SAMARINDA
Jaga Ketahanan Pangan, Pemkot Samarinda Kembangkan Jagung Pipil

Wali Kota Samarinda berharap di setiap kecamatan ada lahan jagung pipil. Karena cukup strategis untuk mengatasi ketahanan pangan.
Meski Samarinda termasuk wilayah perkotaan dengan dominasi gedung dan permukiman. Namun masih ada beberapa kawasan, terutama di pinggiran. Yang masih berbentuk sawah dan ladang kering.
Kebanyakan komoditas pertanian di Samarinda adalah palawija. Untuk memenuhi kebutuhan pasar sayur mayur lokal. Sehingga Samarinda tidak harus ‘mengimpor’ semua bahan pangan dari Jawa Timur dan Sulawesi.
Nah, belakangan pemkot ingin di Samarinda ada pekebun jagung pipil. Untuk yang belum tahu, jagung pipil itu berbeda dengan yang biasa ditemui di pasar. Ataupun penjual jagung rebus/bakar. Karena itu adalah jenis jagung manis.
Jagung pipil baru dipanen saat usia tua (sekira 100 hari setelah tanam). Kemudian masih harus dipipil (rontokkan) lalu dikeringkan agar bisa dijual. Jagung dengan kriteria ‘body’ bulat dan berisi ini. Umumnya menjadi komoditas pabrik, sebagai bahan baku tepung jagung, nasi jagung instan, sampai sirup. Sebagian lagi lari ke peternak, untuk pakan hewan peliharaan. Pasarnya juga mencakup home industri, untuk bahan baku pop corn, marning, dan berbagai olahan jagung lainnya.
Satu di antara tempat yang ingin dijadikan sentra pertanian jagung pipil adalah Kelurahan Sindang Sari, Kecamatan Sambutan. Di sana, Kelompok Tani Sumber Abadi membuka lahan 2 hektare khusus untuk menanam jagung pipil.
Wali Kota Andi Harun datang ke sana pada Senin 21 Agustus kemarin. Dan ikut melakukan penanaman perdana.
Ia menyebut mengembangkan jagung pipil adalah untuk menjaga ketahanan pangan. Mengingat dampak dari masalah global: perang Ukraina, Kemarau dan Pandemi Covid-19. Membuat harga pangan hewani naik turun. Sehingga berpengaruh pada harga jual hewan ternak juga.
“Harga ayam itu naik bukan karena ayamnya. Tapi karena pakannya yang mahal, nah bahan baku pakannya itu yang jarang, ” jelas Andi Harun di Sindang Sari.
“Kalau bisa di seluruh kecamatan, kalau bisa di Sindang Sari jadi pusat pengembangan produksi jagung, ” lanjutnya.
Pemkot Samarinda melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Samarinda turut membantu dalam hal pengembangannya. Seperti membantu petani dari sisi alat dan sarana pertanian. Supaya produktifitasnya meningkat.
Di antaranya seperti traktor rotary untuk pengolahan tanah untuk mempercepat kerja. Sebab selama ini masih menggunakan alat serupa berukuran kecil.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (Ketapang Tani), Darham menyebut ini sebagai langkah awal pengembangan.
“Rencananya akan terus kami kembangkan menjadi 10 hektare dengan 2 hektar yang sudah dibuka,” jelas Dalam. (*/ens/dra)
Lanjut Baca Yuk! Ismail Thomas Jadi Tersangka Korupsi, SAKSI FH Unmul: Cepat Sahkan RUU Perampasan Aset, Wahai Pemerintah

-
SEPUTAR KALTIM5 hari ago
Bapenda Kaltim Segel Data dan Undi Pemenang Gebyar Pajak 2025, Hadiah Rp5 Miliar untuk Wajib Pajak Taat
-
EKONOMI DAN PARIWISATA5 hari ago
Inflasi Pangan Masih Bayangi 2025, Pemerintah Pusat-Daerah Perkuat Langkah Pengendalian
-
SAMARINDA5 hari ago
KI Kaltim Minta PPID Samarinda Jadi Garda Terdepan Keterbukaan Informasi Publik
-
SEPUTAR KALTIM4 hari ago
Wisman ke Kaltim Naik 259 Persen, Brunei Mendominasi Kunjungan
-
SEPUTAR KALTIM2 hari ago
Persiapan HUT ke-80 RI di Kaltim Hampir Rampung, Lokasi Pindah ke Gelora Kadrie Oening
-
SEPUTAR KALTIM5 hari ago
Waspada! Modus Penipuan Aktivasi IKD Marak di Kaltim, Pemprov Keluarkan Edaran
-
SAMARINDA5 hari ago
Seru! Lomba Sambut Koin Pakai Kelingking di Diskominfo Kaltim Bikin Penonton Terpingkal
-
BONTANG5 hari ago
Gubernur Harum Mediasi Sengketa Batas Bontang–Kutim: “Pelayanan Publik Harus Jalan”