SAMARINDA
Isran Noor Miris dengan Turunnya Akhlak Siswa ke Gurunya saat Ini

Gubernur Kaltim Isran Noor miris dengan moralitas pelajar saat ini. Karena tidak menghormari guru sebagaimana layaknya. Kasus siswa SMK di Samarinda yang mau parangi gurunya, hanya karena disuruh push up, hanyalah satu di antaranya.
Akhir Feburari lalu, seorang siswa SMK negeri di Samarinda mengamuk saat jam pelajaran. Mulanya, saat itu siswa jurusan penjualan sedang menjalani mata pelajaran olahraga.
Materinya bola tangan. Biar seru, sang guru mengadakan lomba tipis-tipis dengan membuat beberapa tim. Tim yang kalah, akan mendapat hukuman berupa push up. Hukuman itu telah disepakati seluruh siswa.
Tiba saat salah satu tim kalah. Guru olahraga pun bertanya pada mereka. “Tahu kan hukuman buat yang kalah?” Idealnya, mereka push up, dan selesai. Namun seorang siswa malah nyolot dengan bilang, “Tahu, Pak. Tidur kan?”
Mendengar lelucon itu, sang guru pun menegur siswa tersebut. Tidak terima, si siswa pulang ke rumahnya yang tak jauh dari sekolah. Mengambil parang. Ke sekolah lagi dan mencari gurunya itu.
Seorang staf sekolah dilaporkan terluka saat coba mencegah upaya pembacokan tersebut. Kasus yang viral ini kemudian berakhir damai. Guru yang bersangkutan, sekolah, Dinas Pendidikan, dan orang tua si siswa sepakat untuk tidak melanjutkan kasus ke meja hijau. Namun untuk kebaikan bersama, siswa tersebut harus pindah sekolah.
Isran Noor Merasa Miris
Terpisah, Gubernur Kaltim Isran Noor merasa mentalitas pelajar saat ini memang sudah berbeda dari era sebelumnya. Yang paling kentara adalah perlakuan siswa pada gurunya.
Kondisi ini, menurut Isran, harus diseriusi. Pendidikan moral harus kuat sejak tingkatan sekolah terbawah.
Di harapan ribuan guru se-Indonesia pada agenda Konferensi Kerja Nasional di Samarinda belum lama ini. Isran mengaku heran, apa yang kurang dengan sistem pendidikan saat ini.
“Beda sekarang, ketika guru melotot matanya atau sedikit berbicara nada tinggi, dianggap guru marah. Padahal, itu tidak marah tapi cuma menegur murid.”
“Lebih fatal ada guru yang dilaporkan ke aparat penegak hukum, hanya gara-gara mendisiplinkan muridnya,” kata Isran Noor.
Kondisi ini, menurutnya, berbeda betul dengan era 80 dan 90-an. Di mana guru adalah sosok yang begitu dihormati siswanya.
Bahkan, melihat mata guru saja, murid tidak berani. Dan setiap melihat gurunya melintas, mereka langsung mencium tangan guru sebagai bentuk penghormatan.
“Makanya, sangat berat perjuangan guru sekarang. Penghasilan tak seberapa, sekarang ketika tegas sedikit saja dianggap marah, dilaporkan,” ungkapnya.
Melihat situasi ini, eks bupati Kutim itu berharap peran orang tua. Agar bisa mengawasi dan menanamkan mental baik pada anaknya sedari rumah.
“Jadi jangan selalu berharap semata-mata guru yang mengajarkan moral dan akhlak, tapi kita didik anak-anak kita tentang akhlak dan moral agar kelak mereka menjadi sumber daya manusia yang berkualitas, unggul dan kompeten, tapi juga berakhlak,” harapnya. (dra)

-
EKONOMI DAN PARIWISATA4 hari ago
Daya Beli Petani Kaltim Menguat, NTP Capai 144,66 di Agustus 2025
-
SEPUTAR KALTIM4 hari ago
Gubernur Harum: Setiap Rupiah APBD Wajib Digunakan untuk Rakyat
-
SAMARINDA4 hari ago
RRI Samarinda Tegaskan Transformasi Digital, Hadirkan Layanan RRI Digital
-
SEPUTAR KALTIM4 hari ago
Kesbangpol Teguhkan Komitmen ASN dalam Menjaga Persatuan di Era Digital
-
BALIKPAPAN4 hari ago
Disnakertrans Kaltim Gelar Seminar K3, Perkuat Komitmen Perusahaan terhadap Keselamatan Kerja
-
SEPUTAR KALTIM4 hari ago
Kaltim CorpU Jadi Strategi Pemprov Tingkatkan Kompetensi ASN
-
SEPUTAR KALTIM4 hari ago
ASN Kaltim Diminta Jadi Benteng Persatuan di Era Digital dan Pembangunan IKN
-
PARIWARA1 hari ago
Lengkapi Perayaan Satu Dekade MAXi, CustoMAXi Yamaha Kembali Hadir dan Buka Seri Perdana di Semarang