BALIKPAPAN
Fasilitas Rehabilitasi Narkoba di Kaltim Masih Terbatas
Pemberantasan narkotika di Kaltim menemui banyak kendala. Selain soal geografis yang sulit, penegakan hukum hingga fasilitas yang belum mendukung. Salah satunya masih minimnya fasilitas rehabilitasi narkoba di provinsi ini.
Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) diketahui masih dalam jajaran wilayah target peredaran narkoba, baik nasional maupun jaringan internasional.
Roda perekonomian yang baik hingga geografis menjadi kan Kaltim jadi target utama para bandar narkoba.
Namun, menurut Kepala Badan Narkotika (BNN) Kota Balikpapan, Kombes Pol Bonifasio Rio Rahadianto, hal ini harus menjadi waspada. Semua pihak harus membuka mata.
Apalagi, ia mengaku khawatir mengenai minimnya fasilitas rehabilitasi bagi pengguna narkoba di wilayah Kaltim.
Meskipun Kaltim merupakan provinsi yang kaya, jumlah fasilitas rehabilitasi untuk penanganan penyalahgunaan narkoba masih sangat terbatas, bahkan tercatat sebagai salah satu yang terendah di Indonesia, hanya mengungguli Papua Barat dan Bengkulu.
Ia pun berharap ke depan ada fasilitas rehabilitasi yang dapat memberikan pelayanan maksimal khusus bagi warga Balikpapan.
“Harapan kami, ke depan ada balai rehabilitasi yang bisa melayani warga Balikpapan secara optimal, mengingat kebutuhan ini sangat mendesak,” ujarnya saat konferensi pers kepada media di Balikpapan, Senin 23 Desember 2024.
Wilayah kerja BNN Kota Balikpapan sendiri mencakup tiga kabupaten/kota, yakni Balikpapan, Penajam Paser Utara (PPU), dan Paser.
Sejauh ini, meskipun sudah ada balai rehabilitasi yang melayani klien dari berbagai daerah, termasuk luar Kaltim, warga Kaltim sendiri sering kali kesulitan mengakses layanan tersebut.
“Memang ada balai rehabilitasi yang melayani masyarakat umum, termasuk dari luar Kaltim. Namun, yang menyedihkan adalah seringkali warga Kaltim sendiri tidak kebagian kuota pelayanan,” jelasnya.
Dia juga menekankan bahwa meskipun fasilitas rehabilitasi yang ada saat ini telah memberikan hasil pemulihan yang signifikan bagi banyak pengguna narkoba, keterbatasan jumlah tempat tidur dan fasilitas membuat banyak warga lokal terabaikan.
Minta Dukungan Pemda
Untuk mengatasi hal tersebut, BNN Kota Balikpapan telah menjalin koordinasi dengan berbagai pihak terkait, termasuk salah satunya Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Kabupaten Paser, yang mendukung pembangunan balai rehabilitasi di wilayah tersebut.
Boni menyampaikan telah melakukan pembicaraan dengan Wali Kota Balikpapan, Rahmad Mas’ud untuk mendapatkan dukungan dalam pembangunan fasilitas rehabilitasi.
“Keberadaan balai rehabilitasi sangat krusial untuk menanggulangi masalah narkoba. Selain kesehatan, narkoba juga berpotensi menciptakan jaringan pengedar yang lebih luas,” tuturnya.
Dia berharap masyarakat, termasuk media, dapat bersama-sama mendukung upaya pemberantasan narkoba dan pembangunan fasilitas rehabilitasi.
“Dengan adanya fasilitas rehabilitasi yang memadai, kami berharap dapat mengurangi peredaran gelap narkotika di wilayah ini,” pungkasnya. (rie/kk/am)
-
SEPUTAR KALTIM4 hari agoBMKG Peringatkan Potensi Rob dan Curah Hujan Tinggi di Kalimantan Timur Akhir 2025
-
SEPUTAR KALTIM4 hari agoPenambang Batu Bara Ilegal di Teluk Adang Ditangkap: Pemerintah Perkuat Pengamanan Kawasan Konservasi
-
NUSANTARA5 hari agoAktivitas Buzzer Kini Jadi Sebuah Industri yang Terorganisir
-
OLAHRAGA2 hari agoPerolehan Positif Yamaha Racing Indonesia Tuai Perubahan Signifikan di ARRC 2025
-
GAYA HIDUP3 hari ago7 Tips Resolusi Tahun Baru 2026 Biar Nggak Jadi Sekadar Janji Manis, tapi Beneran Jalan Sampai Desember Lagi
-
HIBURAN3 hari agoDiserbu Ribuan Gen Z! Skutik Skena Fazzio Hybrid Sukses Curi Perhatian di Festival Musik Anak Muda
-
EKONOMI DAN PARIWISATA2 hari agoBI Siapkan Rp4,8 Triliun Penuhi Kebutuhan Nataru 2026 di Kaltim
-
SEPUTAR KALTIM2 hari agoWagub: Usia Harapan Hidup Warga Kaltim Naik Jadi 79 Tahun

