PARIWARA
Gali Potensi Budaya Kaltim, Hetifah Gelar Sosialisasi Pengembangan dan Pemanfaatan Cagar Budaya

Agar identitas kebudayaan Kaltim semakin menonjol. Hetifah dorong penggalian potensi budaya melalui sosialisasi pengembangan dan pemanfaatan cagar budaya dan OPK.
Indonesia memiliki banyak sekali kebudayaan. Beberapa di antaranya sudah diakui dunia melalui United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO). Seperti batik, angklung, keris, wayang, tari-tarian, hingga seni bela diri.
Teranyar, Ditjen Kebudayaan Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) RI. Tengah mempersiapkan diri untuk mengajukan satu lagi warisan budaya Indonesia yakni Jalur Rempah. Targetnya pada tahun 2024 mendatang.
Jalur Rempah sebagai warisan budaya itu juga gencar disosialisasikan. Termasuk melalui Sosialisasi Pengembangan dan Pemanfaatan Cagar Budaya dan OPK. Bersama Komisi X DPR RI, Disdikbud Kaltim, dan Dinas Pariwisata Kaltim.
Bertempat di Hotel Mercure, Samarinda. Pada Rabu 27 Desember 2023. Wakil Ketua Komisi X DPR RI Hetifah Sjaifudian menyebut Jalur Rempah sebagai percontohan. Agar di Kaltim dapat menggali lebih dalam potensi budaya lokal khasnya.
Apalagi Kaltim sudah memiliki langkah yang bagus dengan hadirnya Peraturan Daerah (Perda) Nomor 10 Tahun 2022 tentang Pemajuan Kebudayaan. Sebagai turunan dari Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan.
“UU ini, relatif baru. Tapi Alhamdulillah Kaltim malah sudah memiliki perda, tahun 2022. Masih fresh from the oven. Tapi sekarang perlu Peraturan Gubernur untuk peraturan pelaksanaannya,” jelas Hetifah Rabu 27 Desember 2023.
“Jadi ya kita harus sosialisasikan terus di Kaltim ini, supaya kebudayaannya bener-bener kuat. Mudah-mudahan mulai ada sinergi lagi dari berbagai elemen,” tambahnya.
Tantangan Validasi Kebudayaan
Hetifah bilang memang ada kesulitan dalam menetapkan menetapkan suatu kebudayaan untuk diakui. Karena harus melalui banyak proses. Mulai dari pembuatan tim, pembuatan kajian. Baru bisa disahkan secara resmi.
“Seperti juga tadi, misal Jalur Rempah mau kita usulkan ke UNESCO itu kan harus ada naskah akademiknya, bukti-bukti dan sebagainya.”
Hetifah melihat, masyarakat Kaltim yang sangat plural di era saat ini memiliki begitu banyak kebudayaan. Belum lagi kebudayaan yang lahir dari akulturasi antarsuku di Kaltim.
Seperti Jalur Rempah. Kaltim bisa mulai dengan memetakan potensi kebudayaan yang bisa dikembangkan. Termasuk potensi wisata.
Dengan Muhibah Kebudayaan. Yakni menelusuri sejarah dan kebudayaan dengan mengunjungi daerah-daerah dengan potensi budaya. Untuk kemudian disebarluaskan kembali.
“Nah ini, yang tadinya saya pikir siapa tahu dengan pengalaman Jalur Rempah, Kaltim bisa punya semacam itu. Anak mudanya bikin Muhibbah. Anak muda menceritakan kembali agar bisa diterima secara luas,” pungkasnya. (ens/dra)

-
PARIWARA5 hari ago
Cerita Inspirarif dari Konsumen Yamaha; Karena Setia, Jadi Pemenang Kompetisi GEAR ULTIMA
-
SAMARINDA3 hari ago
Korem 091/ASN Gelar Turnamen Tenis HUT RI ke-80 dan Anniversary Club Pamula
-
SEPUTAR KALTIM1 hari ago
Bawaslu Kaltim Ajak Masyarakat Kawal Demokrasi Lewat Penguatan Kelembagaan
-
NUSANTARA3 hari ago
Gubernur Harum Angkat Program Gratispol di Kompas TV: Pendidikan Jadi Prioritas Kaltim
-
SEPUTAR KALTIM3 hari ago
Ringankan Beban Keluarga, YJI Kaltim Salurkan Bantuan untuk Pasien Jantung Anak
-
SEPUTAR KALTIM3 hari ago
Warga MBR Kaltim Kini Bisa Miliki Rumah Tanpa Biaya Administrasi! Begini Caranya
-
SEPUTAR KALTIM3 hari ago
Pemprov Kaltim Siapkan Aplikasi Penyaluran Insentif Penjaga Rumah Ibadah
-
EKONOMI DAN PARIWISATA1 hari ago
Udang Windu Dominasi Ekspor Perikanan Kaltim, Sumbang Lebih dari Separuh Nilai Perdagangan