Connect with us

BONTANG

Dinkes Kaltim Persilakan PDAM Bontang Sedot Air dari Lubang Bekas Tambang, tapi akan Ikut Kawal Kualitasnya

Diterbitkan

pada

dinkes kaltim
Kepala Dinkes Kaltim, Jaya Mualimin. (Yanti/Kaltim Faktual)

Seperti yang sudah berjalan di Kukar dan Kutim. Dinkes Kaltim menyatakan air dari kolam bekas tambang boleh saja dikonsumsi. Asal lulus uji kualitas secara berkala. Untuk menghindarkan masyarakat dari penyakit yang bersumber dari air.

Sejak 2 tahun lalu, Pemprov Kaltim telah menyatakan siap mendukung wacana Pemkot Bontang menggunakan air dari bekas kolam tambang milik PT IMM. Sebagai sumber baku PDAM mereka.

Alternatif ini dirasa mendesak karena Bontang mulai terancam krisis air bersih. Lantaran stok air tanah yang tidak memadai dengan jumlah manusia yang terus bertumbuh. Bersama dengan kebutuhan air bersihnya.

Selain memanfaatkan kolam bekas tambang ini. Pemkot Bontang juga memiliki alternatif lain. Seperti dari Bendungan Marangkayu dan Bendungan Suka Rahmat yang masih dalam tahap pembangunan. Namun, dari sekian opsi yang ada, pemanfaatan air eks galian tambang PT IMM yang paling diseriusi.

Baca juga:   Bangga, Udeng Bontang Sudah Go International

Melihat hal tersebut, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kaltim, Jaya Mualimin mengungkapkan dirinya mendukung penuh program Pemprov Kaltim bersama Pemkot Bontang itu. Asal pengelolaannya baik.

“Kalau mereka sudah memiliki teknologi untuk  memproses air bekas tambang kemudian menjadi air baku yang sesuai dengan kriteria air sehat. Ya tidak ada masalah,” ungkapnya, Selasa 29 Agustus 2023.

“Kalau sudah diproses sesuai standar saya juga dukung. Karena di beberapa negara pun air tambang bisa diproses untuk air MCK. Air untuk layak diminum atau dikonsumsi,” lanjutnya.

Lebih lanjut, Dinkes nantinya akan ikut mengawasi kualitas air jika memang sudah berjalan. Tujuannya semata-mata untuk memastikan air yang dikonsumsi masyarakat sehat dan tidak mengandung penyakit.

Baca juga:   Bangga, Udeng Bontang Sudah Go International

“Laporan dari staf saya yang di sanitasi lingkungan belum saya cek sudah sampai mana. Di labkes kita sendiri bisa mengetahui kadar E.coli, kadar besi, dan kandungan lainnya. Sehingga kalau bagus pengolahannya bisa dipakai untuk rumah tangga. Kalau engga sesuai ya kita setop,” jelasnya.

Jaya mengimbau masyarakat untuk tetap mengolah air sebelum mengonsumsinya. Baik dimasak ataupun dengan teknologi penyaringan yang mutakhir.

“Kalau langsung sebaiknya jangan. Karena bisa mengandung zat-zat membahayakan seperti bakteri E.coli, besi, atau timbal,” terangnya.

Sementara itu, apabila telah ditemukan gejala efek samping setelah mengonsumsi. Jaya meminta kepada masyarakat untuk melaporkan ke pihak terkait. Agar segera dilakukan pengujian ulang. Mencegah hal-hal yang tidak diinginkan.

Baca juga:   Bangga, Udeng Bontang Sudah Go International

“Terutama E.coli. Karena bisa menyebabkan diare. Atau mungkin ada mengandung zat-zat yang membahayakan kesehatan,” tegasnya.

Di luar itu, Jaya juga mengingatkan masyarakat untuk bijak dalam memanfaatkan sumber daya air yang ada, terutama di musim kemarau ini.

“Sekarang di musim kemarau ini kita harus bisa hemat air bersih dan menjaga kesehatan. Patut diwaspadai munculnya berbagai penyakit,” pungkasnya. (dmy/fth)

Ikuti Berita lainnya di Gambar berikut tidak memiliki atribut alt; nama berkasnya adalah Logo-Google-News-removebg-preview.png

Bagikan

advertising

POPULER

SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Hello. Add your message here.