BONTANG
Polemik Mie Gacoan Bontang: Buka Tanpa Izin, Parkir Semrawut, hingga Ojol Tolak Orderan
Warga Bontang tampak sangat antusias menyambut bukanya outlet Mie Gacoan di kotanya. Sayangnya, beroperasinya mi viral ini dibarengi cukup banyak kontroversi. Sampai-sampai, tim gabungan menyidak outlet mereka.
Setelah eksis di Kota Balikpapan dan Samarinda. Mie Gacoan akhirnya berekspansi ke Kota Bontang, Kalimantan Timur. Rencananya, outlet Mie Gacoan Bontang yang terletak di Jalan Imam Bonjol akan buka perdana pada akhir November. Tapi karena belum memiliki izin, harus ditunda hingga Selasa, 3 Desember 2024.
Antusiasmenya bagaimana? Jangan ditanya! Sejak pagi hingga tutup pada malam hari, outlet mereka nyaris tak pernah sepi. Pengunjung yang mayoritas adalah anak muda, tak ingin ketinggalan tren nongkrong di Mie Gacoan. Sementara konsumen keluarga, memilih memesan lewat aplikasi ojek online. Sehingga di tengah kerumunan ratusan orang di outlet, puluhan orang berjaket hijau ikut mengantre dengan gelisah.
Sayangnya, euforia warga Bontang terhadap Mie Gacoan dibarengi dengan sejumlah kontroversi. Apa saja?
Perizinan Belum Terbit
Melansir dari Klik, Area Legal Officer Mie Gacoan Gerry Ariestya mengatakan pihaknya berani beroperasi sejak Selasa pagi karena sudah mengajukan perizinan kepada pemkot. Proses perizinan ini yang membuat grand opening ditunda hingga 5 hari.
Ia mengaku manajemen sudah mengajukan 3 izin terigister melalui aplikasi. Baik pegurusan Analisis Dampak Lalu lintas, Persetujuan Bangunan Gedung, dan Sertifikat Layik Fungsi.
“Sudah. Hari ini mulai buka setelah rencana awal gagal,” katanya, Selasa kemarin.
Akibat penundaan pembukaan outlet, Gerry mengaku pihaknya mengalami kerugian. Karena mereka kadung merekrut 50 pekerja namun selama 5 hari belum ada pemasukan.
“Kalau kerugian pasti ada. Tapi tidak masalah kami terus lanjut,” sambungnya.
Meski sudah mengajukan perizinan, nyatanya tak membuat Mie Gacoan Bontang aman. Karena pada Rabu, 4 Desember 2024. Tim Gabungan yang terdiri dari Satpol-PP, Dishub, DPMPTSP, dan Polresta Bontang melakukan inspeksi mendadak (sidak). Pelayanan sempat dihentikan selama proses sidak berlangsung.
Sebab sidak adalah karena meski manajemen sudah mengajukan perizinan, tapi perizinannya belum terbit. Maka sebagai bentuk teguran keras, Tim Gabungan menyatroni langsung outlet Mie Gacoan Bontang.
Plt Kepala Dinas Perhubungan Jainuddin mengatakan bahwa Dishub baru menerima pengajuan perizinan Analisis Dampak Lalu Lintas pada Selasa, atau bertepatan dengan grand opening.
“Kami sidak karena mereka belum merampungkan izin Andalalin. Ini seharusnya tidak boleh. Makanya anggota Dishub saya minta pelanggan yang mau membeli untuk tidak masuk sementara sampai selesai Sidak,” tegas Jainuddin.
Parkir Belum Sesuai Standar
Selain nekat membuka outlet sebelum terbit perizinan, Jainuddin mengatakan jika area parkir Mie Gacoan belum memenuhi standar. Idealnya, manajemen menyelesaikan catatan dari Dishub dulu, apa saja yang harus dilengkapi, izin terbit, baru boleh buka.
“Kami dapat banyak laporan kalau pengaturan parkirnya semeraut saat malam,” lanjutnya.
Sesederhana, membuat jalur pintu masuk dan keluar yang berbeda saja, belum terpenuhi. Dengan pintu masuk dan keluar yang berada di satu jalur, Jainuddin menerangkan jika itu bisa menghambat sirkulasi kendaraan. Yang berujung pada kemacetan lalu lintas.
