SAMARINDA
Belum Rampung Konsep Transportasi Massal BRT, Dishub Samarinda Bakal Kaji Bus Sekolah

Dinas Perhubungan Kota Samarinda kini tengah mematangkan ulang konsep transportasi massal BRT. Tak hanya itu, Dishub juga berencana melakukan kajian terpisah mengenai pengadaan bus sekolah.
Setidaknya dua bulan terakhir, Dinas Perhubungan Kota Samarinda kembali intens melakukan pembahasan konsep transportasi massal berbasis Bus Rapid Transit (BRT). Seperti yang diterapkan di Jakarta dan Aceh.
Meski dalam prosesnys, konsep transportasi massal BRT untuk Ibu Kota Kaltim mengalami tarik ulur. Awalnya menggunakan bus listrik. Lalu kemudian diganti dengan bus konvensional. Hingga kembali ke bus listrik.
Kini Dishub tengah melakukan finalisasi konsep teranyar untuk dipresentasikan kepada Wali Kota Samarinda Andi Harun. Sebab selain bus listrik, angkot listrik juga dimasukkan dalam daftar perencanaan.
Dishub Samarinda Pelajari Potensi Bus Sekolah
Belum rampung mengenai transportasi massal BRT, Kepala Dinas Perhubungan Hotmarulitua Manalu juga punya ide untuk pengadaan transportasi massal khusus untuk pelajar. Yakni dengan bus sekolah.
“Bus sekolah itu nanti kita lihat, apakah bus angkutan massal itu kita bagi lagi ke bus sekolah atau kita bikin bus sekolah khusus itu kan perlu biaya lagi kan,” jelas Manalu baru-baru ini.
Menurut Manalu, rencana bus sekolah akan selaras dengan aturan yang dikeluarkan oleh Kepala Dinas Pendidikan, yang melarang siswa SD dan SMP untuk membawa kendaraan. Sehingga memang perlu bus sekolah.
Selama ini, akibat pelarangan itu, tak sedikit pelajar yang menggunakan jasa ojek online atau antar jemput dengan kendaraan pribadi. Sehingga menurutnya itu belum jadi solusi, malah memperbanyak kendaraan pribadi.
“Nanti tinggal ada penekanan-penekanan misalnya nanti semua anak sekolah wajib menggunakan angkutan umum yang kita sediakan,” tambah Manalu.
Bukan Kendaraan Gratis
Bayangan awal, nanti konsepnya akan bekera sama dengan sekolah-sekolah di Samarinda dan sejumlah universitas. Mencontoh daerah Aceh yang sudah menerapkan lebih dahulu bus untuk pendidikan.
Namun, Manalu menyebut akan melakukan kajian tambahan terlebih dahulu. Sebab menurutnya konsep transportasi massal BRT cukup berbeda dengan bus sekolah. Terutama soal tarif, bisa lebih murah.
“Ya mungkin kita bisa kasih opsi ke Pak Wali 3 bulan gratis untuk menarik penumpang pelajar. Atau misal pakai opsi dalam sehari dalam satu minggu menggunakan angkutan umum.”
“Pokoknya ada beberapa opsi lah nanti,” pungkasnya. (ens/fth)


-
SEPUTAR KALTIM2 hari yang lalu
Dishub Kaltim Pastikan Operator Ojol Terapkan Tarif Sesuai Pergub 2023, Maxim Siap Patuhi Aturan
-
BALIKPAPAN3 hari yang lalu
Hingga Mei 2025, BPJS Ketenagakerjaan Balikpapan Bayarkan Rp211 Miliar Klaim JHT
-
SAMARINDA4 hari yang lalu
Samarinda Buka Kuota Tambahan Sekolah Rakyat, Pendaftaran Hanya 2 Hari!
-
SAMARINDA5 hari yang lalu
Samarinda Siap Bangun Sekolah Rakyat Tahun Ini, Daerah Lain Masih Terkendala Lahan
-
SEPUTAR KALTIM5 hari yang lalu
Satgas PASTI Blokir Ratusan Pinjol dan Investasi Ilegal, Kerugian Masyarakat Capai Rp2,6 Triliun
-
NUSANTARA3 hari yang lalu
PMI di Korsel Meninggal Akibat Kecelakaan Kerja, Pemerintah Bawa Pulang Jenazah dan Beri Santunan Jaminan Sosial Ketenagakerjaan
-
SAMARINDA1 hari yang lalu
Kepala SMA 10 Samarinda Diberhentikan Sementara, Pertanyakan Kewenangan Plt Disdikbud
-
SAMARINDA1 hari yang lalu
Guru Senior Terkejut Ditunjuk Jadi Plt Kepala SMAN 10 Samarinda