BERAU
Tanggapi Difteri di Berau, Masyarakat Diminta Terapkan Hidup Sehat dan Bersih

Dalam rangka penanggulangan KLB Difteri, Tim Gerak Cepat Dinkes Kaltim melakukan kunjungan ke Berau dan meminta masyarakat terapkan hidup sehat dan bersih.
Tim Gerak Cepat (TGC) Dinas Kesehatan Provinsi Kaltim berkunjung ke Kabupaten Berau dalam rangka penanggulangan Kejadian Luar Biasa (KLB) Difteri.
Tim mengunjungi beberapa tempat termasuk Puskesmas Gunung Tabur, serta mengikuti Rapat Lintas Sektor Penanggulangan KLB yang dipimpin oleh Sekretaris Kabupaten Berau.
Kegiatan ini berlangsung di Kantor Bupati Berau, Kamis 21 Maret 2024.
Difteri adalah infeksi menular yang disebabkan oleh bakteri Corynebacterium Diphtheriae.
Gejalanya berupa sakit tenggorokan, demam, dan terbentuknya lapisan di amandel dan tenggorokan.
Dalam kasus yang parah, infeksi bisa menyebar ke organ tubuh lain seperti jantung dan sistem saraf. Beberapa pasien juga mengalami infeksi kulit. Bakteri penyebab penyakit ini menghasilkan racun yang berbahaya jika menyebar ke bagian tubuh lain.
Sumber penulara Difteri dari manusia (Penderita/Carrier) melalui droplet (percikan ludah) dari penderita (batuk, bersin, muntah).
Masa inkubasi penyakit ini dua hingga lima hari dengan masa penularan dari penderita : 2 – 4 minggu (sejak masa inkubasi), dan dari Carrier bisa sampai 6 bulan.
Jaya juga mengungkapkan pemerintah telah melakukan tindakan ORI (Outbreak Response Immunization) Difteri adalah pemberian imunisasi DPT-HB-HIB untuk anak usia 1-5 tahun.
“Dilakukan ORI [out-break Respon Imunization] atau respon KLB dengan imunisasi kepada kecamantan yang terpapar KLB difteri” jelas Jaya Mualimin selaku Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kaltim.
Sebagai informasi, di tahun 2023, Dinas Kesehatan (Dinkes) Berau, mendata 8 temuan kasus. Di antaranya 3 orang suspek difteri, 3 orang kompetibel klinis (negatif hasil pemeriksaan laboratorium, namun menunjukkan gejala) dan 2 terkonfirmasi positif difteri.
Sementara di tahun 2024, Dinkes Berau mencatat ada 3 temuan kasus, diantaranya 2 terkonfirmasi positif berdasarkan hasil laboratorium dan 1 kompetibel klinis.
Sehingga total temuan kasus terduga difteri sejak akhir tahun 2023 hingga memasuki tahun 2024 berjumlah 11 kasus, 4 di antaranya terkonfirmasi positif.
Dalam menyikapi kasus Difteri, masyarakat diminta untuk memeriksa status imunisasi. Jika belum lengkap agar dilengkapi.
Selain itu, masyarakat juga diminta menerapkan pola hidup bersih dan sehat. Misalnya menggunaka masker jika sedang batuk-pilek, berobat ke pelayanan kesehatan terdekat bila merasa ada gejala Difteri.
Masyarakat juga bisa melaporkan ke Puskesmas terdekat bila mengetahui ada seseorang yang menunjukkan gejala Difteri, mematuhi petunjuk minum obat antibiotika bagi kontak kasus Difteri dan kasus carrier Difteri. (rw)


-
SAMARINDA2 hari yang lalu
Dian Rosita Apresiasi Wali Kota soal Samarinda Theme Park, Tapi Perizinan Berbelit Masih Harus Jadi PR Bersama
-
GAYA HIDUP3 hari yang lalu
Olahraga Sambil Berburu Hadiah di Samarinda, Beberapa Event Lari Pada Februari 2025 Diserbu Ribuan Pelari
-
KUKAR1 hari yang lalu
Babak Baru Kasus Eks Bupati Kukar Rita Widyasari, KPK Geledah Rumah Ketua PP, Sita 11 Mobil Mewah
-
KUKAR2 hari yang lalu
Bullying Marak di Sekolah, Dosen Psikologi Unmul: Olok-Olokan Jangan Dianggap Sepele
-
SAMARINDA3 hari yang lalu
Penanganan Banjir di Samarinda Butuh Rp 900 Miliar, Ketua Komisi III Siap Bentuk Perdanya
-
HIBURAN4 hari yang lalu
Mellow hingga Jingkrak-Jingkrak: Dewa 19 Guncang Konser Perayaan Cinta di Samarinda
-
BERITA3 hari yang lalu
Siap Hadapi Semester Baru? Baca Tiga Buku Ini untuk Tambah Inspirasi!
-
SAMARINDA4 hari yang lalu
Datang ke Kaltim? Ini Sederet Culture Shock yang Bakal Kamu Alami!