Connect with us

FEATURE

Mengenal Wedang Dayak, Minuman Herbal Khas Kalimantan

Diterbitkan

pada

Produk wedang dayak yang dipamerkan di acara Kaltim Fest diambil pada Sabtu 15 Juli 2023 (Nisa/Kaltim Faktual)

Wedang Dayak namanya. Minuman herbal berkhasiat khas dari Kalimantan. Menggunakan komoditi lokal yang Kalimantan banget. Di antaranya bawang dayak dan madu hutan.

Seperti wedang ronde yang dari Jawa Tengah, wedang uwuh yang dari Yogyakarta. Sarabba yang dari Sulawesi Selatan, dan bajigur dari Jawa Barat. Kini Kalimantan juga punya minuman herbalnya sendiri.

Wedang Dayak namanya, diproduksi sendiri dengan menggunakan komoditi yang kalimantan banget. Yakni bawang dayak dan juga madu hutan. Juga dikombinasikan dengan berbagai rempah lainnya yang diracik sendiri.

Kaltim Faktual mendapat kesempatan untuk berbincang lebih lanjut dengan owner PT. Bungas Food Nusantara itu. Nurul Ahdania, perempuan yang memulai merek Wedang Dayak sejak tahun 2020.

Nurul bercerita, untuk menyulap bawang dayak dan madu hutan menjadi minuman herbal seperti miliknya sekarang. Memerlukan banyak perjuangan.

Pertama, sebagai pelopor minuman herbal khas kalimantan ini, sempat kesulitan mendapatkan bahan dasar utama. Yakni bawang dayak.

Cerita Nurul, ketika itu belum banyak yang melirik bawang dayak. Akibatnya, petani enggan menanam bawang dayak lagi.

Baca juga:   Pengusaha Samarinda: Frugal Living Itu Bukan Ngirit sampai Zalim ke Diri Sendiri dan Keluarga

“Awalnya cari petani, enggak ada yang mau menanam. Yang mau menanam cuma sedikit aja, karena pernah panen, hasilnya nggak enak, jadinya beberapa aja yang mau menggunakan bawang dayak ini,” kisahnya pada belum lama ini.

Minimnya minat terhadap bawang dayak itu kemudian sedikit menyulitkan Nurul. Ia lalu mencoba menanam sendiri di kampung halamannya Kalimantan Selatan. Kemudian bekerja sama dengan petani di Balikpapan dan Samarinda.

“Alhamdulillah, akhirnya sekarang punya kebun sendiri dan punya anggota tani di sekitar rumah produksi.”

“Madu hutan juga gitu, kalau madu hutan nggak ada, kita agak susah. Karena kita nggak pakai madu ternak,” lanjutnya.

Karena minim peminat tadi, Nurul menilai bawang dayak akan menjadi komoditas yang terancam dilupakan. Karena banyak komoditas lain yang lebih eksis sebagai bahan dasar minuman. Sehingga sulit dilestarikan.

“Kalau nggak diangkat, bakal kalah ni sama yang lain. Siapa lagi yang melestarikan kalau bukan kita, putra putri daerah,” kata Nurul.

Lebih lanjut, Nurul bilang, pada awalnya banyak masyarakat yang belum bisa menerima kehadiran wedang dayak miliknya.

Baca juga:   Pengusaha Samarinda: Frugal Living Itu Bukan Ngirit sampai Zalim ke Diri Sendiri dan Keluarga

Ceritanya, banyak masyarakat yang takut mengkonsumsi karena takut keracunan. Kombinasi bawang dayak dengan rempah yang kemudian disulap menjadi minuman herbal, memang masih asing kala itu.

Namun Nurul tak berhenti memberikan edukasi. Sebab, setelah dicek kembali, wedang dayak buatan Nurul ini mengandung banyak khasiat. Di antaranya untuk kesehatan. Ya seperti minuman herbal lainnya. Apalagi setelah diolah, rasa pahit dan langu sudah tidak ada lagi.

“Sekarang alhamdulillah sudah banyak yang menerima, meski kadang masih ada yang merasa asing,” tambahnya.

Seiring berjalannya waktu, Wedang Dayak sudah memiliki rumah produksi sendiri. Meski masih diproduksi secara manual. Sebut Nurul, mereka telah memiliki 2 karyawan dan 1 freelance.

Dan telah memiliki banyak varian produk. Di antaranya wedang dayak drink botolan versi jamu, wedang dayak serbuk, kopi, dan terbaru wedang dayak candy alias permen wedang dayak.

Saat ini, pemasaran wedang dayak sudah sampai ke Jakarta. Untuk di Kaltim sendiri, sudah bekerja sama dengan beberapa distributor. Seperti toko oleh-oleh di Balikpapan dan Samarinda, hingga di bandara.

Baca juga:   Pengusaha Samarinda: Frugal Living Itu Bukan Ngirit sampai Zalim ke Diri Sendiri dan Keluarga

“Sudah banyak cafe juga yang mau kerja sama menjual, dipakai juga ketika ada event, sebagai goodie bag,” jelas Nurul lagi.

Nurul juga ingin, kalau pemerintah mensupport produk lokal seperti miliknya. Seperti ketika ada event, baik kota maupun nasional hingga internasional, Nurul tentu ingin dilibatkan. Tentunya sebagai ajang promosi.

“Biar bawang dayak juga bisa menjadi satu komoditi ikut eksis. Seperti lada, kayu manis dan lainnya. Sekaligus support petani lokal,” tambahnya.

Baru berjalan 3 tahun, wedang dayak terus berkembang. Terdekat Nurul akan mendaftarkan legalitas produknya ke Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

Wedang dayak yang diproduksi di Balikpapan ini juga telah mendapat beberapa penghargaan. Di antaranya penghargaan Apresiasi Kreasi Indonesia (AKI) pada 2021. Dan Warga Pelopor Sektor UMKM pada 2022.

Apalagi keberadaan IKN membua wedang dayak memiliki peluang besar untuk semakin eksis. Nurul beserta timnya tentu akan terus berupaya agar wedang dayak bisa sampai ke kancah nasional bahkan internasional. (*/ens/am)

Ikuti Berita lainnya di Gambar berikut tidak memiliki atribut alt; nama berkasnya adalah Logo-Google-News-removebg-preview.png

Bagikan

advertising

POPULER

SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Hello. Add your message here.