SAMARINDA
Merasa Dirugikan Sistem, Bubuhan Driver Gojek Samarinda Gelar Demo dan Mogok Narik 3 Hari

Ratusan driver Gojek di Samarinda menggelar demonstrasi dan mogok kerja selama 3 hari. Alasannya mereka sudah jengah dengan sistem yang merugikan. Baik secara uang dan tenaga.
Ratusan driver Gojek yang tergabung dalam Bubuhan Driver Gojek Samarinda (BUDGOS) melakukan aksi demonstrasi di depan Kantor OPS Gojek di Jalan Mulawarman. Pada Senin, 24 Juli 2023.
Mereka mengeluhkan beberapa sistem di aplikasi yang dinilai merugikan. Di antaranya sistem double order. Jarak orderan yang kadang terlalu jauh, hingga minimnya nominal ongkir pada kondisi tertentu.
Seorang driver Gojek sejak 2017, Eca Safitri membagikan keluhannya secara lebih rinci.
Seperti sistem double order – tambahan ongkir hanya Rp2 ribu. Sebut Eca, itu sangat merepotkan. Dia bilang, sistem itu, yakni 2 orderan yang diambil pada satu resto untuk 2 alamat yang berbeda.
Namun, urutan pengantarannya bukan berdasarkan jarak mana yang terdekat. Melainkan orderan mana yang pertama, meski itu lebih jauh.
“Ga bisa diantar ke yang dekat dulu, kalo itu orderan kedua. Makanya kami jadinya kan muter-muter. Sampai pernah dimarahin sama customer kenapa jaraknya dekat tapi malah muter.”
“Apalagi customer kedua kita cuma dapat ongkir Rp2 ribu. Kenapa nggak disamain aja sama ongkir orderan pertama. Padahal customer bayarnya full,” lanjut Eca.
Selanjutnya, jarak orderan yang dinilai sangat jauh. Eca mengaku, penjemputan paling jauh bisa mencapai 13 km. Perkiraan, dari Palaran ke Samarinda Kota.
Dengan begitu, pengeluaran untuk BBM tentu semakin tinggi. Diperparah dengan harga BBM yang juga masih tinggi.
Soal jarak yang jauh, Eca cerita, kalau para driver tidak bisa memilih untuk mengambil orderan berdasarkan jarak. Karena konsekuensinya akan lebih lagi.


