BALIKPAPAN
Balikpapan Luncurkan Program Diversifikasi Pangan Lokal Akalku Milenial

Pemerintah Kota (Pemkot) Balikpapan melalui Dinas Pangan Pertanian dan Perikanan (DPPP) meluncurkan program Akalku Milenial atau Pangan Lokal Kuliner di Era Milenial, Rabu (13/10/2021) di Gedung Kesenian Kota Balikpapan. Melalui program ini diharapkan diversifikasi pangan bisa menggunakan bahan pangan lokal yaitu singkong.
Kepala DPPP Heria Prisni mengungkapkan, ada sekira 42 pelaku usaha yang kini berada di bawah dampingan Dinas KUMKMP dan telah mendapat pelatihan dari DPPP, yang memproduksi makanan berbahan singkong. Melalui Akalku Milenial diharapkan dapat membantu pemerintah dalam penyediaan pangan. Tujuannya demi ketahanan pangan.
“Diharapkan melalui olahan singkong yang beragam dapat meningkatkan minat konsumsi generasi milenial terhadap bahan ini. Cara diversifikasi pangan adalah keanekaragaman pangan. Jika dahulu bahan pangan pokok adalah beras atau nasi, singkong bisa menjadi salah satu alternatif,” terangnya.
Apalagi kini singkong tak hanya direbus dan digoreng saja, tapi juga sudah tersedia ratusan olahan makanan dari bahan tersebut. Singkong juga dipilih karena produksinya di Balikpapan berlimpah dan harganya murah. Sehingga tidak perlu membeli bahan di luar Balikpapan.
“Orang juga dapat dengan mudah menanamnya. Jadi kita berpikir mulai mengurangi ketergantungan pada beras sebagai upaya ketahanan pangan. Apalagi produksi beras makin tahun makin menurun karena kurangnya lahan pertanian,” jelas Heria.
Selain produksi olahan singkong yang beragam, saat ini ini kota Balikpapan juga Tengah berupaya memproduksi beras singkong. Dan semua ini ini dengan memberdayakan UMKM di kota Balikpapan.
“Mereka kami Bina agar dapat memanfaatkan bahan baku singkong. Banyak produk yang sebelumnya menggunakan tepung terigu bisa diganti singkong, misalnya siomay,” sebutnya.
Diakuinya memang diversifikasi pangan ini tidak bisa langsung drastis mengubah kebiasaan makan nasi jadi singkong. Namun perlahan bisa saja dimulai, dengan harapan ke depan supaya masyarakat bisa lebih cinta terhadap singkong. “Harapannya supaya anak muda mulai menyukai singkong dan bahan ini juga digunakan di kafe-kafe, misalnya,” pungkasnya. (Redaksi KF)

-
SEPUTAR KALTIM4 hari ago
Ombudsman Kaltim Catat Ratusan Pengaduan, Pelayanan Tak Maksimal Jadi Sorotan
-
SAMARINDA5 hari ago
DPRD Samarinda Desak Pemeriksaan Ulang Fondasi Proyek Teras Samarinda
-
EKONOMI DAN PARIWISATA5 hari ago
Harga TBS Sawit Kaltim Turun Lagi Juli Ini, Dinas Perkebunan: Dampak Penurunan CPO dan Kernel
-
SAMARINDA5 hari ago
Usul Zonasi Kopi Keliling di Samarinda, Suparno: Tertibkan Tanpa Matikan Penghidupan
-
KUTIM4 hari ago
Gubernur Harum Tinjau Jalan Perbatasan Kutim-Berau: Kami Tidak Hanya Turun Tangan, Tapi Turun Langsung!
-
BERAU5 hari ago
Resmikan Kantor UPTD Pajak di Berau dan Paser, Gubernur Dorong Kepatuhan Wajib Pajak
-
SEPUTAR KALTIM5 hari ago
Pemprov Kaltim Genjot Aksi Konvergensi, Kukar Jadi Contoh Penurunan Stunting Efektif
-
SAMARINDA5 hari ago
Minta Keadilan untuk Balita NA, Kuasa Hukum Desak Visum Ulang Dugaan Kekerasan di Panti Asuhan Samarinda