Connect with us

KUTIM

Tingginya Angka Kekerasan pada Anak dan Perempuan, Bupati Kutim Minta DP3A Beri Ruang Aman

Diterbitkan

pada

Pemerintah Kabupaten Kutai Timur menggelar peringatan Hari Anak Nasional (HAN) 2024 di Kantor Bupati Kutim. (Antaranews Kaltim)

Tingginya angka laporan kekerasan pada anak dan perempuan beberapa tahun terakhir ini membuat Bupati Kutim meminta DP3A untuk memberikan ruang aman bagi mereka

Bupati Kutai Timur (Kutim) Ardiansyah Sulaiman meminta Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) untuk menekan angka kekerasan terhadap perempuan dan anak di daerah tersebut.

“Dalam beberapa tahun terakhir, kami menerima laporan banyaknya anak di Kutim yang merasa tidak nyaman dan menghadapi berbagai masalah. Karena itu, instansi terkait harus lebih serius memperhatikan hal ini,” katanya di Sangatta, Rabu.

Lanjutnya begitu pentingnya peran DP3A serta beberapa instansi lainnya untuk memastikan perlindungan anak yang benar-benar memberikan rasa aman dan ruang bagi anak-anak untuk berkreasi.

Baca juga:   Komunikasi Jadi Kunci Efektivitas Penyaluran Beasiswa Kutim

Ardiansyah  menekankan pentingnya inovasi dari dinas terkait untuk menciptakan kenyamanan bagi perkembangan setiap anak di Kutim.

“Kami berharap  anak-anak di Kutim dapat tumbuh maksimal dalam lingkungan yang nyaman dan aman,” harapnya.

Sementara itu, Kepala DP3A Idham Cholid mengungkapkan kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak di Kutim dari tahun ke tahun selalu mengalami peningkatan.

“Tahun 2023 ada 42 kasus kekerasan yang sebagian besar melibatkan anak-anak. Kemudian hingga Juli 2024  sudah ada 32 kasus kekerasan anak yang terjadi,” ungkapnya.

Mayoritas kasus kekerasan anak yang terjadi di Kutim, berusia 11 hingga 13 tahun.

Tentu saja hal ini menjadi tanggung jawab DP3A dalam melakukan pendampingan kepada korban yang masih muda.

Baca juga:   Perda Pencegahan HIV/AIDS Kutim dapat Masukan dari Stakeholder

Idham Choliq  juga mengungkapkan bahwa saat ini DP3A Kutim masih terkendala tenaga psikolog untuk melakukan pendampingan. DP3A Kutim hanya memiliki dua psikolog yang idealnya berjumlah empat orang.

“Untuk mengatasi kendala itu, saat ini kami bekerja sama dengan Kota Bontang dan Kota Samarinda dalam menangani kasus-kasus kekerasan terhadap anak,” ucapnya. (rw)

Ikuti Berita lainnya di Gambar berikut tidak memiliki atribut alt; nama berkasnya adalah Logo-Google-News-removebg-preview.png

Bagikan

advertising

POPULER

SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Hello. Add your message here.