SAMARINDA
Kawasan Kumuh Gunung Udik Samarinda Akhirnya Tersentuh Pembangunan, Air Bersih Sudah Masuk

Setelah bertahun-tahun jadi kawasan kumuh, warga Gunung Udik Samarinda akhirnya bisa merasakan pembangunan. Jalanan mulai baik, ada bedah rumah, dan pembangunan hidran. Hingga air bersih PDAM yang baru masuk.
Pemkot Samarinda terus berupaya mengurangi kawasan kumuh di Ibu Kota Kaltim sejak tahun 2020. Tercatat, dalam rentang 3 tahun, areanya mulai menyusut. Dari 70 hektare menjadi 36,35 hektare pada 2023.
Penurunan angka itu terus dilanjutkan oleh pemkot hingga tahun 2024. Targetnya, tahun ini bisa tuntas hingga 0 persen alias bebas kawasan kumuh. Satu di antara daerah yang jadi target, yakni di kawasan Samarinda Ilir.
Terdapat kawasan kumuh bernama Gunung Udik. Terletak di Gang Keluarga, Jalan Otto Islandardinata, Kecamatan Sidodamai, Kota Samarinda. Ratusan rumah warga terbangun di area perbukitan, dataran tinggi, dengan banyak jalan menanjak.
Manfaatkan DAK untuk Bangun Gunung Udik
Setelah bertahun-tahun, kawasan itu akhirnya tersentuh pembangunan. Pemkot Samarinda telah menyelesaikan beberapa proyek di sana melalui program Dana Alokasi Khusus (DAK) untuk pembangunan kawasan kumuh.
Wali Kota Samarinda Andi Harun menyebut beberapa di antara yang dikerjakan. Yakni bedah rumah pembangunan jalan, pembangunan hidran mitigasi kebakaran, hingga saluran air bersih PDAM.
“Jadi kita sangat bersyukur misalnya air bersih yang sudah masuk. Kita berhasil menyalurkan air PDAM kesini, lalu hidran dalam rangka mitigasi kebakaran karena daerah ini rawan kebakaran, juga infrastruktur dasar lainnya seperti jalan yang sudah bisa dinikmati masyarakat,” jelas Andi Harun Rabu 1 Mei 2024.
“Warga yang tidak mampu, kita bedah rumahnya sehingga punya hunian layak. Anggarannya baik dari pusat maupun APBD kota, untuk mengentaskan kemiskinan,” tambahnya.
Setelah ini wali kota bilang akan melanjutkan program pengentasan kawasan kumuh di daerah lain. Termasuk area bantaran sungai. Beberapa perencanaan juga akan dilakukan pada akhir 2024 untuk direalisasikan pada 2025 mendatang.
“Nantinya 2-3 tahun mendatang kita sudah bebas kawasan kumuh,” pungkasnya.
Puluhan Tahun Sulit Air
Terpisah warga RT 17 Gunung Udik Samarinda Laaja mengaku air bersih memang belum masuk daerahnya selama bertahun-tahun. Selama ini mengandalkan donatur yang menyuplai air melalui tangki.
Memang, berbagai rumah di sana, banyak yang tampak memiliki tandon air di depan rumah, lengkap dengan saluran pipa paralon yang terlihat dari jalan.
“Jadi ada yang mengkoordinir beli tangki, untuk penampungan bagi masyarakat yang tidak mendapatkan air. Tangki itu dialirkan kepada masyarakat, kalau air di rumah habis tinggal mutar (keran),” jelasnya.


Laaja mengungkap syukur dan rasa terima kasihnya atas pembangunan oleh pemkot. Terutama air bersih PDAM yang sudah masuk. Meski belum mengalir, namun saluran PDAM sudah terpasang di setiap rumah.
Kata Laaja, kawasan rumahnya yang berada di gunung, memang menjadi penyebab sulitnya air mengalir. Sistem tangki air melalui donatur tadi, warga harus membayar Rp10 ribu untuk satu drumnya. Karena air dialirkan menggunakan mesin pompa.
“Sudah berpuluh-puluh tahun kami seperti ini. Sebelumnya hanya mengandalkan air hujan. Kalau enggak hujan ya kami terpaksa beli air,” lanjutnya.
Laaja yang sudah tinggal di sana sejak tahun 1985 itu, mengaku dengan adanya air PDAM akan meringankan beban warga. Jaminan air bersih semakin bisa dirasakan warga. Berharap tak ada lagi kesulitan air bersih.
“Apalagi sekarang juga jalanan sudah dicor, motor warga sudah bisa masuk, dulu belum bisa,” pungka eks Ketua RT 17 itu. (ens/dra)


-
PARIWARA4 hari yang lalu
Yamaha Motor Tampil Perdana di Jakarta E-Prix 2025 Sebagai Mitra Teknis Pengembangan Powertrain Formula E
-
SAMARINDA2 hari yang lalu
Samarinda Buka Kuota Tambahan Sekolah Rakyat, Pendaftaran Hanya 2 Hari!
-
SEPUTAR KALTIM4 hari yang lalu
Wagub Kaltim Logowo Tunjangan Operasional Dipangkas: “Memang Saya yang Minta”
-
SEPUTAR KALTIM4 hari yang lalu
Kaltim Baru Miliki 38 Madrasah Negeri, Proses Penegerian Terkendala Anggaran dan Regulasi Pusat
-
SAMARINDA3 hari yang lalu
Samarinda Siap Bangun Sekolah Rakyat Tahun Ini, Daerah Lain Masih Terkendala Lahan
-
SAMARINDA4 hari yang lalu
Respons Cepat Hotline 110, Polresta Samarinda Ungkap Kasus Pelecehan Anak dan Penggelapan
-
SEPUTAR KALTIM3 hari yang lalu
Satgas PASTI Blokir Ratusan Pinjol dan Investasi Ilegal, Kerugian Masyarakat Capai Rp2,6 Triliun
-
BALIKPAPAN1 hari yang lalu
Hingga Mei 2025, BPJS Ketenagakerjaan Balikpapan Bayarkan Rp211 Miliar Klaim JHT