SAMARINDA
Andi Harun Paling Jengkel sama Lurah yang Mageran

Wali Kota Samarinda Andi Harun paling tidak suka dengan lurah yang datang, duduk di ruangan, lalu pulang. Sebaliknya, dia suka betul dengan tipikal lurah yang ….
Andi Harun mengingatkan pada seluruh lurahnya agar tidak malas gerak alias mager. Datang, duduk, pulang menurutnya adalah gaya kepemimpinan lama. Tidak relevan lagi dengan kebutuhan masyarakat saat ini.
Memang banyak pelayanan publik yang harus diurus di kantor kelurahan. Meski begitu, Andi menegaskan bahwa itu bukan alasan bagi lurah bermalas-malasan turun ke masyarakat.
“Pola kepemimpinan kita harus segera diubah, sebagian di kantor dan sebagian di lapangan.”
“Tujuannya apa? Agar bisa memantau secara langsung perkembangan dan kebutuhan masyarakat,” ujarnya baru-baru ini.
Wali kota menyerukan seluruh OPD di lingkungan Pemkot Samarinda harus menerapkan pola seperti itu. Lagi-lagi dengan tujuan sederhana namun penting. Yakni menyerap langsung permasalahan di masyarakat.
Lebih-lebih untuk lurah. Sebagai perangkat pemerintahan paling kecil, lurah punya akses yang lebih spesifik. Informasi dari masyarakat bawah ini kerap luput dari perhatian OPD bahkan wali kota. Yang punya eskalasi pekerjaan lebih luas.
“Coba sekali-kali turun langsung, dengan mengetahui masalah di lapangan, pasti program yang kita lakukan akan tepat sasaran.”
“Sekaligus membantu mengurai dan memecahkan masalah secara bertahap, apa yang sedang terjadi di masyarakat kita,” sambungnya.
Selain tak suka lurah yang mageran. Andi Harun juga tidak terlalu terkesan dengan lurah yang monoton. Tidak punya gebrakan baru yang bermanfaat bagi warga. Minim inovasi.
Sebaliknya, orang nomor satu di pemkot itu suka sekali dengan tipe lurah yang selain rajin ke lapangan. Juga koordinatif dan komunikatif.
“Senang rasanya jika ada lurah yang datang ke balai kota untuk melakukan konsultasi secara langsung. Jadi kita bisa tahu apa permasalahan di wilayahnya.”
“Kalau lurahnya saja malas, bagaimana saya sebagai wali kota bisa tahu apa yang jadi permasalahan di lapangan?”
Andi mengaku, ketika turun ke lapangan, dia mengaku sering mendapati warga yang mengeluhkan berbagai hal. Bahkan soal drainase. Hal seperti ini, mestinya bisa ditangani oleh lurah. Minimal, bisa melaporkan ke OPD terkait atau bahkan langsung padanya.
“Kalau lurahnya tidak koordinasi dengan saya, bagaimana kita bisa tahu. Nanti yang disalahkan malah wali kota, karena tidak memperhatikan rakyat kecil.”
Lagian, kata Andi, sudah tidak ada alasan bagi lurah untuk malas-malasan. Karena pemkot sudah memberikan mobil operasional kelurahan. Yang sedari awal tujuannya adalah untuk memudahkan lurah terjun ke wilayahnya.
“Mobil itu kan bisa dipakai keliling turun ke lapangan, cari masalah apa yang terjadi Setelah itu koordinasikan ke saya, biar kita cari solusinya,” pungkasnya. (sgt/dra)


-
SAMARINDA3 hari yang lalu
Samarinda Buka Kuota Tambahan Sekolah Rakyat, Pendaftaran Hanya 2 Hari!
-
BALIKPAPAN2 hari yang lalu
Hingga Mei 2025, BPJS Ketenagakerjaan Balikpapan Bayarkan Rp211 Miliar Klaim JHT
-
SEPUTAR KALTIM5 hari yang lalu
Wagub Kaltim Logowo Tunjangan Operasional Dipangkas: “Memang Saya yang Minta”
-
SAMARINDA5 hari yang lalu
Respons Cepat Hotline 110, Polresta Samarinda Ungkap Kasus Pelecehan Anak dan Penggelapan
-
SEPUTAR KALTIM5 hari yang lalu
Kaltim Baru Miliki 38 Madrasah Negeri, Proses Penegerian Terkendala Anggaran dan Regulasi Pusat
-
SAMARINDA4 hari yang lalu
Samarinda Siap Bangun Sekolah Rakyat Tahun Ini, Daerah Lain Masih Terkendala Lahan
-
SEPUTAR KALTIM2 hari yang lalu
Dishub Kaltim Pastikan Operator Ojol Terapkan Tarif Sesuai Pergub 2023, Maxim Siap Patuhi Aturan
-
SEPUTAR KALTIM4 hari yang lalu
Satgas PASTI Blokir Ratusan Pinjol dan Investasi Ilegal, Kerugian Masyarakat Capai Rp2,6 Triliun