EKONOMI DAN PARIWISATA
UMKM Manik Kalimantan Tembus Pasar Milan, Raup Omzet Signifikan di Festival Samarinda

Produk tas manik khas Kalimantan dari UMKM ManikEtamArt tak hanya laris di Festival UMKM Samarinda 2025, tapi juga telah menembus pasar mode internasional, termasuk Milan.
Purnamawati, pemilik usaha aksesori ManikEtamArt, menjadi salah satu peserta yang paling mencuri perhatian dalam gelaran UMKM Festival 2025 di Halaman Parkir Gelora Kadrie Oening, Sempaja. Produk unggulannya berupa tas dan kantong bermotif manik khas Kalimantan laris manis sejak hari pertama pameran.
“Tas menjadi produk terlaris saat ini, terutama model premium. Hari ini saja sudah terjual lebih dari 10 buah,” ujar Purnamawati saat diwawancarai, Selasa, 8 Juli 2025.
Tak hanya tas, gantungan kunci hasil karyanya juga banyak diminati. Dalam dua hari, lebih dari 200 buah berhasil terjual.
Meski mengusung motif Dayak, Purnamawati menyebut desainnya tidak mengandung filosofi khusus.
“Fokus kami pada kualitas jahitan yang kuat dan kerapian. Motif Dayak memang cenderung seragam dan sudah baku secara turun-temurun,” jelasnya.
Prestasi Global & Jangkauan Pemasaran
Tak hanya populer secara lokal, produk ManikEtamArt bahkan telah menembus pasar internasional, termasuk Milan, Italia.
“Best seller-nya adalah aksesori fashion yang dipesan khusus untuk pasar Italia,” ungkapnya.
Secara domestik, produk-produknya tersedia di Pasar Citra Niaga Samarinda, Pasar Impres Kebun Sayur Balikpapan, serta beberapa kota seperti Berau, Tarakan, Jakarta, dan Bekasi. Toko utama ManikEtamArt berlokasi di Jalan Mas Pengulu, Samarinda Seberang, dekat Masjid Tua Siratul Mustaqim.
Produksi & Dukungan Pemerintah
Berbekal pengalaman delapan tahun, Purnamawati mengembangkan usahanya secara otodidak lewat tutorial daring. Kini, ia mempekerjakan 20–50 ibu rumah tangga sebagai pengrajin tetap.
Bahan baku didatangkan langsung dari Surabaya. Ia juga menyampaikan apresiasinya terhadap dukungan pemerintah.
“Kami difasilitasi tanpa biaya oleh dinas terkait untuk mengikuti acara ini. Sangat membantu dari segi pemasaran,” ucapnya bersyukur.
Tantangan dan Harapan
Meski permintaan tinggi, tantangan tetap ada, terutama terkait pasokan bahan baku berwarna cerah yang disukai pasar serta minimnya minat generasi muda menjadi pengrajin.
“Mayoritas pekerja kami adalah ibu rumah tangga. Minat anak muda masih sangat rendah,” ujarnya. Meski begitu, ia membuka diri terhadap pelatihan jika ada yang berminat belajar.
Menyambut pembangunan IKN, Purnamawati berharap regenerasi pelaku usaha tetap berjalan.
“Semoga anak muda mau melanjutkan warisan manik Kalimantan. Usaha ini menjanjikan—modal kecil, tapi hasil memuaskan,” tutupnya.
Produk ManikEtamArt dapat dipesan melalui Instagram @maniketamart atau Facebook Purnama Wati. (chanz/sty)
-
NUSANTARA4 hari agoKemenhut Telusuri Legalitas Kayu Terseret Banjir di Sumatra, Operasi Pengawasan Diperketat
-
NUSANTARA4 hari agoPresiden Prabowo Prioritaskan Pembangunan 300 Ribu Jembatan untuk Perkuat Akses Pendidikan di Daerah Terpencil
-
OLAHRAGA5 hari agoKejuaraan Balap Ikonik Yamaha Cup Race Bertandang ke Tasikmalaya, Bakal Hadirkan Euforia Memorable
-
OLAHRAGA4 hari agoDebut di Yamaha R3 BLU CRU Asia-Pacific Championship, Rider Binaan Yamaha Racing Indonesia Sabian Fathul Ilmi Tampil Impresif
-
BALIKPAPAN3 hari agoFazzio Hybrid Movement (FOMO) di Balikpapan Diramaikan dengan Gathering & Riding Bareng Konsumen Fazzio
-
NUSANTARA6 jam agoPemprov Kaltim Salurkan Rp 7,5 Miliar untuk Bantu Korban Banjir di Tiga Provinsi Sumatera
-
PARIWARA1 hari agoModal 40 Juta-an, LEXI LX 155 Japan Look Sukses Juarai Kategori Elit di Event CustoMAXI 2025 Aceh

