SEPUTAR KALTIM
Keren! 57 Sekolah di Kaltim Berhasil Raih Penghargaan Sekolah Adiwiyata Tingkat Nasional dan Tingkat Mandiri

Sebanyak 57 sekolah di Kaltim berhasil meraih penghargaan Sekolah Adiwiyata Tingkat Nasional dan Tingkat Mandiri. Kaltim berhasil memperoleh peringkat ke-5 dan Balikpapan pada peringkat ke-2 sebagai kabupaten/kota dengan Sekolah Adiwiyata terbanyak se-Indonesia.
Kaltim kembali mencatat prestasi membanggakan di kancah nasional. Kali ini, prestasi ditorehkan oleh sekolah-sekolah di Kaltim yang menerima Penghargaan Adiwiyata Mandiri dan Adiwiyata Nasional Tahun 2023 dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
Sebanyak 57 sekolah dari kabupaten/kota di wilayah Kaltim berhasil meraih penghargaan bergengsi tersebut. Dari total 57 Sekolah Adiwiyata yang ditetapkan, 37 di antaranya adalah Sekolah Adiwiyata Tingkat Nasional dan 20 Sekolah Adiwiyata Tingkat Mandiri.
Penghargaan Adiwiyata diserahkan secara langsung oleh Menteri LHK, Siti Nurbaya Bakar di Gedung Manggala Wanabakti Jalan Gatot Subroto, Senayan, Jakarta, Selasa, 17 Oktober 2023.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kaltim, Encek Achmad Rafiddin Rizal menerangkan, pihaknya mengusulkan sebanyak 78 Calon Sekolah Adiwiyata yang terdiri dari 26 Calon Sekolah Adiwiyata Mandiri (CSAM) dan 52 Calon Sekolah Adiwiyata Nasional (CSAN) Tahun 2023 dari 8 wilayah kabupaten/kota di Kaltim. Yakni Samarinda, Balikpapan, Bontang, Kutai Timur (Kutim), Kutai Kartanegara (Kukar), Berau, Penajam Paser Utara (PPU) dan Paser.
“Dari usulan itu, 73 persen usulan Kaltim berhasil memperoleh Penghargaan Adiwiyata yang terdiri dari 37 Sekolah Adiwiyata Tingkat Nasional dan 20 Sekolah Adiwiyata Tingkat Mandiri,” jelas Rizal.
Pada ajang Penghargaan Adiwiyata Nasional itu, Kaltim berhasil memperoleh peringkat ke-5 dan Balikpapan pada peringkat ke-2 sebagai kabupaten/kota dengan Sekolah Adiwiyata terbanyak se-Indonesia.
Bagi PPU dan Kukar, ini merupakan pertama kalinya sekolah usulan berhasil memperoleh penghargaan Sekolah Adiwiyata Tingkat Mandiri.
Rizal menyebut pihaknya akan mengusulkan penyelenggarakan penyerahan kembali Tropi dan Piagam Penghargaan Sekolah Adiwiyata Tingkat Mandiri dan Nasional yang diserahkan oleh Pj Gubernur Kaltim, Sekda, dan jajaran Asisten Setdaprov Kaltim kepada seluruh sekolah peraih Adiwiyata Nasional dan mandiri.
“Karena ini merupakan prestasi luar biasa yang patut kita apresiasi. Mengingat pada tahun 2022 lalu, perolehan penghargaan hanya 22 Sekolah Adiwiyata Nasional dan 9 Sekolah Adiwiyata Mandiri. Sekarang, sebanyak 57 Sekolah menerima penghargaan Adiwiyata Nasional dan Mandiri,” terangnya.
Sebagai informasi, hingga saat ini ada sebanyak 1.478 Sekolah Adiwiyata yang telah berhasil dicetak oleh Provinsi Kaltim mulai tahun 2008 – 2023.
Namun, jika dibandingkan dengan jumlah sekolah yang ada di Kaltim sebanyak 3.517 sekolah, maka capaian Sekolah Adiwiyata masih belum maksimal. Dengan capaian sebesar 42 persen dari keseluruhan sekolah di Kalimantan Timur.
DLH Kaltim terus berkomitmen meningkatkan capaian Sekolah Adiwiyata di Bumi Etam agar melahirkan generasi yang lebih peduli dan berbudaya lingkungan. Sehingga, tercipta lingkungan yang lebih sehat dan lestari. (RW)


-
SAMARINDA5 hari yang lalu
Adnan Faridhan Usulkan Sistem Satgas SPMB Jadi Protokol Standar di Seluruh OPD Samarinda
-
PARIWARA4 hari yang lalu
Yamaha Motor Tampil Perdana di Jakarta E-Prix 2025 Sebagai Mitra Teknis Pengembangan Powertrain Formula E
-
SAMARINDA2 hari yang lalu
Samarinda Buka Kuota Tambahan Sekolah Rakyat, Pendaftaran Hanya 2 Hari!
-
SEPUTAR KALTIM5 hari yang lalu
Kerukunan Beragama di Kaltim Dinilai Sangat Baik, Masyarakat Hidup Tenang Tanpa Kerusuhan
-
SEPUTAR KALTIM5 hari yang lalu
Kemenag Kaltim Gelar Media Gathering, Fokus pada Kerukunan dan Penguatan Pesantren
-
SEPUTAR KALTIM4 hari yang lalu
Kaltim Baru Miliki 38 Madrasah Negeri, Proses Penegerian Terkendala Anggaran dan Regulasi Pusat
-
SAMARINDA3 hari yang lalu
Samarinda Siap Bangun Sekolah Rakyat Tahun Ini, Daerah Lain Masih Terkendala Lahan
-
SEPUTAR KALTIM4 hari yang lalu
Wagub Kaltim Logowo Tunjangan Operasional Dipangkas: “Memang Saya yang Minta”