EKONOMI DAN PARIWISATA
Fenomena Pedagang Nakal saat Ramadan, Sadonyo Sembako: Kami Pengennya Harga Stabil

Bagi beberapa pedagang, Ramadan dan Idulfitri adalah momentum untuk menaikkan harga secara brutal. Karena pasti laku berapapun harganya. Namun prinsip itu tidak berlaku untuk distributor kebutuhan pokok asal Samarinda, Sadonyo Sembako.
Bulan Ramadan 2023 di depan mata. Harga beberapa komoditas sudah pasti akan naik. Tingginya permintaan, terutama untuk bahan pangan. Menyebabkan stok di pasaran cepat menipis.
Terlebih Kaltim masih bergantung pada kiriman dari luar daerah. Sehingga kenaikan harga tidak terelakkan.
Di balik kondisi normal itu, akan ada pula oknum pedagang yang curi momentum. Modusnya berbagai macam. Bisa menyimpan barang saat stok masih aman di pasaran. Lalu mengeluarkan begitu langka, dan menjual dengan harga lebih mahal.
Pemilik Sadonyo Sembako, Khairil Marzuki Tanjung tidak kaget dengan praktik-praktik macam itu. Namun dia memastikan tak mau ikut-ikutan.
“Kami enggak mau begitu. Menyesuaikan saja harga dari supplier.”
“Kami malah berharap jangan sampai ada kelangkaan barang, harganya naik tajam. Kami pengennya harga stabil dan barang ada di pasaran,” ujar Khairil, baru-baru ini.
Pria asal Sumatera Utara itu bilang, tidak memainkan harga bukan berarti tak akan ada kenaikan harga di tokonya. Terlebih beberapa komoditas seperti beras (sudah naik), minyak premium, serta tepung terigu diprediksi akan naik saat Ramadan.
“Pada prinsipnya kami ngikut supplier. Kalau mereka naikin harga, ya kami naik juga. Tapi kalau turun, ya ikut turun,” lanjutnya.
Operasi Pasar Murah
Sekira 2 bulan jelang Ramadan, harga beras di Kaltim sudah colong start naik duluan. Untuk mencegah inflasi, Pemkot Samarinda beberapa waktu lalu menggandeng Bulog. Untuk menggelar operasi pasar murah di level kelurahan.
Menanggapi hal tersebut, Khairil mengaku tak masalah. Dan mendukung upaya pemerintah untuk menyetabilkan harga beras.
Meski pemkot menjual beras jauh di bawah harga pasaran. Termasuk harga jual di Sadonyo, Khairil mengaku tak ada dampak signifikan pada penjualan di tempatnya.
“Sejauh ini operasi pasar murah tidak terlalu memengaruhi distributor sembako di Samarinda.”
“Walaupun ada operasi pasar, penjualan cenderung stabil saja seperti biasa,” pungkasnya. (dra)


-
SEPUTAR KALTIM2 hari yang lalu
Beasiswa Gratispol untuk Mahasiswa Kaltim di Luar Daerah, Ini Syarat dan Proses Seleksinya
-
EKONOMI DAN PARIWISATA3 hari yang lalu
Investor Keluhkan Konversi Saham FREN ke EXCL Usai Merger, Banyak yang Terima Odd Lot
-
EKONOMI DAN PARIWISATA4 hari yang lalu
Resmi Merger, BEI Hapus Saham Smartfren (FREN) dari Pencatatan
-
NUSANTARA4 hari yang lalu
714 Dosen Mundur Usai Lolos CPNS 2024, Kemendiktisaintek Ungkap Penyebabnya
-
NUSANTARA4 hari yang lalu
Regulasi Frekuensi 1.4 GHz Hampir Rampung, Internet Murah Segera Terealisasi
-
OLAHRAGA1 hari yang lalu
Rudy Mas’ud Targetkan Kaltim Juara PON 2028, Siap Ambil Alih Tuan Rumah dari NTB-NTT
-
NUSANTARA3 hari yang lalu
Program Makan Bergizi Gratis Diklaim Ciptakan Ribuan Lapangan Kerja Baru di Seluruh Indonesia
-
SAMARINDA4 hari yang lalu
Andi Harun Targetkan 2029 Air Bersih Samarinda Merata, Harapkan PDAM Tidak Hanya Bergantung APBD