Connect with us

SEPUTAR KALTIM

Si Mata Laut, Platform Digital untuk Mudahkan Nelayan Kaltim Cari Lokasi Tangkap Ikan

Diterbitkan

pada

Ilustrasi nelayan ketika mencari ikan. (Ist)

Si Mata Laut merupakan platform digital resmi DKP Kaltim yang dirancang untuk memberikan kemudahan bagi nelayan untuk menentukan lokasi tangkapan ikan. Bahkan tak perlu registrasi.

Si Mata Laut merupakan salah satu platform Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kalimantan Timur (Kaltim) yang saat ini sdang dioptimalkan.

Hal tersebut dilakukan karena platform digital Si Mata Laut ini dinilai efektif mempermudah nelayan dalam mengakses ruang usaha di wilayah laut.

Kepala Bidang Pengelolaan Ruang Laut DKP Kaltim, M. Ali Aripie mengatakan bahwa sistem informasi tata ruang laut tersebut dirancang untuk memberikan kemudahan bagi nelayan dalam menentukan lokasi tangkapan ikan yang sesuai dengan peraturan.

Dia menjelaskan bahwa platform ini dapat diakses melalui laman resmi DKP Kaltim. Bahkan, nelayan tidak perlu mendaftar atau registrasi (login) untuk mengakses Si Mata Laut.

Baca juga:   Dana Desa Kaltim Tahun 2024 Naik Jadi Rp787 Miliar

“Mereka bisa langsung mengakses dan memasukkan titik koordinat lokasi tangkapan yang diinginkan. Sistem ini akan memberikan informasi apakah lokasi tersebut diperbolehkan untuk kegiatan tangkap atau tidak,” ujar Aripe.

Platform Si Mata Laut menyediakan dua cara akses, yaitu dengan mendaftar atau langsung masuk tanpa registrasi.

Setelah memasukkan titik koordinat, pengguna akan mendapatkan informasi mengenai izin usaha di lokasi tersebut.

Pada tahun 2023, DKP Kaltim menerima penghargaan nasional untuk kategori penataan ruang laut terbaik yang diterima dari Menteri Kelautan dan Perikanan.

Menurut Aripe, penghargaan ini diberikan karena DKP Kaltim berhasil menyiapkan sistem informasi yang terbuka dan mudah diakses oleh masyarakat.

“Kami juga melakukan pendampingan kepada masyarakat, terutama nelayan kecil, dalam mengurus izin usaha mereka,” tambah Aripe.

Baca juga:   Tingkatkan Keamanan Siber Perangkat Daerah Melalui Bimtek

Pendampingan ini meliputi bantuan dalam proses perizinan dan penyediaan informasi yang dibutuhkan nelayan untuk memulai usaha di laut.

Inisiasi terbentuknya sistem Simata Laut sebenarnya berawal dari Jawa Timur.

“Kami mengadopsi dan mengembangkan sistem tersebut secara luas, berkolaborasi dengan Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya,” ungkap Aripe.

Latar Belakang Pengembangan Si Mata Laut

Latar belakang pengembangan sistem ini adalah untuk memberikan kepastian kepada masyarakat mengenai izin usaha di wilayah laut agar tak tumpang dengan area pemanfaatan lain, seperti wilayah konservasi, pariwisata, pelabuhan dan sebagainya.

Sebelum adanya platform Si Mata Laut, nelayan harus menyurat ke DKP Kaltim untuk mendapatkan informasi mengenai izin usaha di suatu lokasi.

Baca juga:   Kejati Kaltim Tahan Tersangka Insial MRF Terkait Gratifikasi Dokumen Kayu Rp7,7 Miliar

“Proses ini memakan waktu dan tidak efisien, terutama bagi nelayan kecil yang tidak terbiasa dengan birokrasi. Dengan Si Mata Laut, mereka bisa langsung mendapatkan informasi yang dibutuhkan secara real time,” kata Aripe lagi.

Sistem ini juga membantu mengurangi konflik antarnelayan yang sering terjadi akibat ketidaktahuan mengenai batas-batas wilayah usaha.

“Contohnya, di Kecamatan Muara Badak, Kutai Kartanegara, pernah terjadi konflik karena nelayan menempatkan alat tangkap mereka di dekat pipa gas, yang sangat berbahaya. Dengan Siata Laut, kejadian seperti ini bisa dihindari,” jelasnya. (rw)

Ikuti Berita lainnya di Gambar berikut tidak memiliki atribut alt; nama berkasnya adalah Logo-Google-News-removebg-preview.png

Bagikan

advertising

POPULER

SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Hello. Add your message here.