Connect with us

OPINI

Pengasuhan Positif dan Gerakan 7 Kebiasaan Indonesia Hebat untuk Generasi Berkarakter

Diterbitkan

pada

Penulis, Tati, S.Pd., MPA, Dosen Prodi Administrasi Publik Universitas Muhamadiyah Bandung (Dok.Probadi)

Oleh: Tati, S.Pd., MPA (Dosen Prodi Administrasi Publik Universitas Muhamadiyah Bandung)

Pendidikan karakter adalah kunci untuk menciptakan generasi hebat di masa depan. Di zaman sekarang, teknologi kian berkembang pesat dan persaingan semakin ketat, mengakibatkan banyak negara berusaha meningkatkan kualitas sumber daya manusianya. Seperti kata Ki Hajar Dewantara, pendidikan di Indonesia harus sesuai dengan budaya dan kehidupan masyarakatnya. Artinya, sekolah bukan hanya tempat untuk belajar ilmu pengetahuan, melainkan juga membentuk kepribadian yang baik dan berakhlak mulia.

Di sisi lain, dalam pengantar buku ‘Tuhan Menyapa Kita’, Ahmad Syafii Maarif menggarisbawahi bahwa Indonesia sebagai negara raksasa, namun belum siuman moral. Hal ini juga ditegaskan oleh Sukidi, doktoral dari Harvard University yang merupakan Intelektual Muhammadiyah menyampaikan bahwa era sekarang antara baik dan buruk, benar dan salah menjadi semakin remang.

Pandangan tokoh-tokoh tersebut tentu menjadi pemicu sekaligus refleksi bersama bagi elektoral dan actor policy lainnya. Untuk direspon dan ditanggulangi dengan langkah sistemik yang integratif untuk keberhasilan pembenahan dan pembentukan generasi bangsa yang berkarakter.

Konsep integratif ini idealnya menjadi pemahaman bersama untuk disinergikan ke program-program kebijakan pemerintah. Termasuk ke dalam wawasan pengasuhan positif dan gerakan 7 kebiasaan Indonesia hebat.

Pentingnya Pendidikan yang Berkarakter

Menurut World Population Review 2023, sistem pendidikan kita masih tertinggal dari negara tetangga seperti Singapura, Malaysia, dan Thailand. Dengan begitu, pemerintah terus berupaya meningkatkan kualitas pendidikan, tidak hanya dalam hal akademik, tetapi juga dengan memperkuat pendidikan vokasi dan pendidikan karakter.

Salah satu upaya untuk membangun karakter anak-anak Indonesia adalah melalui Gerakan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat. Gerakan ini bertujuan membiasakan anak-anak sejak dini dengan tujuh kebiasaan positif, yaitu bangun pagi, beribadah, berolahraga, makan makanan sehat, rajin belajar, berinteraksi dengan masyarakat, dan tidur lebih awal. Dengan membiasakan hal-hal baik ini, diharapkan Indonesia bisa mencetak generasi emas yang siap menghadapi tantangan di tahun 2045.

Konsep Pengasuhan Positif

Konsep pengasuhan positif menjadi khasanah inti bagi setiap elemen masyarakat, dan juga lembaga pengasuhan untuk tetap memunuhi hak anak, yang secara praksis dapat dilakukan dengan gerakan 7 kebiasaan Indonesia hebat.

Pengasuhan adalah cara mendidik anak dengan penuh kasih sayang, saling menghargai, dan tetap menerapkan disiplin tanpa kekerasan. Hal ini bukan sekadar memberi aturan, tapi juga membimbing anak supaya bisa mandiri dan bertanggung jawab dengan caranya sendiri.

Dalam proses ini, orang tua atau pendidik bukan hanya sekadar mengarahkan, tapi juga menjadi pendukung utama anak dalam memahami perasaan mereka, mengontrol emosi, dan belajar berinteraksi dengan baik. Dengan begitu, anak akan tumbuh dengan rasa percaya diri yang kuat dan nyaman dalam berhubungan dengan orang lain.

