SEPUTAR KALTIM
Hasil Riset Brida Kaltim Jarang Dipakai Pemprov karena Dokumennya Super Tebal, Sekarang Bentuknya Diubah
Hasil riset yang dilakukan oleh Brida Provinsi Kaltim, selama ini banyak yang berakhir hanya sebagai laporan. Pemanfaatannya di lingkup pemerintahan masih minim. Brida mulai ubah bentuk riset yang tadinya berupa buku tebal menjadi naskah policy brief yang lebih sederhana.
Badan Riset dan Inovasi Daerah (Brida) Provinsi Kaltim, di bidang riset, terus berupaya meningkatkan penelitian, baik secara kuantitas maupun kualitas. Saat ini, dari Brida, terhitung ada puluhan riset yang sudah dilakukan, yang kebanyakan riset ilmiah dan pemerintahan.
Diketahui, Brida Provinsi Kaltim saat ini juga tengah kekurangan SDM periset lokal. Untuk mengatasinya Brida kerap menggandeng para dosen di Kaltim, juga periset dari luar daerah dan luar negeri. Agar kualitas tetap terjaga.
Riset dari Brida Kaltim tersebut bermanfaat sebagai dasar bagi kepala daerah atau pihak pengambil kebijakan lain. Untuk pertimbangan sebelum mengambil suatu kebijakan ataupun keputusan bagi masyarakat dan daerah.
Hasil Riset Jarang Dipakai
Sayangnya, hasil riset dari pihak Brida Provinsi Kaltim, kebanyakan hanya berakhir sebagai hasil laporan. Sementara pemanfaatan hasil riset itu untuk suatu kebijakan masih sangat minim. Ini menjadi hambatan tersendiri.
Kepala Badan Riset dan inovasi Daerah (Brida) Provinsi Kalimantan Timur Fitriansyah bilang, penyebab kurangnya pemanfaatan hasil riset, lantaran tebalnya hasil riset dan juga dengan bahasa akademis yang panjang.
“Mulai di tahun kemarin, hasil riset itu akan dihilirisasi dengan kawan-kawan dari jabatan fungsional analis kebijakan yang nantinya akan berikan kepada para pengambil keputusan,” jelas Fitriansyah dalam jumpa pers di Kantor Diskominfo Kaltim, Jumat 20 Desember 2024.
Fitriansyah menjelaskan, hasil riset yang pada biasanya berbentuk buku tebal, akan diubah oleh jabatan fungsional analis kebijakan agar menjadi naskah kebijakan. Sehingga mudah untuk diaplikasikan oleh kepala daerah.
“Bentuknya hanya policy brief atau paper nanti kami akan serahkan pada pengambil keputusan, gubernur atau legislatif, ataupun sebagai referensi bagi periset lainnya,” tambahnya.
Dengan begitu, hasil riset akan berubah bentuk menjadi referensi bagi pengambilan kebijakan. Sehingga kebijakan yang diambil memang telah berbasis bukti dan ilmiah dan menjadi dasar perencanaan pembangunan daerah.
Lanjut Fitriansyah, selama ini Brida banyak berfokus pada riset berbasis pengetahuan ilmiah dan kebijakan pemerintah. Termasuk ekonomi pembangunan, lingkungan, dan juga isu energi serta isu strategis daerah di Kaltim. Sementara untuk bidang sosial masih kurang.
“Di bidang sosial pemerintahan, termasuk gender, berkaitan dengan perangkat daerah misal kepariwisataan dan lain-lain, ini kami coba garap ke depan,” pungkasnya. (ens/fth)
-
BERITA3 hari yang lalu
Reses Titik Terakhir Muhammad Darlis, Tampung Keresahan Masyarakat Soal Kesehatan dan Pendidikan di Samarinda
-
SAMARINDA3 hari yang lalu
Pelajar SMP dan SMA di Samarinda Dilarang Pakai Kendaraan Pribadi ke Sekolah Meski Punya SIM, Dishub Janjikan Ada Angkutan Massal
-
SAMARINDA3 hari yang lalu
Banjir dan Longsor Masih Rawan di Samarinda, BPBD Bikin Pemetaan Titik Potensi Bencana
-
BERITA2 hari yang lalu
DPR RI Edi Oloan Tanggapi Status PPPK Paruh Waktu untuk Ratusan Honorer Samarinda
-
SEPUTAR KALTIM5 hari yang lalu
Muhammad Darlis Reses di Sungai Siring Samarinda, Beri Solusi Kebutuhan Masyarakat
-
SAMARINDA2 hari yang lalu
Muhammad Darlis Reses di 12 Titik, Sebut 2 Masalah Utama yang Dirasakan Warga Samarinda
-
SAMARINDA2 hari yang lalu
Pemangkasan Bukit Belum Optimal, Longsor di Perumahan Keledang Mas Samarinda Masih Berlanjut
-
SEPUTAR KALTIM4 hari yang lalu
Wakil Rakyat Muhammad Darlis dan Edi Oloan Reses di Pelita, Tampung dan Perjuangkan Aspirasi Masyarakat Samarinda