EKONOMI DAN PARIWISATA
Cukup Sekali, Jangan Ada Lagi Tragedi Kepuhunan Kopi
Ekonom Chairil Anwar meminta siapa saja yang berkaitan dengan dunia usaha di Samarinda. Menjadikan Tragedi Kepuhunan Kopi sebagai pengingat. Agar ke depan jangan ada lagi.
Tragedi Kepuhunan Kopi perlahan terlupakan seiring waktu. Namun bagi pelaku bisnis, sebaiknya sudah mengambil pelajaran besar dari kejadian ini.
Bahwa di dunia bisnis, semua bisa terjadi. Seluruh rencana besar, modal besar, bisa hancur dalam hitungan detik karena hal kecil yang luput dari perhatian.
Dalam konteks Tragedi Kepuhunan Kopi, awalnya semua berjalan sesuai rencana. Pemiliknya melakukan ekspansi bisnis ke pusat keramaian. Menyewa sebidang tanah kosong di tengah kota. Lalu membangun kafe mewah. Yang kalau ditotal, miliran rupiah sudah terkucur.
Upaya memastikan lahan bebas sengketa sudah dilakukan. Terlebih Klinik Kopi yang berdiri 3 tahun lebih awal di lahan yang sama. Tampak aman-aman saja. Namun apa akhirnya? Tejungkal juga.
Membicarakan tragedi itu bukan melulu siapa salah siapa benar. Siapa korban siapa penyebab. Namun apa. Apa hal kecil yang terlupa. Apa yang harus bahkan sangat harus dilakukan oleh pengusaha.
Ekonom Universitas Mulawarman Chairil Anwar ikut angkat bicara. Ketika berbincang dengan Kaltim Faktual lewat saluran telepon Jumat lalu. Dia memulai dengan pernyataan; memberi apresiasi pada anak-anak muda yang sudah berani masuk dalam arus wirausaha.
Tren dan berbagai kemudahan imbas dari digitalisasi industri. Berhasil merangsang anak-anak muda untuk tidak menanti tua agar mau jadi pengusaha.
“Saat ini, untuk menjadi seorang pengusaha sangat mudah. Sekarang banyak anak sekolah maupun kuliahan sudah mulai punya usaha kecil-kecilan.”
“Keterlibatan dunia digital juga mempunyai pengaruh besar. Sekarang bukan hanya di kota, tetapi di daerah pun, dunia bisnis dari kalangan pemuda juga sudah mulai hidup,” ujarnya.
Meski begitu, pria yang karib disapa Cody ini mewanti-wanti. Memulai usaha itu tidak cukup hanya dengan modal duit dan semangat dar der dor. Segala sesuatunya harus terukur. Dari pra sampai pascaproduksi. Dari kemungkinan baik sampai buruknya. Dari hal paling besar sampai paling detailnya.
“Memulai bisnis itu tidak boleh sembarangan, yang menjadi dasar adalah, check and recheck.”
“Contohnya kita sewa lahan kosong, kita cek semua dulu, itu lahan yang punya siapa, asal-usulnya gimana, bermasalah atau tidak.”
“Perlu dicek hingga ke akarnya. Ke RT, Kelurahan, BPN, serta instansi terkait lainnya,” ucapnya.
Memastikan legalitas aset sewaan termasuk detail kecil yang harus klir sejak awal. Selanjutnya, untuk mengantisipasi kerugian besar dalam situasi terburuk. Cody menyarankan penyewa ataupun yang menyewakan aset membuat perjanjian hitam di atas putih.
“Penyewa dan yang menyewakan perlu melindungi diri.”
“Saat terjadi hal yang tak terduga dan tidak ada perjanjian, salah satu di antara mereka pasti akan rugi.”
Bahkan jika legalitas dan perjanjian untung buntung beres. Pengajar di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unmul itu menekankan. Bahwa harus ada pengecekan berkala. Mengingat status aset bisa saja berubah seiring waktu.
“Kalau tentang aset itu agak riskan sekali, terutama sewa menyewa lahan. Jadi buat penyewa harus selalu berhati-hati.”
“Dan untuk pemilik properti juga tidak boleh asal-asalan menyewakan,” pungkasnya. (sgt/dra)
-
EKONOMI DAN PARIWISATA5 hari agoSiap-Siap! Rute Internasional Samarinda–Kuala Lumpur Bakal Mengudara Tahun Depan
-
SEPUTAR KALTIM5 hari agoInilah 10 Provinsi Dengan Lahan Kelapa Sawit Terluas di Indonesia, Kaltim Termasuk?
-
SEPUTAR KALTIM5 hari agoAntisipasi Bencana di Kaltim, Dinsos Stok 17.000 Paket Logistik untuk Setahun Penuh
-
SEPUTAR KALTIM5 hari agoPeduli Bencana Aceh, Pemprov Kaltim Terjunkan 37 Relawan ke Aceh Tamiang
-
OLAHRAGA5 hari agoMana yang Lebih Efektif? Membandingkan Lari, Gym, Pilates, dan Zumba untuk Kebugaran Optimal
-
BALIKPAPAN5 hari agoKota Minyak Bermaskot Beruang Madu, Ini 5 Fakta Menarik tentang Balikpapan
-
SEPUTAR KALTIM3 hari agoSelesaikan Tahap II, Disnakertrans Kaltim Targetkan Aplikasi Etam Kerja Makin Canggih: Nggak Cuma Cari Kerja!
-
GAYA HIDUP1 hari agoBukan Sekadar Perayaan, Ini Sejarah ‘Garang’ di Balik Hari Ibu 22 Desember