Selain mempererat hubungan orang tua dan anak lewat komunikasi yang terbuka dan penuh kepercayaan, pengasuhan positif juga membantu anak mengekspresikan perasaan dan pikirannya dengan lebih baik. Mereka merasa dihargai dan didukung, sehingga kepercayaan dirinya semakin berkembang.

Secara sosial dan emosional, anak yang dibesarkan dengan pendekatan ini juga lebih siap menghadapi berbagai situasi dalam kehidupannya. Dengan pola asuh yang lebih hangat dan positif, kita tidak hanya membantu anak berkembang secara maksimal, tapi juga ikut membentuk generasi yang lebih bahagia, sehat, dan berkarakter kuat di masa depan.

Langkah Praksis dengan Gerakan 7 Kebiasaan Anak

Indonesia sedang mempersiapkan generasi emas 2045, dan salah satu langkah nyata yang diambil adalah melalui Gerakan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat. Program ini dirancang untuk menanamkan nilai-nilai positif sejak dini, dengan harapan anak-anak tumbuh menjadi individu yang sehat, cerdas, dan berkarakter unggul. Namun, apakah kebiasaan ini benar-benar dapat membentuk anak-anak menjadi pribadi yang lebih baik?

Fakta bahwa kebiasaan kecil yang dilakukan secara konsisten sejak dini dapat berdampak besar pada kehidupan seseorang di masa depan. Misalnya, kebiasaan bangun pagi telah terbukti meningkatkan produktivitas dan kedisiplinan. Seperti pada salah satu studi dari Harvard Business Review menyebutkan bahwa orang yang bangun lebih pagi cenderung lebih proaktif dan memiliki kinerja yang lebih baik dibanding mereka yang terbiasa bangun siang. Hal ini menunjukkan bahwa membiasakan anak untuk bangun pagi tidak hanya sekadar rutinitas, tetapi juga membentuk pola pikir yang lebih terorganisir dan bertanggung jawab.

Kemudian, kebiasaan beribadah dan memiliki nilai-nilai spiritual terbukti dapat meningkatkan kesejahteraan mental seseorang. Dalam penelitian yang dilakukan oleh American Psychological Association (APA), ditemukan bahwa individu yang memiliki praktik spiritual atau religius cenderung lebih bahagia dan memiliki tingkat stres yang lebih rendah. Jika nilai-nilai ini ditanamkan sejak dini, bukan tidak mungkin anak-anak akan tumbuh menjadi pribadi yang lebih tenang, bijaksana, dan memiliki kontrol diri yang baik dalam menghadapi berbagai tantangan kehidupan.

Kesehatan fisik juga menjadi fokus dalam gerakan ini. Kebiasaan berolahraga dan mengonsumsi makanan sehat sangat penting dalam mendukung pertumbuhan anak. Data dari Kementerian Kesehatan RI menunjukkan bahwa angka obesitas pada anak di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya. Gaya hidup yang kurang aktif dan pola makan tidak sehat menjadi penyebabnya. Jika anak-anak dibiasakan untuk rutin bergerak dan memilih makanan bergizi, mereka tidak hanya akan lebih sehat secara fisik, tetapi juga lebih fokus dan energik dalam menjalani aktivitas sehari-hari.

Sedangkan dalam lingkup sosial dan emosional, terdapat kebiasaan gemar belajar dan bermasyarakat, dan tidur cukup; yang juga menjadi faktor penting dalam membentuk keseimbangan hidup. Anak yang terbiasa berinteraksi dengan lingkungan sosialnya lebih mudah beradaptasi dan memiliki empati yang tinggi. Sementara itu, tidur yang cukup membantu perkembangan otak dan meningkatkan daya ingat, sehingga mendukung keberhasilan akademik anak di sekolah.

