SEPUTAR KALTIM
Dari Hutan Kalimantan hingga Layar Digital, Pelajar Kaltim Ditantang Ciptakan Game Kearifan Lokal!


Lupakan sejenak buku teks dan rumus-rumus yang memusingkan! Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Provinsi Kalimantan Timur punya cara unik untuk mengasah kreativitas para pelajar SMA/SMK di era digital ini.
Bayangkan, kekayaan budaya Dayak, keindahan alam Kalimantan, hingga tradisi unik suku-suku asli, semua bisa diubah menjadi game seru dan mendidik!
Dari Hutan Kalimantan hingga Layar Digital, Pelajar Kaltim Ditantang Ciptakan Game Kearifan Lokal!
Samarinda – Lupakan sejenak buku teks dan rumus-rumus yang memusingkan! Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Provinsi Kalimantan Timur punya cara unik untuk mengasah kreativitas para pelajar SMA/SMK di era digital ini.
Bayangkan, kekayaan budaya Dayak, keindahan alam Kalimantan, hingga tradisi unik suku-suku asli, semua bisa diubah menjadi game seru dan mendidik!
Plt Kepala Disdikbud Kaltim, Irhamsyah, menyatakan bahwa dunia digital telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan generasi muda. Alih-alih menolak arus, Disdikbud justru memanfaatkannya sebagai wadah kreativitas.
“Anak-anak kita sudah terkontaminasi dengan dunia digital. Kita harus memanfaatkannya dengan cara yang positif,” ujarnya dengan semangat.
Tak tanggung-tanggung, Disdikbud mendorong sekolah-sekolah untuk menggelar lomba pembuatan game berbasis kearifan lokal. Bayangkan serunya menjelajahi hutan Kalimantan yang lebat dalam sebuah game petualangan, atau belajar tentang sejarah Kerajaan Kutai melalui permainan interaktif! Mungkin saja, kita akan melihat game simulasi menangkap ikan dengan tombak ala suku Dayak, atau game strategi yang terinspirasi dari perang antar suku di masa lampau.
“Misalnya, ada game tentang petualangan di hutan Kalimantan, mengenal budaya Kutai, atau permainan menangkap ikan dengan tombak. Intinya, game tersebut harus menampilkan unsur kekayaan khas lokal,” jelas Irhamsyah.
Langkah Disdikbud ini bukan tanpa alasan. Irhamsyah mencontohkan kesuksesan game Minecraft yang dikembangkan oleh anak bangsa dan dibeli oleh perusahaan asing dengan harga fantastis. Hal ini membuktikan potensi besar anak Indonesia dalam dunia digital, termasuk pelajar-pelajar di Kalimantan Timur.
“Bagaimana kita memancing kreativitas dan inovasi anak-anak kita untuk bisa berkarya di dunia digital? Kita tidak bisa menutup mata dengan perkembangan teknologi,” tegasnya.
Lebih dari sekadar hiburan, game berbasis kearifan lokal ini diharapkan mampu menjadi media pelestarian budaya. Nilai-nilai luhur, tradisi, dan sejarah dapat dikemas menarik dan mudah dicerna oleh generasi muda melalui bahasa yang mereka pahami: game.
Untuk mendukung program ini, Disdikbud tak hanya mendorong kreativitas siswa, tetapi juga menyiapkan infrastruktur pendukung. Bantuan bandwidth telah diberikan kepada 170 sekolah, diikuti dengan sosialisasi berbagai aplikasi pembelajaran digital kepada guru dan siswa.
“Semua fasilitas dan pendampingan telah kita berikan. Tinggal kita evaluasi implementasinya di sekolah,” ujar Irhamsyah.
Dengan dukungan penuh dari Disdikbud, para pelajar Kalimantan Timur diharapkan mampu menghasilkan karya-karya digital yang inovatif, mendidik, dan menginspirasi, serta menunjukkan pada dunia bahwa kearifan lokal juga bisa keren dan menarik di era digital! Alih-alih menolak arus, Disdikbud justru memanfaatkannya sebagai wadah kreativitas.
