EKONOMI DAN PARIWISATA
Duduk Perkara Pembongkaran Kepuhunan dan Klinik Kopi Samarinda
Kepuhunan Kopi dan Klinik Kopi terpaksa diratakan karena berdiri di atas tanah sengketa. Yang perkaranya sudah bergulir sejak 2017 lalu. Berikut duduk perkaranya.
Menjelang siang pada Selasa, 20 Desember 2022. Keriuhan terjadi di Bilangan Siradj Salman Samarinda. Tak lama berselang, satu unit excavator mulai menggaruki satu per satu bangunan; berupa 2 unit kedai kopi dan 1 unit rumah hunian.
Pembongkaran dua kafe itu menarik perhatian masyarakat Samarinda. Banyak asumsi liar mengiringi eksekusi pembongkaran tersebut. Lantas, seperti apa sih kesahnya?
Sesuai Keputusan Pengadilan
Panitera Pengadilan Negeri (PN) Samarinda Hadi Riyanto mengatakan, eksekusi dilakukan sesuai dengan Penetapan Ketua Pengadilan Negeri Samarinda Nomor: 3/Pdt.Eks/2022/PN Smr Jo Nomor 40/Pdt.G/2017/PN Smr tanggal 8 Desember 2022.
“Sengketa ini termasuk sengketa perdata, kepemilikan berdasarkan 2 sertifikat hak milik dan 1 Surat Penguasaan Tanah (SPT),” kata Hadi saat ditemui awak media, Selasa, 20 Desember 2022.
Pemilik Kafe Tak Bersalah
Dua bangunan kafe yang dibongkar itu sebenarnya tidak terlibat secara langsung dalam perkara ini. Namun Kepuhunan Kopi dan Klinik Kopi berdiri di atas tanah yang bersengketa. Dengan sistem sewa dari pihak yang bersengketa.
Setelah pengadilan memutuskan kepemilikan sah dari tanah tersebut. Dan pemilik sah bukanlah orang yang menyewakan lahan pada pemilik kedai kopi. Maka pembongkaran bangunan tidak bisa dihindari.
“Ketika si penyewa menempati tanah yang akan dieksekusi, ya otomatis mereka harus legowo,” jelas Hadi.
Sudah Bermasalah 5 Tahun
Sengketa lahan ini sebenarnya bukan perkara baru. Berdasar keterangan Hadi, perkara tersebut sudah bergulir sejak 2017 lalu. Dengan penggugat atas nama H. Fazri, dan tergugat yakni Olan Zulkifli cs.
“Dari tingkat pengadilan negeri, hingga ke Mahkamah Agung, sampai upaya hukum luar biasa, yakni peninjauan kembali telah dilakukan.”
“Dalam putusan tersebut juga tertulis, tanah ini harus seperti semula, dalam artian tanah kosong. Otomatis bangunan yang ada diatasnya harus diratakan,” sambungnya.
Sudah Diberitahu 2 Minggu Lalu
Terpisah, Sumiati sebagai Kuasa Hukum H. Fazrin, yang tampak hadir saat eksekusi berlangsung menerangkan, jika kliennya memenangkan gugatan tersebut, dan berhak atas eksekusi bangunan yang berada di atas lahan tersebut.
“Sejak 2 minggu lalu, pihak PN Samarinda telah mengirimkan surat pemberitahuan akan diadakan eksekusi lahan. Tetapi, sampai hari ini mereka masih bertahan,” tegasnya.
“Jadi tadi kami memberikan mereka kesempatan terlebih dahulu, untuk bisa mengeluarkan barang-barang yang masih ada didalam bangunan tersebut,” pungkasnya. (sgt/dra)
-
OLAHRAGA4 hari yang lalu
PSS 1-1 Borneo FC, Kesempurnaan Pesut Etam Terhenti di Manahan
-
OLAHRAGA3 hari yang lalu
Serba Bisa! Peralta Main di 4 Posisi; dari Bek hingga Penyerang saat Borneo FC Melawan PSS
-
OLAHRAGA3 hari yang lalu
Ditahan Imbang PSS, Pelatih Borneo FC: Kartu Merah dan Gol Bunuh Diri Mengubah Banyak Hal
-
OLAHRAGA5 hari yang lalu
Meski Belum Pernah Cetak Gol, Borneo FC Tetap Waspadai Lini Depan PSS
-
OLAHRAGA2 hari yang lalu
Pelatih PON Sulteng Zulkifli Syukur Mengamuk di Ruang Ganti, Sebut Wasit Eko Agus akan Dicabut Lisensinya
-
NUSANTARA1 hari yang lalu
Ketum PSSI Erick Thohir Sebut Insiden PON Aceh Vs Sulteng Memalukan, Wasit dan Pemukul Wasit Terancam Sanksi Seumur Hidup
-
GAYA HIDUP5 hari yang lalu
iPhone 16 Resmi Diluncurkan, Tak Ada Fitur yang Wow Tapi Harga Tetap Mahal
-
NUSANTARA3 hari yang lalu
Pesan di Balik Lukisan Jokowi dan Prabowo di Pameran Kaligrafi Internasional MTQN ke-30 Tahun 2024 di Kaltim