SAMARINDA
DPRD Soroti Lemahnya Penegakan Perda Soal Anjal dan Gepeng di Samarinda
DPRD Kota Samarinda menilai implementasi Peraturan Daerah (Perda) terkait anak jalanan, gelandangan, dan pengemis belum dijalankan secara maksimal. Aturan yang seharusnya menjadi dasar penanganan, dinilai masih sebatas formalitas tanpa dampak nyata.
Keberadaan anak jalanan (anjal) dan gelandangan dan pengemis (gepeng) yang terus terlihat di berbagai titik kota menjadi indikator lemahnya upaya penertiban dan solusi jangka panjang dari pemerintah daerah.
Perda Tak Berfungsi Tanpa Tindakan
Ketua Komisi IV DPRD Samarinda, Novan Syahronny Pasie, menyebut keberadaan Perda ini akan sia-sia jika tidak disertai eksekusi di lapangan. Menurutnya, penanganan yang ada selama ini tidak cukup kuat untuk mengurangi jumlah anjal dan gepeng.
“Perda ini seharusnya diterapkan dengan tegas. Kalau hanya menjadi dokumen tanpa eksekusi yang nyata, maka fungsinya hilang,” kata Novan, 8 April 2025.
Ia menambahkan, maraknya anjal dan gepeng mencerminkan kurang optimalnya peran aparat penegak perda, seperti Satpol PP dan Dinas Sosial.
Kritik Penindakan yang Hanya Bersifat Sementara
Menurut Novan, pola penanganan yang selama ini hanya mengandalkan razia dan pendataan belum menyentuh akar persoalan. Ia mempertanyakan efektivitas kegiatan tersebut apabila individu yang sama terus kembali ke jalan.
“Kita perlu lihat, apakah yang terjaring razia itu orang yang sama atau ada peningkatan jumlah baru? Kalau hanya didata lalu dilepaskan kembali, masalah ini tidak akan pernah selesai,” ujarnya.
Perlu Pendekatan Sosial yang Berkelanjutan
DPRD menekankan pentingnya penegakan aturan yang dibarengi solusi sosial jangka panjang. Sekadar pembinaan tanpa upaya pencegahan yang sistematis dinilai hanya akan memperpanjang siklus yang sama setiap tahun.
Ia meminta pemerintah daerah lebih serius menangani persoalan ini, bukan sekadar menjadikannya rutinitas tahunan tanpa perubahan signifikan bagi kenyamanan dan kesejahteraan warga kota.
“Harus ada langkah konkret supaya mereka tidak kembali ke jalan. Penegakan hukum harus sejalan dengan solusi sosial yang lebih berkelanjutan,” ucap Novan. (tha/am)
-
SEPUTAR KALTIM4 hari agoKepala Kejaksaan Tinggi Kaltim Wanti-wanti OPD: Jangan Ada Titipan Proyek, Kalau Ada Lapor Saya!
-
SEPUTAR KALTIM3 hari agoDaftar Lengkap UMK Kaltim 2026: Berau Paling Tajir Tembus Rp4,39 Juta, Paser di Posisi Buncit
-
GAYA HIDUP4 hari agoAlarm Ramadan Sudah Bunyi! Manfaatkan Rajab dan Syakban Buat “Pemanasan” Biar Nggak Kaget
-
HIBURAN3 hari agoIni Inspirasi Caption Postingan Tahun Baru 2026, Tinggalkan Tulisan Klise “New Year, New Me”
-
GAYA HIDUP4 hari agoStop Doomscrolling! ini Ide Me-Time Berkualitas Agar Masa Liburmu Tetap Waras
-
SEPUTAR KALTIM5 hari agoJaga Harga Sembako Stabil Jelang Nataru, Pemprov Kaltim Perkuat Koordinasi TPID hingga Kabupaten/Kota
-
SEPUTAR KALTIM3 hari agoTok! UMP Kaltim 2026 Ditetapkan Rp3,76 Juta, Sektor Migas dan Tambang Paling ‘Cuan’
-
GAYA HIDUP4 hari agoBosan Cuma Bilang “Merry Christmas”? Ini 10 Ide Ucapan Natal Alternatif Nggak Template Via Chat