“Manajemen harusnya punya ikhtikad baik. Berkas mereka baru masukkan proses kemarin sore. Kami tidak menghambat. Tapi kalau soal regulasi harus mereka taatin.”
“Proses pengurusan Andalalin idealnya rampung satu pekan. Manajemen harusnya bisa lebih cepat menyiapkan dokumennya,” sambungnya.
Dalam sidak itu, Dishub sekaligus mengkaji apa saja yang perlu disiapkan manajemen untuk mendapat perizinan Andalalin. Ia berharap manajemen tidak memakai bahu jalan sebagai area parkir, karena pertanggungjawabannya akan berat jika terjadi kecelakaan.
“Sudah lama kami tunggu dari 4 bulan lalu. Manajemen harus mudah dihubungi. Yang jelas berkas siap kami akan selesaika pengurusan Andalalin,” pungkasnya.
Ditempat yang sama Kasat Lantas Polres Bontang AKP MD Djauhari melalui Kanit Keamanan dan Keselamatan Aiptu Aji meminta manajemen tidak mengganggu pengguna jalan yang melintas. Terlebih lokasi outletnya yang berdekatan dengan lampu merah.
“Petugas akan rutin untuk patroli. Jangan sampai ada melanggar. Kami akan pantau dan minta petugas parkir Mie Gacoan tertibkan kalau ada yang nakal,” ucap Aiptu Aji.
Ojol Tolak Orderan
Keberadaan Mie Gacoan di Bontang ikut menyeret pengemudi ojek online (ojol). Pasalnya, mereka mendapat banyak orderan dari konsumen yang ogah antre di outlet.
Di satu sisi, ini adalah berkah buat mereka. Tapi realitanya tidak sepenuhnya begitu. Karena untuk menyelesaikan 1 orderan saja, membutuhkan waktu tunggu hingga 1 jam lebih.
Seperti pengakuan seorang pengemudi ojol yang enggan menyebutkan namanya. Ia menerima orderan Mie Gacoan bisa sampai 6 kali dalam sehari. Setiap orderan, bisa memakan waktu hingga 1,5-2 jam. Itu dihitung dari menuju outlet saat menerima orderan, memesan, menunggu pesanan, hingga mengantar ke pelanggan.
Maka dalam sehari, hanya itu pemasukannya. Tidak sesuai.
“Saya kadang minta pelanggan batalkan. Dengan memberi penjelasan antrean panjang. Kalau mengikuti pesanan di Mie Gacoan kejar setoran kami gak dapat, Mas,” keluhnya. (dra)
-
HIBURAN4 hari yang lalu
Rumah Ulin Arya Samarinda Bikin Arya Symphony Perdana 2025, Debut Concert Nusantara String Ensemble
-
SAMARINDA4 hari yang lalu
Carut-Marut Sistem Parkir Tepi Jalan di Samarinda, Begini Solusi dari Pengamat
-
EKONOMI DAN PARIWISATA3 hari yang lalu
Jalan-Jalan ke Samarinda Theme Park dengan Nuansa Jepang, Menjajal Pengalaman Wisata Seakan di Negeri Sakura
-
SEPUTAR KALTIM3 hari yang lalu
Pj Gubernur Kaltim Dikritik Karena Kunjungan Kerja Bareng Salah Satu Cagub Pilkada Kaltim, Akmal Malik: Saya Undang Semua
-
SEPUTAR KALTIM3 hari yang lalu
Muhammad Darlis Bakal Perjuangkan Rumah Sakit Islam Samarinda Kembali Beroperasi
-
BERITA3 hari yang lalu
Warga Kaltim Keluhkan Sengketa Lahan di IKN, DPR RI Bakal Panggil ATR/BPN
-
SAMARINDA3 hari yang lalu
Evaluasi Pilkada Kota Samarinda: Minimnya Partisipasi, Kurangnya Sosialisasi
-
EKONOMI DAN PARIWISATA3 hari yang lalu
Beri Dukungan ke UMKM, Pemprov Minta Hotel di Kaltim Serap Produk Lokal