Connect with us

EKONOMI DAN PARIWISATA

Duta Wisata Kaltim 2023 Rilis Batik Pampang, Kembangkan Wastra Kaltim dengan Dua Motif Khas Dayak

Diterbitkan

pada

batik pampang
Duta Wisata Kaltim merilis Batik Pampang ke publik. (Nisa/Kaltim Faktual)

Pasangan Duta Wisata Kaltim 2023 akhirnya melaunching produk batik khas Pampang. Hasil ide keduanya melalui program Putik Pampang yang sudah mendapat pengakuan HaKI dan Hak Merek dagang. Dua motif khas dayak yang siap dipasarkan. Menambah daftar oleh-oleh khas Benua Etam.

Pasangan Duta Wisata Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) 2023  Arif Noor Gunawan dan Nadya Pradita Hosensyah berhasil membuktikan gelar yang diraih keduanya tidaklah sia-sia.

Menjelang satu tahun bertugas, Arif dan Nadya terus mengembangkan gagasannya untuk memajukan sektor pariwisata di Kaltim. Tak hanya untuk destinasi dan potensi wisata, namun juga fokus pada pengembangan kekayaan wastra.

Melalui program Kampung Batik Pampang atau disebut Putik Pampang, Arif dan Nadya melalui proses yang panjang. Untuk kemudian berhasil melahirkan produk wastra yang benilai bahkan diakui. Berupa kain batik dengan motif yang khas. Bernama: Batik Pampang.

Tentang Putik Pampang

batik pampang
Arif dan Nadya memamerkan Batik Pampang karya mereka. (Kaltim Faktual)

Nadya cerita, Putik Pampang sendiri merupakan hasil pemikiran dari Kolaborasi Arif dan Nadya (KARYA) yang berlatar belakang ilmu seni dan komunikasi. Mereka menginisiasi Putik Pampang. Putik sendiri memiliki makna berkembang biak. Filosofinya, Putik Pampang bisa diperbanyak dan terus berkembang.

Singkatnya, ini adalah pengembangan wastra berupa batik yang difokuskan di Desa Budaya Pampang. Kawasan yang dihuni oleh suku Dayak Kenyah. Putik Pampang menambah daya tarik wisata di desa budaya itu.

Baca juga:   Belum Rampung Konsep Transportasi Massal BRT, Dishub Samarinda Bakal Kaji Bus Sekolah

“Jadi tidak hanya sebagai program, tapi ini langkah nyata kami untuk membangun UMKM di sekitar Desa Budaya Pampang. Jadi ekonominya dapat, sosialnya dapat, pemberdayaan masyarakatnya juga dapat,” jelas Nadya Kamis 20 Juni 2024.

“Alasan pemilihan Desa Pampang. Sebetulnya ada dua pilihan yaitu Kampung Ketupat dan Desa Pampang. Tapi kami memilih di Pampang karena kami mengejar budayanya yang masih kental,” tambah Arif.

Legalitas Putik Pampang

Diketahui, Putik Pampang sudah mendapatkan 2 legalitas. Yakni terdaftar di Hak Kekayaan Intelektual (HaKI) pada 2023 berupa hak cipta pembuatan motif secara komunal yakni motif Batik Pampang.

Yang Kedua adalah Merek Dagang. Dengan begitu Batik Pampang secara resmi memiliki hak merek dagang yang kedepannya menjadi produk UMKN bagi masyarakat Pampang dalam bentuk wastra atau kain batik.

“Meski tentunya tidak mudah ya. Tapi kami jalani prosesnya, dari Pampang untuk Pampang,” kata Nadya.

Setelah melalui beberapa proses lagi pasca-legalitas. Produk Batik Pampang akhirnya bisa dirilis dan dipasarkan kepada masyarakat luas. Launching-nya pada Kamis, 20 Juni 2024. Bertepatan dengan Festival Pesta Panen di Desa Budaya Pampang.

Baca juga:   Borneo FC Borong 7 Penghargaan Pemain Terbaik Versi APPI

Selanjutnya, hasil buah pikiran Pasangan Duta Wisata Kaltim 2023 ini akan dibawa ke kancah nasional melalui ajang Pemilihan Duta Wisata Indonesia 2024. Arif dan Nadya akan berlaga mewakili Kaltim untuk sektor wisata.

Mengenal Batik Baru; Batik Pampang

batik pampang
Arif dan Nadya melayani pengunjung tenant Batik Pampang, Kamis. (Kaltim Faktual)

Batik Pampang kini telah masuk dalam daftar batik khas Kaltim. Motif yang dipilih, mengambil dari kekayaan satwa masyarakat Dayak di Desa Budaya Pampang atau Dayak Kenyah. Dua motif itu berupa Burung Enggang untuk perempuan dan juga Macan untuk laki-laki.

“Motifnya melambangkan keberanian, kebersamaan, dan persatuan. Karena orang dayak sifatnya komunal, jadi selalu bersama-sama. Penggunaan motif ini juiga sudah mendapatkan izin dari kepala adat. Makanya kami bisa produksi,” terang Nadya.

“Tentunya kita mengadaptasi dari tradisi, karena kita ingin inovasi dari tradisi, sebagai representasi dari Pampang itu sendiri,” tambahnya.

Lanjut Nadya, akan ada 2 jenis produk yang bisa didapatkan. Yakni batik printing dan batik tulis. Keduanya memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Tergantung selera masing-masing.

Untuk batik printing, menggunakan kain yang jika dalam kasta kain, termasuk yang premium; Armani Sutra. Kainnya yang lembut dan adem. Namun motifnya menyatu dengan kain, alias tidak bertekstur. Dibandrol dengan harga Rp250 ribu. Dengan panjang kain 2 meter kali 148 centimeter.

Baca juga:   6 Sosok Pengganti Sepadan Wiljan Pluim di Borneo FC

Sementara untuk batik tulis, dibuat lebih rumit. Menggunakan lilin dingin yang ramah lingkungan. Menggunakan kain Primissima atau kain Mori yang lembut. Hasil dari kain batik ini lebih terlihat dan bertekstur. Dibandrol dengan harga lebih tinggi yakni Rp500 ribu paling murahnya. Tergantung kerumitan.

“Kita ada website putikpampang.com. Ada nomor hp juga, untuk yang mau pesan atau tanya-tanya bisa banget.”

“Untuk saat ini, untuk kebutuhan launching kami masih ready yang batik printing. Biar cepat karena kejar momen. Sementara batik tulisnya akan segera ready,” timpal Nadya.

Nadya menyebut ke depan, pihaknya akan mengupayakan keberadaan toko offline yang bisa dikunjungi masyarakat. Bisa untuk batik sendiri atau bahkan oleh-oleh khas Kaltim yang motifnya Dayak banget.

Selain itu, penggunaan kain batiknya juga sudah berpola. Sehingga sudah disesuaikan dengan pembuatan berbagai produk pakaian. Seperti kemeja, blous, dress, ataupun rok.

“Jadi kalau ini sudah disesuaikan motif, jadi ada pola-polanya disesuaikan pola badan atau pola lengan. Jadi potongannya berupa pola yang bisa dijahit. Tinggal ikutin pola aja. Tergantung kreatifitas. Sehingga tetap bagus ketika dipakai atau dikreasikan,” pungkasnya. (ens/dra)

Ikuti Berita lainnya di Gambar berikut tidak memiliki atribut alt; nama berkasnya adalah Logo-Google-News-removebg-preview.png

Bagikan

advertising

POPULER

SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Hello. Add your message here.