SAMARINDA
Polemik Relokasi Pasar Pagi, DPRD Samarinda Minta Pemkot Perbaiki Komunikasi dengan Pedagang

DPRD Samarinda ikut mengamati proses rencana relokasi Pasar Pagi. Terkait keluhan pedagang yang merasa belum pernah diajak ngobrol oleh pemkot, apalagi dilibatkan. Dewan menyarankan agar pemkot memperbaiki komunikasi, dan pedagang membuka diri.
Pemerintah Kota Samarinda terus melakukan persiapan pembangunan ulang pasar legendaris, Pasar Pagi Samarinda. Targetnya sebelum akhir tahun ini pengosongan gedung sudah beres. Sehingga awal tahun depan, bangunan sudah bisa dirubuhkan dan membangun ulang Pasar Pagi yang baru dan high level. Dengan target pembangunan satu tahun.
Karena akan dibangun ulang, pemkot berencana merelokasi 2800 pedagang secara menyebar ke sejumlah pasar. Namun batal karena sejumlah opsi ternyata tidak cukup. Teranyar, pemkot coba melobi Pemprov Kaltim untuk meminjamkan lahan eks Bandara Temindung.
Gejolak kemudian datang, para pedagang yang tergabung dalam Forum Pedagang Pasar Pagi Samarinda meminta kepastian. Karena mereka ternyata belum pernah dilibatkan dalam setiap proses rencana besar ini.
Mereka ingin Pemkot Samarinda melakukan komunikasi kepada para pedagang. Tidak ujug-ujug berencana, memindahkan, dan membangun. Karena rencana besar ini tidaklah mudah. Selain itu mereka juga ingin agar tempat relokasi tidak disebar, terpusat, dan tidak jauh dari Pasar Pagi. Juga meminta agar pengosongan dilakukan usai Idulfitri tahun depan.
Terkait tempat relokasi, pemkot telah menampung berbagai usulan dan tengah mengupayakan harapan pedagang. Juga janji bakal ngajak ngobrol pedagang kalau tempatnya sudah ada. Namun terkait pengunduran waktu pengosongan di tahun depan, pemkot menolak. Karena akan mengacaukan rencana yang sudah disusun dan tidak sejalan dengan APBD.
Saran DPRD Samarinda
Sampai saat ini keduanya belum pernah bertemu. Hanya saling lempar pantun di media. Sehingga DPRD Kota Samarinda meminta pemkot agar memperbaiki komunikasi dengan pedagang. Setidaknya ngobrol sedikit untuk meyakinkan pedagang.
Ketua Komisi II DPRD Kota Samarinda Fuad Fachruddin sepakat dengan pemkot. Kalau kondisi Pasar Pagi Samarinda memang sudah berantakan dan perlu dibangun ulang. Untuk menata Kota Tepian ini juga menyambut IKN.
“Saya pun sendiri belum tentu satu tahun sekali ada ke Pasar Pagi karena sudah tidak layak, banyak polemik yang sehingga memang perlu dibangun ulang. Apalagi ini pasar kan, ikon ya,” jelas Fuad pada Selasa, 12 September 2023.
“Di samping itu ada penyempitan jalan, penataan di dalam juga amburadul, nggak karu-karuan. Ditambah lagi ada oknum-oknum tertentu yang mengambil keuntungan, baik itu secara parkir, pengelolaan ruko yang sudah dari tangan ke tangan,” lanjutnya.
Menurutnya pemkot sudah mengambil langkah bagus. Fuad sendiri memahami dilema pedagang. Kalau, mungkin takut terjadi seperti pembangunan beberapa pasar. Yang molor karena beberapa hal.
Perkaranya, pada penataan kawasan Citra Niaga sebelumnya, dahulu di sepanjang jalan dipenuhi oleh penjual handphone. Yang kemudian dipindahkan ke GOR Segiri. Dan oleh pemkot saat itu tidak dilanjutkan. Sehingga pedagang handphone masih berjejer di kawasan GOR Segiri saat ini.
Namun menurut Fuad, kini kondisinya berbeda. Ia melihat pemerintah cukup serius dalam menata kota. Melihat Teras Samarinda yang terus jalan, juga revitalisasi Citra Niaga. Jika semua rencana pembangunan wali kota Samarinda ini berhasil. Samarinda pasti akan lebih cantik.
“Kalau seperti sekarang kan sudah terprogres, sudah terprogram bahwa ini memang untuk dibangun, untuk diperbaiki. Jadi jangan khawatir bahwa pemerintah itu akan lalai dan meninggalkan pasar itu sendiri, itu tidak akan mungkin. Karena pasti akan diperbaiki dan ini juga menjadi keuntungan bagi kita,” ungkap Fuad.
Perbaiki Komunikasi
Namun Ketua Komisi II DPRD Samarinda itu menilai kalau dalam hal ini, para pedagang tidaklah salah. Mereka hanya meminta penjelasan kepada pemimpinnya. Dan itu menjadi bagian dari demokrasi. Memang harus dilakukan.
Di sisi lain, Fuad merasa pemkot perlu memberi penjelasan. Setidaknya ngobrol sebentar. Mendengarkan pedagang, atau menyampaikan niat baiknya. Jika tempat belum fiks, minimal menyampaikan rencana seperti apa. Bagaimana nanti ke depannya.
“Setidaknya ada kejelasan agar tidak ada simpang siur, tidak ada isu yang mungkin merugikan dua belah pihak, dan bisa diterima semua kalangan. Harus perbaiki konunikasi demi kebaikan semua,” pungkasnya. (ens/dra)

-
SEPUTAR KALTIM4 hari ago
Pemprov Kaltim Targetkan 367 SPPG, Perluas Program Makanan Bergizi Gratis
-
SOSOK4 hari ago
Firda Arrum, Putri Berau yang Membawa Baki Sang Saka di HUT ke-80 RI Kaltim
-
PARIWARA3 hari ago
Konsistensi Pembinaan Yamaha Racing Indonesia, Arai Agaska Ikut Yamaha BLU CRU Master Camp di Spanyol
-
SEPUTAR KALTIM4 hari ago
Kaltim Buktikan Komitmen Jaga Hutan, Raih Penghargaan Nasional Wana Lestari
-
SEPUTAR KALTIM3 hari ago
Putra Kaltim Catat Sejarah, Jadi Pembentang Bendera Pusaka di Istana Merdeka
-
SEPUTAR KALTIM4 hari ago
HUT ke-80 RI di Kaltim, Sang Saka Berkibar Khidmat di Gelora Kadrie Oening
-
SEPUTAR KALTIM4 hari ago
Marching Band Meriahkan HUT ke-80 RI di Samarinda, DDC Suguhkan Tribute to Ismail Marzuki
-
SEPUTAR KALTIM4 hari ago
HUT ke-80 RI, Gubernur Harum: Kaltim Siap Jadi Etalase Indonesia di Era IKN