“Kami udah enggak bisa milih orderan. Enggak bisa filter-filter lagi. Karena kalau kami skip orderan sampai 5 kali. Kami kena suspend. Nggak bisa terima orderan selama 30 menit,” keluhnya.
“Tapi semakin kami turutin, semakin jauh kami dapatnya. Syukur kalau customer ngerti. Kalau enggak, trus mau cepet-cepet, kan jadi ngebut, jadi bahaya buat kami,” lanjutnya.
Eca juga bilang, soal tidak adanya tambahan ongkir pada kondisi tertentu.
Misal ketika orderan mencapai Rp200 ribu. Bawaan driver Gojek tentu tidak sedikit. Ditambah lamanya menunggu orderan. Namun masih dikenakan ongkir normal yakni Rp8.800.
Kondisi lain, ketika hujan. Sebelumnya ada kenaikan ongkir sedikit, yakni Rp1.200. Dari Rp8.800 menjadi Rp10 ribu. Namun sekarang sudah tidak ada lagi. Para driver ingin kenaikan ongkir itu diadakan kembali.
“Kan kami harus hujan-hujanan ya. Biasanya itu justru tambahan buat kami. Tapi sekarang ongkirnya malah sedikit dalam kondisi hujan,” ungkap Eca.
Para driver Gojek, hanya ingin kerja mereka lebih dihargai lagi. Terutama dalam kondisi hujan dan jumlah orderan yang tak sedikit. Dengan memberikan ongkir yang sesuai.
Tuntutan Driver Gojek Samarinda
Semua keluhan ratusan driver Gojek itu, dirangkum menjadi 6 tuntutan. Di antaranya memberikan jarak penjemputan orderan yang wajar, menghapus sistem double order, penambahan ongkir pada 2 kondisi: hujan dan orderan di atas Rp200 ribu, hingga pemerataan alokasi orderan agar semua driver mendapat orderan secara merata.
Terakhir, mereka juga ingin agar pihak Gojek Indonesia menjalankan amanat Keputusan Menteri Perhubungan RI Nomor 1001 Tahun 2022. Yang menurut para driver Gojek, belum diterapkan secara maksimal.
Soal biaya sewa penggunaan aplikasi, paling tinggi 15%. Dan perusahaan bisa menerapkan biaya penunjang atau dukungan paling tinggi 5%.
Selain melakukan aksi demonstrasi, mereka juga melakukan aksi mogok kerja selama 3 hari. Terhitung dari Senin hingga Rabu (24-26 Juli 2023).
Melalui akun Instagram Budgos, mereka meminta maaf kepada para resto dan customer atas terhentinya pelayanan Gojek di Samarinda selama 3 hari tersebut.
“Kami sedang berusaha memperjuangkan seluruh hak-hak dan kesejahteraan kami kepada Manajemen Gojek Indonesia. Kami memohon doa, dukungan dan pengertiannya, terima kasih banyak.”
Respons Gojek
Terpisah, Regional Koordinator Gojek Indonesia Timur, I Gusti Ngurah Supriasta Dyana turut merespons massa aksi.
Gusti mengaku akan menampung tuntutan para driver dan membahas setiap poinnya.
“Yang namanya tuntutan kami rapatkan dulu. Kami tidak bisa memberikan diterima atau tidak kami harus berdiskusi terlebih dahulu. Karena ada pimpinan kami juga yang harus mengambil keputusan,” jelas Gusti kepada media usai aksi.
“Ini juga untuk menjaga konsistensi Gojek yang ada di Samarinda. Khususnya bagaimana jangan sampai Gojek rugi gara-gara ini,” lanjutnya.
Terkait sejumlah keluhan pada sistem aplikaso, Gusti mengaku belum bisa memastikan penyebabnya. Sebab bukan ranah dirinya.
Usai rapat nantinya, Gusti akan memanggil kembali perwakilan driver Gojek untuk menyampaikan keputusan pihak Gojek. (*/ens/dra)


-
SAMARINDA5 hari yang lalu
Adnan Faridhan Usulkan Sistem Satgas SPMB Jadi Protokol Standar di Seluruh OPD Samarinda
-
PARIWARA4 hari yang lalu
Yamaha Motor Tampil Perdana di Jakarta E-Prix 2025 Sebagai Mitra Teknis Pengembangan Powertrain Formula E
-
SAMARINDA2 hari yang lalu
Samarinda Buka Kuota Tambahan Sekolah Rakyat, Pendaftaran Hanya 2 Hari!
-
SEPUTAR KALTIM5 hari yang lalu
Kemenag Kaltim Gelar Media Gathering, Fokus pada Kerukunan dan Penguatan Pesantren
-
SEPUTAR KALTIM5 hari yang lalu
Kerukunan Beragama di Kaltim Dinilai Sangat Baik, Masyarakat Hidup Tenang Tanpa Kerusuhan
-
SEPUTAR KALTIM4 hari yang lalu
Kaltim Baru Miliki 38 Madrasah Negeri, Proses Penegerian Terkendala Anggaran dan Regulasi Pusat
-
SEPUTAR KALTIM4 hari yang lalu
Wagub Kaltim Logowo Tunjangan Operasional Dipangkas: “Memang Saya yang Minta”
-
SAMARINDA3 hari yang lalu
Samarinda Siap Bangun Sekolah Rakyat Tahun Ini, Daerah Lain Masih Terkendala Lahan