Connect with us

SAMARINDA

Gereja Oikumene Dipakai Bergantian, Pak Pendeta Berharap Bangunan Dikembangkan

Diterbitkan

pada

oikumene
Pendeta GPdI Samion Peranginangin berharap pengembangan untuk Gereja Oikumene. (Nisa/Kaltim Faktual)

Pascapengeboman pada 2016 lalu, bangunan Gereja Oikumene tak banyak berubah. Tetap sederhana dan dipakai bergantian oleh 3 kelompok jemaat. Pendeta Samion berharap bangunan dapat dikembangkan, agar lebih maksimal dalam menjalankan peribadatan.

Gereja Oikumene terletak di Jalan Cipto Mangunkusumo, Sengkotek, Kecamatan Loa Janan Ilir, Samarinda. Gereja sederhana yang pernah dilempari bom molotov tepat pada 13 November 2016.

Aksi teror bom yang menyimpan luka mendalam itu. Merupakan yang pertama di Kalimantan. Ledakan bom terjadi ketika tengah pergantian jemaat di Gereja Oikumene, yakni jemaat HKBP bergantian dengan Jemaat Kristen Indonesia (JKI).

Membuat empat anak-anak menjadi korban dengan luka bakar di sekujur tubuh. Satu di antaranya berusia 2,5 tahun meninggal dunia dalam perawatan di rumah sakit pada keesokan harinya. Menyisakan luka dan trauma selama beberapa tahun.

Baca juga:   ETLE Terbukti Efektif Jaring Pelanggaran di Samarinda, tapi Punya Beberapa Kelemahan

Pada hari Natal 25 Desember tahun 2023 ini. Perayaan Misa Natal tampak berlangsung dengan penuh suka cita. Puluhan jemaat tampak khidmat menyanyikan pujian. Dan saling mengucapkan Selamat Natal kepada sesama usai ibadah.

Berbagi Gereja di Oikumene

Pendeta GPdI Samion Peranginangin mengaku kondisi saat ini sudah kondusif. Cukup merasa aman ketika beribadah. Apalagi pada Natal kali ini, kegiatan ibadah cukup padat. Dibagi menjadi 3 sesi ibadah secara bergantian untuk jemaat yang berbeda.

Ada sesi pagi dan juga siang hari. Pada pagi hari, diisi sesi Ibadah Huria Kristen Batak Protestan (HKBP). Lalu ada juga sesi ibadah dari Gereja Kristen Indonesia (GKI). Kemudian yang terakhir diisi oleh Gereja Pantekosta di Indonesia (GPdI).

Baca juga:   Andi Harun Ingin Ubah Slogan Samarinda, dari Kota Tepian Jadi Kota Peradaban

Kata Samion, pembagian sesi itu tak hanya ketika Hari Natal saja. Pada ibadah mingguan juga dibagi menjadi beberapa sesi serupa. “Tapi yang selama ini memang ibadah di sini itu bergantian seperti itu tadi 3 kali, HKBP, GPDI, sama GKI.”

“Dan mengantisipasi keramaian juga mungkin minggu depan, yang 3 gereja ini tadi dijadikan satu di jam 9. Supaya enggak banyak ibadah,” jelas Samion Senin 25 Desember 2023.

Melihat banyaknya jumlah jemaat, Pendeta Samion berharap adanya pengembangan terhadap bangunan Gereja Oikumene. Sehingga tidak lagi digunakan bergantian. Agar kegiatan ibadah berjalan lebih efektif.

“Rencana kita memang seperti itu, kalau satu gereja seperti ini memang kurang, pembinaan umat itu kurang bagus. Jadi kita juga sedang berdoa supaya bisa difasilitasi,” harap Samion.

Baca juga:   Melanggar Lalu Lintas di Samarinda Tapi Domisili Luar, ini yang Harus Dilakukan

“Memang kita sudah pikirkan untuk pengembangan selanjutnya, karena kalau satu gereja dipakai bergantian-gantian kurang efektif. Mungkin cukup seminggu sekali saja kurang lebih begitu,” tambahnya.

Untuk soal tempat, Samion sendiri masih mencari tempat mana yang pas untuk pembangunan gereja. Dirinya sangat terbuka jika ada informasi mengenai lahan yang luas dan murah.

“Anak-anak ibadah tadi di belakang ibadahnya itu juga sangat sempit tempatnya, memang sudah perlu penanganan khusus,” pungkasnya. (ens/fth)

Ikuti Berita lainnya di Gambar berikut tidak memiliki atribut alt; nama berkasnya adalah Logo-Google-News-removebg-preview.png

Bagikan

advertising

POPULER

SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Hello. Add your message here.