EKONOMI DAN PARIWISATA
Delegasi OICCA Asal Turki Terkesan dengan Pampang dan Masjid di Kaltim

Delegasi OICCA asal Turki bernama Samet Yalçın mengaku terkesan dengan atraksi budaya Desa Pampang. Serta takjub dengan aktivitas di masjid-masjid yang ada di Kaltim.
Sudah beberapa hari peserta delegasi Organization of Islamic Cooperation – Cultural Activity (OICCA) berada di Kaltim. Disuguhi keanekaragaman budaya Kaltim secara beruntun setiap harinya. Hingga hari ini, Selasa, 11 Juni 2023, perwakilan dari 57 negara itu merasa kian dekat dengan Indonesia.
Satu di antaranya, Samet Yalçın yang merupakan delegasi OICCA asal Turki. Kaltim Faktual berkesempatan berbincang dengannya di tengah-tengah agenda Kaltim Fest.
Dengan bantuan penerjemah, pria yang juga merupakan Koordinator Program Pusat Penelitian Istanbul untuk Budaya dan Seni Muslim (IRCICA) itu bercerita. Soal pengalamannya mengunjungi 3 daerah di Indonesia. Yakni Jakarta, Samarinda, dan Kutai Kartanegara.
Impresi pertama yang membuatnya terkesan ialah keramahan orang Indonesia. Membuatnya seperti sedang berada di rumah sendiri.
“Saya juga cukup terkesima dengan segala keberagaman dan juga budaya serta sejarah yang ada di sini. Dan juga alam dan pemandangan yang sangat indah,” kisahnya penuh kesan.
Terkait perbedaan budaya, keberagaman Indonesia tidak membuatnya culture shock. Justru banyaknya hal baru yang ia saksikan membuatnya semakin antusias.
“Like a shower,” kata Samet.
Pria Turki yang Suka dengan Desa Budaya Pampang
Satu kebudayaan adat yang paling baru baginya adalah ketika berkunjung ke Desa Budaya Pampang. Karena itu pertama kalinya pula ia menyaksikan kelompok adat secara langsung. Kebetulan, ketika delegasi OICCA datang ke Desa Budaya Pampang, mereka turut menyaksikan Festival Budaya Dayak Kenyah yang ke-50.
“Pertama kali melihat orang-orang dalam rumah adat lamin. Kemudian pertama kali juga melihat orang-orang adat, dengan pakaian adatnya,” imbuhnya.
Tak sampai di sana, kebudayaan Islam juga membuatnya terkesan. Ia melihat masjid-masjid yang ramai dikunjungi. Anak-anak kecil berlarian dengan bahagia. Keluarga kecil yang berdoa bersama. Samet yang berasal dari negara Islam, begitu senang bisa menemukan pemandangan itu kembali.
“Itu seperti budaya yang hampir punah ya, tapi saya menemukannya kembali di Indonesia. Saya lihat di masjid, aktivitasnya begitu hidup,” terangnya antusias.
Perjalanannya di Kaltim masih beberapa hari lagi. Namun, ia sudah mendapat banyak sekali buah tangan dari masyarakat Indonesia. Membuatnya tak perlu berpikir keras akan membawa apa ketika kembali ke negaranya. Banyaknya pengalaman, juga tentu menjadi oleh-oleh tersendiri tentunya.
Samet begitu senang dengan perjalanannya. Dia mengaku akan kembali ke Indonesia jika ada kesempatan lagi. Baginya Indonesia sangat besar dan beragam. Bahkan sebutnya seperti benua.
“Saya ingin merasakan lagi segalanya, mulai dari bahasanya, budayanya juga. Malah sudah merasa menjadi salah satu bagian dari Indonesia ini,” tandasnya. (ens/dra)


-
SEPUTAR KALTIM5 hari yang lalu
Realisasi Janji Gratispol dan Jospol: Ribuan Warga Terima Penghargaan Umrah dan Insentif Guru
-
SAMARINDA4 hari yang lalu
Adnan Faridhan Usulkan Sistem Satgas SPMB Jadi Protokol Standar di Seluruh OPD Samarinda
-
PARIWARA4 hari yang lalu
Yamaha Motor Tampil Perdana di Jakarta E-Prix 2025 Sebagai Mitra Teknis Pengembangan Powertrain Formula E
-
SEPUTAR KALTIM5 hari yang lalu
Kaltim Siap Wujudkan Zero ODOL 2026, Tahapan Penindakan Dimulai Juli Ini
-
SEPUTAR KALTIM5 hari yang lalu
Pemprov Kaltim Gandeng LPEI, Dorong Desa Potensial Jadi Motor Ekonomi Ekspor
-
SEPUTAR KALTIM5 hari yang lalu
Transformasi Digital ASN: Perpustakaan Digital Jadi Pilar Penguatan Literasi dan Kompetensi
-
SEPUTAR KALTIM4 hari yang lalu
Kemenag Kaltim Gelar Media Gathering, Fokus pada Kerukunan dan Penguatan Pesantren
-
SAMARINDA2 hari yang lalu
Samarinda Buka Kuota Tambahan Sekolah Rakyat, Pendaftaran Hanya 2 Hari!