EKONOMI DAN PARIWISATA
Bubur Peca Khas Samarinda akan Diajukan Jadi Warisan Budaya

Pemkot Samarinda akan mengajukan bubur peca sebagai warisan budaya. Sebagai langkah melestarikan kuliner khas yang disajikan saban Ramadan di Masjid Tua Samarinda Seberang ini.
Ibu Kota Kalimantan Timur (Kaltim) merupakan daerah urban yang plural. Berbagai suku di Indonesia bermukim di kota ini. Sama seperti Balikpapan. Sehingga suku asal usulnya merupakan pendatang.
Hal itu membuat Kota Samarinda jarang memiliki sesuatu yang khas. Termasuk di dunia kuliner. Entah makanan yang mengandung unsur nama Samarinda atau melambangkan Kota Samarinda.
Kalau pun ada yang disebut sebagai makanan khas, tapi sebetulnya kurang khas. Misalnya saja nasi kuning, amplang dan lainnya. Namun, belakangan kuliner bubur peca akan dipatenkan menjadi makanan khas Samarinda.
Bubur peca sendiri dicetuskan sebagai makanan khas berbuka puasa selama Ramadan di Masjid Shirathal Mustaqiem sekitar tahun 60-70an. Menggunakan resep asli generasi pertama yang masih bertahan.
Kian berjalannya waktu, sajian bubur peca asal suku Bugis ini menjadi tradisi turun menurun di Samarinda Seberang. Cara masaknya pun masih sama dengan cara tradisional. Sampai saat ini sudah pada generasi ke-3.
Agar eksistensi bubur peca ini tidak hilang, Pemerintah Kota Samarinda mulai memperluas akses masyarakat untuk mengetahui lebih dalam mengenai kuliner satu ini. Sehingga lebih dikenal generasi sekarang.
Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Samarinda Barlin Hady Kesuma menyebut pihaknya saat ini mencoba mengangkat bubur peca menjadi warisan budaya yang bisa diakui.
“Mau kita ajukan sebagai warisan tak benda yang diakui. Nanti kita usulkan hasilnya ke pemerintah untuk dijadikan pengakuan. Entah dari Kaltim terlebih dahulu, baru ke nasional dan Unesco,” jelasnya kepada Kaltim Faktual Jumat 31 Mei 2024.
Kata Barlin, bubur peca ini bakal menjadi percontohan kuliner khas Samarinda. Sementara kuliner lain, seperti amplang, nasi kuning iwak haruan, lalu ayam bekepor, juga bakal diajukan selanjutnya.
Bakal Adakan Cultural Week
Selain melalui jalur pengakuan budaya, Pemkot Samarinda juga akan membuka secara luas eksistensi bubur peca kepada masyarakat luas. Dengan berbagai upaya pelestarian yang menarik.
Nantinya akan ada pengkajian lebih mendalam, dan topik bubur peca akan dibuat menjadi sebuah tulisan buku, lalu ada kegiatan pameran, hingga edukasi ke sekolah melalui event Cultural Week.
“Cultural Week di bulan Juli waktu anak masuk sekolah di minggu pertama, harapannya kegiatan tersebut tidak hanya sekadar kegiatan biasa, harapannya bisa dinikmati seluruhnya,” pungkasnya. (ens/dra)


-
PARIWARA5 hari yang lalu
Yamaha Motor Tampil Perdana di Jakarta E-Prix 2025 Sebagai Mitra Teknis Pengembangan Powertrain Formula E
-
SAMARINDA3 hari yang lalu
Samarinda Buka Kuota Tambahan Sekolah Rakyat, Pendaftaran Hanya 2 Hari!
-
SEPUTAR KALTIM4 hari yang lalu
Wagub Kaltim Logowo Tunjangan Operasional Dipangkas: “Memang Saya yang Minta”
-
BALIKPAPAN2 hari yang lalu
Hingga Mei 2025, BPJS Ketenagakerjaan Balikpapan Bayarkan Rp211 Miliar Klaim JHT
-
SAMARINDA4 hari yang lalu
Respons Cepat Hotline 110, Polresta Samarinda Ungkap Kasus Pelecehan Anak dan Penggelapan
-
SEPUTAR KALTIM4 hari yang lalu
Kaltim Baru Miliki 38 Madrasah Negeri, Proses Penegerian Terkendala Anggaran dan Regulasi Pusat
-
SEPUTAR KALTIM4 hari yang lalu
Satgas PASTI Blokir Ratusan Pinjol dan Investasi Ilegal, Kerugian Masyarakat Capai Rp2,6 Triliun
-
SAMARINDA4 hari yang lalu
Samarinda Siap Bangun Sekolah Rakyat Tahun Ini, Daerah Lain Masih Terkendala Lahan