SEPUTAR KALTIM
Dinkes Konfirmasi Belum Ada Kasus Cacar Monyet di Kaltim

Wabah cacar monyet tengah jadi kewaspadaan Kementerian Kesehatan RI. Hingga 21 Oktober 2023, ada 8 orang positif di Jakarta. Syukurlah, di Kaltim belum ada.
Wilayah Kalimantan Timur masih bebas dari ancaman Monkeypox atau cacar monyet. Namun, masyarakat diminta waspada. Penyakit ini diduga mengancam penderita biseksual di Indonesia dan sudah ada sejak 2022 lalu. Dari total jumlah kasusnya, 6 di antaranya adalah ‘kaum’ biseksual. Alias orang yang memiliki orientasi seksual ganda; sama cewek dan cowok.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kaltim Jaya Mualimin mengungkapkan, sampai saat ini belum diperolehnya laporan indikasi pasien yang terjangkit penyakit Monkeypox di wilayah Kaltim.
“Tapi kita tetap meningkatkan kewaspadaan. Dengan cara melaporkan ada atau tidaknya penyakit cacar monyet ini setiap minggunya, untuk antisipasi dini di masyarakat,” ungkapnya, Selasa 24 Oktober 2023.
Diketahui, penyakit Monkeypox ini merupakan penyakit zoonosis yang disebabkan oleh virus Monkeypox yang bersifat ringan. Namun menular melalui kontak langsung dengan orang atau hewan terinfeksi.
“Gejala penyakit cacar monyet ini berlangsung selama 2-4 minggu. Bisa juga melalui benda terkontaminasi virus mPox,” kata Jaya.
Jaya mengatakan, apabila telah ditemukannya penyakit tersebut, Dinkes Kaltim akan segera melakukan pengujian lebih lanjut kepada pasien. Lalu melakukan penutupan pintu masuk ke Kaltim untuk mencegah penyebaran virus tersebut.
“Melalui sampel darah untuk dilakukan pemeriksaan. Jika hasilnya negatif, itu mungkin bukan cacar. Namun, jika hasilnya positif, itu adalah tanda bahwa Monkeypox telah masuk ke Kalimantan Timur,” terangnya.
Warga Kaltim Diminta Waspada
Dengan maraknya penyakit tersebut. Jaya mengimbau kepada masyarakat untuk segera melaporkan kepada faskes terdekat jika menemukan masyarakat yang terinfeksi penyakit cacar monyet ini.
“Kalau ada yang terindikasi infeksi, langsung laporkan ke puskesmas untuk antisipasi. Karena virus kan bisa cepat menyebar,” ujarnya.
Selain itu, masyarakat juga diminta untuk segera mengkonsumsi obat cacar pada umumnya sebagai langkah awal efektif jika sudah terinfeksi penyakit tersebut.
“Obatnya hampir mirip-mirip pada cacar umumnya. Dan penyakit cacar memang ada vaksin nya. Vaksin cacar,” tuturnya.
Berdasarkan pemantauan World Health Organization (WHO). Jaya mengatakan sebanyak 83 persen penyakit ini terjadi pada Laki-laki Suka Laki (LSL)
“Saat di tes, 7,4 persen pernah positif HIV positif. Selain itu juga dilaporkan kasus ini menular 82,5 persen melalu sex,” katanya.
Penyakit ini cenderung menyerang kulit dengan bintik-bintik yang mirip cacar namun sedikit lebih lebar. Menurut laporan epidemiologi penyebaran penyakit ini sangat cepat. Namun belum mencapai status pandemi ataupun menyebabkan kematian. (dmy/gdc/fth)

-
SEPUTAR KALTIM5 hari ago
BMKG: Cuaca Kaltim Fluktuatif, Waspadai Hujan Deras dan Karhutla
-
SAMARINDA4 hari ago
Tingkatkan Daya Saing UKM, UPTD Koperasi Kaltim Gelar Pelatihan Membatik
-
SEPUTAR KALTIM4 hari ago
Pemprov Lampung Apresiasi Kaltim Jadi Contoh Pembangunan Hijau
-
SEPUTAR KALTIM2 hari ago
Ajang Camat Berprestasi Kaltim 2025 Dibuka, Pemenang Diumumkan di HUT Kaltim ke-69
-
PARIWARA4 hari ago
Asia Pacific Predator League 2026 Resmi Dibuka, Acer Indonesia Siapkan Tim Esports Wakil Tanah Air
-
EKONOMI DAN PARIWISATA2 hari ago
Inflasi Kaltim September 2025 Tercatat 1,77 Persen, Tertinggi di PPU
-
SEPUTAR KALTIM5 hari ago
Gubernur Harum Lantik 71 Pejabat Baru, Tekankan Profesionalisme ASN
-
SEPUTAR KALTIM4 hari ago
Wagub Seno Aji Lepas 215 Kontingen Kaltim ke Pornas Korpri XVII Palembang