Panggil PUPR dan Kontraktor

Ia juga menyoroti pentingnya penerapan konsep 3R (reduce, reuse, recycle) serta edukasi bagi masyarakat agar lebih sadar dalam mengelola sampah. Menurutnya, kerja sama antara warga dan petugas kebersihan sangat krusial untuk menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan sehat.

“Sampah adalah tanggung jawab bersama. Petugas kebersihan sudah bekerja keras, tinggal bagaimana masyarakat bisa lebih disiplin,” pungkasnya. (tha/sty)

Ikuti Berita lainnya di Gambar berikut tidak memiliki atribut alt; nama berkasnya adalah Logo-Google-News-removebg-preview.png

Bagikan

advertising

POPULER

SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Hello. Add your message here.