“Anak-anak kita sudah terkontaminasi dengan dunia digital. Kita harus memanfaatkannya dengan cara yang positif,” ujarnya dengan semangat.
Tak tanggung-tanggung, Disdikbud mendorong sekolah-sekolah untuk menggelar lomba pembuatan game berbasis kearifan lokal. Bayangkan serunya menjelajahi hutan Kalimantan yang lebat dalam sebuah game petualangan, atau belajar tentang sejarah Kerajaan Kutai melalui permainan interaktif! Mungkin saja, kita akan melihat game simulasi menangkap ikan dengan tombak ala suku Dayak, atau game strategi yang terinspirasi dari perang antar suku di masa lampau.
“Misalnya, ada game tentang petualangan di hutan Kalimantan, mengenal budaya Kutai, atau permainan menangkap ikan dengan tombak. Intinya, game tersebut harus menampilkan unsur kekayaan khas lokal,” jelas Irhamsyah.
Langkah Disdikbud ini bukan tanpa alasan. Irhamsyah mencontohkan kesuksesan game Minecraft yang dikembangkan oleh anak bangsa dan dibeli oleh perusahaan asing dengan harga fantastis. Hal ini membuktikan potensi besar anak Indonesia dalam dunia digital, termasuk pelajar-pelajar di Kalimantan Timur.
“Bagaimana kita memancing kreativitas dan inovasi anak-anak kita untuk bisa berkarya di dunia digital? Kita tidak bisa menutup mata dengan perkembangan teknologi,” tegasnya.
Lebih dari sekadar hiburan, game berbasis kearifan lokal ini diharapkan mampu menjadi media pelestarian budaya. Nilai-nilai luhur, tradisi, dan sejarah dapat dikemas menarik dan mudah dicerna oleh generasi muda melalui bahasa yang mereka pahami: game.
Untuk mendukung program ini, Disdikbud tak hanya mendorong kreativitas siswa, tetapi juga menyiapkan infrastruktur pendukung. Bantuan bandwidth telah diberikan kepada 170 sekolah, diikuti dengan sosialisasi berbagai aplikasi pembelajaran digital kepada guru dan siswa.
“Semua fasilitas dan pendampingan telah kita berikan. Tinggal kita evaluasi implementasinya di sekolah,” ujar Irhamsyah.
Dengan dukungan penuh dari Disdikbud, para pelajar Kalimantan Timur diharapkan mampu menghasilkan karya-karya digital yang inovatif, mendidik, dan menginspirasi, serta menunjukkan pada dunia bahwa kearifan lokal juga bisa keren dan menarik di era digital!(DI/ZUL)

-
OLAHRAGA5 hari ago
Pelari Bontang Akbar Tanjung Raih Emas di Pornas Korpri 2025
-
SEPUTAR KALTIM4 hari ago
Diskominfo Kaltim Dorong SPS Aktif Bina dan Verifikasi Media Online
-
SEPUTAR KALTIM5 hari ago
Kasus DBD di Kaltim Turun Drastis, Masyarakat Diminta Tetap Waspada
-
EKONOMI DAN PARIWISATA5 hari ago
Pemprov Kaltim Andalkan Investasi Swasta Dorong Pertumbuhan Ekonomi
-
OLAHRAGA4 hari ago
Pornas Korpri XVII 2025 Resmi Ditutup, Lampung Siap Jadi Tuan Rumah Berikutnya
-
SEPUTAR KALTIM4 hari ago
Kafilah Kaltim Tampil Kompak di Defile Pembukaan STQH Nasional di Kendari
-
PARIWARA3 hari ago
CustoMAXI 2025 Bandung: NMAX “TURBO” dan NEO Curi Perhatian dengan Gaya Minimalis Elegan
-
SEPUTAR KALTIM4 hari ago
SPS Kaltim Gelar Musda 2025, Teguhkan Transformasi Media Lokal di Era Digital