SEPUTAR KALTIM
Salehuddin Minta Program Beasiswa Tak Selesai di Penyaluran, tapi Penerimanya Diawasi Juga
Legislator Karang Paci Salehuddin menyoroti program beasiswa di Kaltim, baik itu di level provinsi maupun kabupaten/kota. Menurutnya, beasiswa selama ini baru sebatas program bagi-bagi duit. Out put dari program ini masih dianggap tidak penting.
Politisi Golkar itu meminta pemerintah daerah untuk mendesain ulang sistem penyaluran beasiswa. Hal-hal yang perlu dievaluasi di antaranya penentuan syarat dan ketentuan, sistem pendaftaran, sistem seleksi yang transparan, sistem pencairan, hingga pengawasan pascapencairan.
“Beasiswa itu sangat penting untuk pengembangan SDM di Kalimantan Timur. Tapi kita harus memastikan bahwa proses seleksinya lebih ketat dan transparan,” katanya, baru-baru ini.
Selektif Sedari Awal
Salehuddin melihat fenomena di masyarakat. Banyak penerima potensial tapi tidak mendapatkan beasiswa, dan sebaliknya. Karenanya ia berharap ke depan, program beasiswa dapat menyasar orang yang tepat.
Kriteria utamanya ialah siswa atau mahasiswa yang punya potensi besar, terutama di bidang akademik. Namun mereka kesulitan mendapat pendidikan yang relevan karena faktor biaya.
Lebih rinci, Saleh berharap penerima beasiswa ini adalah orang yang diharapkan dapat memberi kontribusi positif pada pembangunan daerahnya. Tentu melalui profesinya masing-masing, alias tidak terpatok pada pekerjaan sebagai ASN saja.
Sementara faktor ekonomi, tidak terpaku pada kemiskinan saja. Siswa atau mahasiswa dari kalangan ekonomi menengah, kadang membutuhkan dana untuk mengikuti pendidikan yang berkualitas. Mereka, katanya, perlu diakomodir juga.
“Seleksi harus lebih ketat. Kita harus memastikan bahwa penerima adalah mereka yang tidak hanya membutuhkan bantuan finansial, tetapi juga memiliki prestasi akademis yang baik dan komitmen untuk berkontribusi bagi pembangunan daerah,” lanjutnya.
Awasi Penerima
Kebanyakan program beasiswa menggunakan sistem “ambil-lepas”. Hanya sedikit yang benar-benar melakukan monitoring dan pendampingan pada penerima beasiswa.
Padahal ini merupakan langkah penting. Karena pemerintah perlu memastikan bahwa penerima beasiswa benar-benar menggunakan uangnya untuk menopang biaya pendidikannya. Yang tak kalah penting, penerima harus bertanggung jawab dengan cara mempertahankan prestasi akademiknya.
“Jangan sampai ada penerima yang tidak memanfaatkan kesempatan ini dengan baik. Pemerintah harus berani mengambil tindakan jika ada pelanggaran,” tegasnya.
Kenapa perlu pengetatan program beasiswa? Kata Saleh, karena beasiswa pada dasarnya adalah investasi jangka panjang di bidang SDM.
Melalui beasiswa, pemerintah memberi kesempatan siswa atau mahasiswa yang nantinya berpotensi ikut membangun daerah, namun kesulitan dalam hal biaya. Maka setelah beberapa tahun, keberhasilan program beasiswa bisa dilihat dari seberapa banyak penerima yang memberi kontribusi pada daerahnya.
“Ini adalah investasi untuk masa depan kita. Jika beasiswa ini disalurkan dengan tepat, kita akan melihat hasilnya dalam beberapa tahun ke depan, di mana lulusan berkualitas ini akan berperan dalam pembangunan daerah,” pungkasnya. (adv/fth)
-
POLITIK2 hari yang lalu
RESMI: Rudy-Seno Dinyatakan sebagai Pemenang Pilgub Kaltim dengan Raihan 55,7 Persen Suara
-
SEPUTAR KALTIM2 hari yang lalu
Permudah Akses ke Sekolah, Pemprov Kaltim Berikan Bus ke SMK Pariwisata dan SMA di Pelosok
-
POLITIK2 hari yang lalu
DPRD Kaltim Sampaikan Hasil Reses, Minta Pemprov Akomodir Aspirasi Rakyat
-
SAMARINDA2 hari yang lalu
Aksi Hari Anti Korupsi di Depan Kantor Gubernur Kaltim: KPK Tak Berfungsi, Tambang Ilegal Jadi Sarang Korupsi!
-
SEPUTAR KALTIM2 hari yang lalu
UMP Kaltim Tahun 2025 Naik 6,5 Persen Jadi Rp3,57 Juta
-
PARIWARA4 hari yang lalu
Kegiatan 1 Siswa Tanam 1 Pohon di Kaltim, Kadishut: Dorong Penurunan Emisi Karbon
-
SOSOK4 hari yang lalu
Kenalan dengan Iqian Amienudin Lanov, Duta Wisata Malang yang Jadi Mentor Duta Wisata Kaltim
-
OLAHRAGA4 hari yang lalu
Ternyata Ini Alasan Pelatih Borneo FC Masukkan 4 Bek dan Tarik 3 Penyerang saat Butuh Gol