OLAHRAGA
Eksklusif: Kisah di Balik Debut Manis Adam Alis

Ada peran Andre Gaspar dan Hendro Siswanto dalam debut manis Adam Alis. Karena bermain di posisi baru 3 hari setelah bergabung dengan klub baru. Bukanlah perkara mudah.
Datang sebagai rekrutan keempat pada bursa transfer tengah musim. Adam Alis dituntut beradaptasi lebih cepat. Karena jadwal padat menanti di depan mata.
Tak hanya harus memahami karakter permainan rekan-rekan barunya. Dia juga harus cepat memahami taktik yang diinginkan pelatih Borneo FC Samarinda Andre Gaspar.
Laga kontra Persik, Senin malam langsung menjadi ujian pertama buatnya. Andre menaruh nama Adam Alis dalam daftar pemain cadangan. Ia tampak akan dijajal pada babak kedua. Entah untuk menggantikan siapa. Karena Adam memiliki versitilitas, bisa bermain di banyak posisi.
Namun pemuda Betawi harus debut lebih cepat. Karena permainan Pesut Etam mandek sedari awal babak pertama.
Dia masuk menggantikan Wahyudi Hamisi pada menit ke-32. Bukan sebagai penyerang sayap. Namun gelandang tengah!
Posisi itu memang lowong sepeninggal Kei Hirose yang harus menjalani suspensi kartu merah.
Ini jelas pertaruhan besar buat Adam. Dia melakoni debut di tim barunya, tepat pada hari ke-4 tiba di Samarinda. Artinya dia hanya memiliki waktu 3 hari untuk mengenal rekan barunya.
Selain itu, dia harus bermain pada posisi baru pula. Dia memang mengawali karier sebagai gelandang serang. Tapi itu sudah lama sekali. Teranyar dia sudah kadung fasih bermain sebagai penyerang sayap kiri.
Dari yang biasa berlari, melakukan penetrasi, membuat crossing, atau menusuk ke kotak penalti dari samping. Mendadak menjadi pemain tengah yang harus lebih cepat mengalirkan bola. Mengatur serangan tanpa pikir panjang. Dan tidak banyak ruang untuk men-dribble bola. Sungguh malam yang gila buatnya.
Beruntung, permainan Borneo FC membaik semasuknya Adam Alis. Hendro Siswanto dan Bustos yang sempat tidak seirama. Kembali berduet seperti biasa. Hal ini membuat lini tengah Pesut Etam memegang kendali permainan dan membuat lebih banyak peluang.
Meski awalnya terlihat canggung, lama-lama, Adam Alis makin nyaman dengan peran barunya. Mengoper, berlari, membuka ruang, mengalirkan bola. Bahkan sesekali harus berduel fisik memerebutkan bola pada ruang sempit. Pemain 29 tahun itu melakoninya dengan klinis.
Puncak penampilan Adam adalah pada menit ke-48. Dia membuat gol sepakan keras kaki kiri, dari luar kotak penalti.
Gol itu membuat rekan-rekannya emosional. Maklum, pada 4 laga terakhir, mereka hanya bisa membuat 1 gol. Jadi gol Adam seperti menu buka puasa yang manis dan menyegarkan.
Semakin sempurna, karena Bustos yang pada gol pertama menyumbang asis. Berlanjut membuat gol kedua yang membunuh laga tersebut. Kemenangan perdana di 2023 untuk Pasukan Samarinda.
Cerita Adam Alis
“Alhamdulillah hari ini Borneo bisa menang dan meraih tiga poin. Itu yang paling penting.”
“Dan saya sangat senang, karena bisa bermain dengan pemain-pemain hebat di dalam tim pada debut saya.”
“Dan Alhamdulillah saya bisa mencetak gol. Mudah-mudahan ini awal yang baik bagi saya ke depannya agar lebih baik lagi dan lebih maksimal lagi untuk Borneo.”
“Sebelum saya datang ke sini, saya sudah mengetahui siapa pemain-pemain Borneo dan mereka sangat luar biasa. Dan saya sangat senang sekali bisa bermain dengan mereka dengan tim.”
“Dan saya sudah mengenal beberapa pemain yang pernah satu tim dengan saya. Yang pasti saya sangat senang bermain dengan tim ini. Mudah-mudahan saya terus bisa beradaptasi dengan tim ini dengan lebih baik lagi,” kata Adam usai laga.
Ada Peran Gaspar dan Hendro
Apa yang Adam Alis jalani di pertandingan, dan apa yang dilihat oleh penonton. Tentu tidak terjadi secara serta merta. Sambil berjalan menuju lorong usai konferensi pers. Adam menceritakan prosesnya itu secara eksklusif pada Kaltim Faktual.
Pertama, soal peran barunya. Ia bilang, pada hari pertama latihan bersama tim. Andre Gaspar menanyai soal posisi bermain.
“Saya jawab, saya bisa bermain di mana saja. Terserah pelatih mau gimana maunya,” katanya.
Namun saat tahu dia diproyeksikan sebagai gelandang tengah, Adam lantas kembali mengasah keterampilannya di posisi tersebut. Karena cara bermain dan perannya jauh berbeda dari penyerang sayap.
“Saya terus mencoba membalikkan sentuhan lagi karena sudah lama saya tidak main di posisi gelandang. Alhamdulillah lumayan.”
Selain itu, Hendro Siswanto punya peran besar dalam debut manisnya tersebut. Pertama, keduanya sempat bermain satu tim kala membela Arema FC. Sehingga sedikit banyak sudah saling memahami karakter satu sama lain.
Kedua, Hendro meminta Adam Alis bermain lepas untuk membantu Joni Bustos di dekat para penyerang.
“Mas Hendro membantu sekali. Dia tidak ngasih intruksi khusus. Hanya disuruh main lepas dan bantu serangan. Sementara dia bekerja keras membantu pertahanan.”
“Karena dia fokus bertahan, jadi saya lebih nyaman membantu serangan,” lanjutnya.
Ke depan, Adam akan lebih mengasah kemampuannya sebagai gelandang tengah. Walau pada dasarnya, dia siap saja bermain di posisi gelandang ataupun sayap. Mengingat persaingan di semua area itu sangat ketat. (dra)

-
EKONOMI DAN PARIWISATA5 hari ago
BI Kaltim Perkuat Sinergi dengan Media, Bahas Kebijakan Moneter dan Ekonomi Daerah
-
SAMARINDA5 hari ago
Pemprov Kaltim Siapkan Penghargaan untuk Tokoh Berjasa dalam Pembangunan Daerah
-
SEPUTAR KALTIM4 hari ago
APBD Kaltim 2025 Bertambah Jadi Rp21,74 Triliun, Pemprov dan DPRD Sepakat
-
BERITA4 hari ago
Yamaha Luncurkan XMAX Connected Tercanggih di IMOS 2025
-
KUKAR5 hari ago
Diskominfo Kaltim Ajak Siswa SMA 2 Tenggarong Jadi Agen Anti-Hoaks dan Konten Negatif
-
SEPUTAR KALTIM5 hari ago
Seno Aji di Metro TV: Kaltim Harus Jadi Lumbung Pangan Berkelanjutan
-
SAMARINDA5 hari ago
Program Maestro Gambus Ditutup, Diharapkan Lahir Regenerasi Pelestari Budaya
-
SEPUTAR KALTIM3 hari ago
Harumkan Indonesia, Jumarlin Qori dari Kukar Tembus Juara Dunia MTQ