SEPUTAR KALTIM
Dinkes Kaltim: Tren Kematian Ibu dan Anak Menurun
Dinkes Kaltim membeberkan capaian kerja yang berhasil direalisasikan pada tahun 2023 lalu. Mulai dari penanganan stunting hingga penurunan tren kematian ibu dan anak yang menjadi pencapaian utama dalam program kerjanya.
Pada Jumat 26 Januari 2024. Diskominfo Kaltim menggelar Jumpa Pers yang dihadiri oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) Kaltim dan Dinas Perkebunan (Disbun) Kaltim di ruang WIEK. Untuk membahas terkait pencapaian kinerja Dinkes Kaltim dan pengembangan komoditi perkebunan. Acara tersebut dihadiri oleh beberapa awak media baik cetak maupun online.
Kepala Dinas Kesehatan Kaltim, Jaya Mualimin mengungkapkan Tren kematian ibu pada mulai 2017 hingga 2022 mengalami fluktuasi.
“Di tahun 2017 terdapat 105 kasus. Namun, di 2018 mengalami penurunan sebanyak 74 kasus,” ungkapnya.
Namun, pada tahun 2019 hingga 2022 mengalami penurunan yang signifikan yakni 73 kasus kematian ibu.
“Per Oktober 2023 tercatat 46 kasus kematian ibu. Tapi dari angka ini ada sekitar 11 orang dari lima provinsi yang bukan warga Kaltim,” jelasnya.
Menurut Jaya, penyebab kematian ibu ini yakni pertama, pendarahan yang berkaitan dengan perubahan dalam darah selama proses kehamilan.
Kedua, faktor kesehatan kondisi fisik sang ibu. Seperti hipertensi, infeksi, gangguan darah, gangguan metabolik, masalah jantung, dan Covid-19.
“Kemudian penderita hipertensi sama juga, penduduk yang mengalami hipertensi bisa dilakukan pemeriksaan,” jelasnya.
Sementara itu, untuk tren kematian bayi (0-11) bulan di Kaltim mengalami penurunan drastis di tahun 2022 dibandingkan tahun sebelumnya. Tercatat, jumlah kematian bayi pada tahun 2017 sebanyak 605, tahun 2018 sebanyak 668, tahun 2019 sebanyak 688.
Sedangkan pada tahun 2020 mengalami penurunan yakni 662 dan kembali mengami kenaikan yang drastis pada tahun 2021 sebanyak 702.
“Untuk kematian bayi kita liat trennya menurun. Di tahun 2022 jumlah kematian bayi sebanyak 636,” jelasnya.
Untuk meminimalkan kasus kematian ibu dan anak ini. Dinkes Kaltim telah memusatkan perencanaan restra sejak tahun 2023 hingga tahun ini melalui beberapa upaya. Guna meningkatkan status kesehatan ibu dan anak. Serta meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan sesuai standar.
Upaya yang dilakukan Dinkes Kaltim tersebut yakni dibagi menjadi empat indikator berdasarkan tujuan dan sasarannya.
Indikator pertama yaitu, melalui usia harapan hidup yang berhasil terealisasi sebesar 74,72 tahun dari target di 2023 sebesar 74,75 tahun. Kemudian, indikator jumlah kematian ibu yang meningkat sebanyak 72 kasus dari 70 kasus.
“Tambahnya 2 kasus kematian ini berasal dari ibu melahirkan yang ada di IKN,” jelas Jaya.
Dalam upaya untuk meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan sesuai standar didapatkan presentasi fasilitas pelayanan kesehatan yang terakreditasi sebanyak 96,34 persen dari target 80 persen.
“Kita berhasil meningkatkan faskes berakreditasi baik jauh lebih dari pada target kita jadi 96,34 persen,” pungkasnya. (dmy/fth)
-
OLAHRAGA5 hari yang lalu
Gelandang Muda Borneo FC Rivaldo Pakpahan Mulai Nyaman Main Reguler
-
SAMARINDA5 hari yang lalu
Parkiran Teras Samarinda Cukup Jauh, Wali Kota: Harus Terbiasa Jalan Kaki biar Sehat
-
POLITIK5 hari yang lalu
Masa Perpanjangan Pendaftaran Berakhir, Andi Harun-Saefuddin Zuhri Resmi Lawan Kotak Kosong di Pilkada Samarinda
-
OLAHRAGA2 hari yang lalu
Diego Michiels Sebut Stefano Lilipaly Dapat Minat dari Liverpool, tapi Batal karena Masih Ada Kontrak di Borneo FC
-
SEPUTAR KALTIM5 hari yang lalu
Daftar Lengkap Cabang Lomba MTQN 2024 di Kaltim, Beserta Lokasi dan Google Maps-nya
-
SEPUTAR KALTIM3 hari yang lalu
Sekda Kaltim Pastikan MTQ Nasional ke-30 akan Spektakuler
-
GAYA HIDUP5 hari yang lalu
Generasi Muda Jadikan Konten TikTok sebagai Standar Kehidupan, Psikolog: Kurangi atau Periksa Diri
-
OLAHRAGA4 hari yang lalu
8 Fakta Menarik Usai Indonesia Tahan Imbang Arab Saudi di Kualifikasi Piala Dunia 2026