Dari berbagai kebiasaan yang diperkenalkan dalam gerakan ini, jelas bahwa membentuk anak dengan karakter yang baik membutuhkan proses dan konsistensi. Dengan harapan apa kebijakan monitoring untuk memastikan bahwa kebiasaan ini benar-benar diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Peran orang tua, guru, dan lingkungan sangatlah krusial dalam menciptakan budaya yang mendukung penerapan kebiasaan baik ini.

Sebab, membangun masa depan bangsa tidak hanya bergantung pada kebijakan pemerintah, tetapi juga pada bagaimana kita membentuk kebiasaan anak-anak sejak dini; di mana anak menjadi tanggungjawab bersama setiap elemen masyarakat.

Relavansi Pengasuhan Positif dan Gerakan 7 Kebiasaan Indonesia Hebat

Membentuk anak yang unggul tidak hanya bergantung pada pendidikan di sekolah, tetapi juga bagaimana mereka diasuh dan dibimbing dalam kehidupan sehari-hari. Pengasuhan positif dan Gerakan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat memiliki tujuan yang sejalan dalam menanamkan nilai-nilai baik sejak dini.

Pengasuhan positif menekankan komunikasi yang baik, pemberian contoh perilaku positif, serta penghargaan atas perilaku baik untuk mendukung perkembangan emosional dan sosial anak. Sementara itu, Gerakan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat menyoroti kebiasaan spesifik yang dapat membentuk karakter anak, seperti bangun pagi, beribadah, berolahraga, makan sehat, gemar belajar, bermasyarakat, dan tidur cukup.

Penerapan kedua konsep ini secara bersamaan dapat memberikan hasil yang lebih optimal dalam perkembangan anak. Orang tua yang menerapkan pengasuhan positif dapat membantu anak mengadopsi kebiasaan baik dengan cara yang menyenangkan dan membangun. Misalnya, ketika anak terbiasa bangun pagi, orang tua dapat memberikan apresiasi atau melibatkan mereka dalam aktivitas yang menarik di pagi hari agar kebiasaan tersebut terasa bermakna. Begitu juga dengan kebiasaan gemar belajar, orang tua dapat membangun suasana belajar yang positif dengan menunjukkan antusiasme terhadap minat anak atau memberikan dukungan saat mereka menghadapi tantangan.

Kombinasi pengasuhan positif dan kebiasaan baik ini dapat membentuk generasi Indonesia yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga memiliki keseimbangan emosional, kesehatan yang baik, dan keterampilan sosial yang mumpuni. Jika diterapkan secara konsisten dalam lingkungan keluarga dan sekolah, bukan tidak mungkin anak-anak Indonesia akan tumbuh menjadi individu yang mandiri, berkarakter kuat, dan siap menghadapi tantangan di masa depan. (*/am)

Ikuti Berita lainnya di Gambar berikut tidak memiliki atribut alt; nama berkasnya adalah Logo-Google-News-removebg-preview.png

Kaltim Faktual menerima kiriman artikel dari pembaca. Baik karya tulis feature, opini/catatan hingga artikel maupun informasi berita. Kirimkan karya Anda disertai identitas lengkap dalam format word, melampirkan file foto berformat landscape, melalui kontak kami (kontak@kaltimfaktual.co atau Whatsapp) dengan subject sesuai dengan karya tulis Anda. (ARTIKEL/OPINI/INFORMASI). Kami harap, karya Anda bisa memenuhi unsur tagline kami: Mengabarkan, Menginspirasi, Menyenangkan.

Catatan: Hak penerbitan menjadi keputusan redaksi. Tulisan yang terbit telah melalui penyuntingan redaksi tanpa mengurangi maksud pesan penulis. Semua materi tulisan merupakan tanggung jawab penulis. Redaksi Kaltim Faktual tidak mewakili isi tulisan opini penulis.

Bagikan

POPULER

SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Hello. Add your message here.