SAMARINDA
Dinas P2PA ‘Slow Respons’, DPRD Soroti Kurangnya SDM dan Kecilnya Anggaran
DPRD Samarinda menyoroti kurangnya pegawai dan anggaran untuk Dinas P2PA Samarinda. Sehingga pada semester pertama tahun ini, realisasi program kerjanya sangat kecil.
Mendekati akhir semester I di 2023, Komisi IV DPRD Kota Samarinda menggelar hearing dengan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (P2PA). Bertempat di Kantor DPRD, pada Selasa, 20 Juni 2023.
Mereka melakukan evaluasi terkait program kerja yang belum bisa diselesaikan oleh Dinas P2PA. Ketua Komisi IV DPRD Samarinda, Sri Puji Astuti menyebut progres dari 5 bidang di Dinas P2PA masih sekitar 20 persen.
Puji menyebut berbagai kendala dialami Dinas P2PA. Satu di antaranya ialah kurangnya jumlah pegawai.
“Kita cuma punya tenaga psikologi 4 orang. Kemudian ada beberapa tenaga kerja yang dianggap relawan,” katanya usai agenda.
“Dan kalau kita ingin memaksimalkan program itu, jangan dianggap sebagai relawan. Tapi pegawai. Sebagai pegawai yang memang berhak mendapat gaji yang bagus,” tambah Puji.
Ketua Komisi IV DPRD itu mencatat kasus yang masuk. Per Januari hingga 13 Juni 2023, terdapat 66 kasus anak. Dari berbagai macam kasus. Seperti Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT), bullying, hingga narkoba. Sementara kasus perempuan sebanyak 17.
Sebagian besar kasus sudah tertangani. Namun jumlah pegawai yang minim, belum dapat mengakomodir semua laporan.
Selain permasalahan SDM, anggaran yang kecil juga menjadi hal yang disoroti oleh DPRD Samarinda. Menurut Puji, masalah anggaran ini menjadi masalah klasik di setiap dinas.
“Hanya sekitar Rp9 miliaran, itu juga separuhnya sudah untuk kegiatan rutin seperti gaji pegawai. Sisanya untuk menyelenggarakan program. Kecil-kecil (anggarannya),” Puji prihatin.
Satu di antara program yang belum maksimal, yakni program perlindungan anak berbasis masyarakat. Yang menurut Puji anggarannya juga kecil.
“Akhirnya dari 59 kelurahan baru terlaksana pembentukan PPADM hanya 15 kelurahan,” imbuhnya.
Menurutnya program itu perlu agar masyarakat bisa turut serta dalam upaya perlindungan anak dan perempuan. Karena implementasi dari perlindungan anak dan perempuan bukan hanya menjadi tugas pemerintah saja.
Selain itu, program Kota Layak Anak juga masih mempunyai banyak PR. Utamanya pembangunan sejumlah fasilitas yang ramah anak.
“PR itu bisa dilakukan kalau anggarannya ada. Jadi harapan kami dari Komisi 4, pemerintah bukan hanya membuat perencanaan dan program tapi bisa di-support oleh anggaran dan tentunya ketersediaan SDM yang ada,” pintanya.
Puji juga berharap anggaran nantinya dapat ditambahkan untuk dapat menyokong program-program yang masih terkendala. Apalagi sebutnya, bulan Juli mendatang akan ada pembahasan APBD perubahan.
“Mudah-mudahan ada anggaran, tambahan anggaran lah untuk OPD-OPD yang terkait dengan mitra kerja kami. Karena kita ini Komisi 4 berhubungan dengan masalah kesejahteraan masyarakat ya, itu banyak sekali. Mulai dari pendidikan, ketenagakerjaan. Itu sarat dengan berhubungan dengan layanan dasar,” pungkasnya (*/ens/dra)
-
PARIWARA5 hari agoYamaha Raih Tiga Penghargaan di Marketing Excellence Awards 2025, Bukti Konsistensi Inovasi dan Strategi Pemasaran Digital
-
SEPUTAR KALTIM5 hari agoGubernur Kaltim Rudy Mas’ud Resmi Pimpin APPSI 2025–2029, Pengukuhan Dilaksanakan di Ibu Kota Nusantara
-
SEPUTAR KALTIM5 hari agoPemprov Kaltim Tegaskan Pengangkatan Dewan Pengawas RSUD Sesuai Aturan Hukum
-
SEPUTAR KALTIM4 hari agoPemprov Kaltim Cairkan Rp 44,15 Miliar Dana Pendidikan Gratispol untuk Tujuh PTN
-
SEPUTAR KALTIM5 hari agoGubernur Kaltim Usulkan 38 Provinsi Miliki Satu Klaster Kantor Badan Penghubung di IKN
-
SEPUTAR KALTIM5 hari agoGubernur Rudy Mas’ud Sampaikan Orasi Perdana di IKN: Saatnya Sinergi Kuat Daerah Dimulai
-
SEPUTAR KALTIM5 hari agoBRIDA Kaltim Inisiasi Agro Tekno Park di Lahan Bekas Tambang: Solusi Inovatif untuk Transformasi Ekonomi dan Reklamasi
-
SEPUTAR KALTIM4 hari agoDinkes Kaltim Gelar Kampanye Sehat Meriah Sambut Hari Kesehatan Nasional 2025

