OLAHRAGA
Hanya Bisa Bahasa Portugis, Bek Borneo FC Furtado Andalkan Bahasa Isyarat di Lapangan

Bek asing Borneo FC Gabriel Furtado mengalami kendala bahasa, karena hanya mampu berbicara dalam bahasa Portugis. Meski begitu, ia tetap bisa menjalin komunikasi di pertandingan karena menggunakan bahasa isyarat.
Dari 6 pemain berposisi bek tengah di Borneo FC Samarinda, Gabriel Furtado merupakan bek ketiga, di bawah Christope dan Ronaldo, di atas Komang Teguh, Diego Michiels, dan Ezzi Buffon.
Meski begitu, Furtado tak pernah mempermasalahkan menit bermainnya. Dan tetap memberikan yang terbaik di setiap sesi latihan.
Di 5 laga awal Liga 1, Furtado hanya bermain 3 kali. Pekan pertama tak masuk skuad karena belum terdaftar, pekan keempat hanya duduk di bangku cadangan, dan 3 kali turun sebagai pemain pengganti di penghujung laga.
Namun kesabarannya mulai berbuah manis. Ia menggantikan posisi Ronaldo di starting XI pada 2 laga terakhir, karena nama pertama mengalami masalah kebugaran.
“Senang rasanya bisa memulai laga dari awal. Tapi sejak awal, saya datang ke sini untuk membantu Borneo FC.”
“Jadi bermain sebagai starter atau pengganti tak ada masalah. Saya siap untuk tim kapanpun pelatih membutuhkan,” ujarnya di laman resmi klub, Kamis.
Latihan Keras di Jeda Kompetisi
Buruknya penampilan Borneo FC selepas jeda internasional lalu, membuat mereka kehilangan 6 poin di Liga 1 dari 4 pertandingan, serta mengalami kekalahan di ASEAN Club Championship.
Tak hanya mengalami seret gol, pertahanan Pesut Etam juga mengalami penurunan performa. Karena itu, Pelatih Pieter Huistra memberi latihan keras pada anak asuhnya saat ini. Untuk mengembalikan tim ke tren positif pada 3 laga mendatang, melawan Persis, PSBS, dan Dewa United.
“Kami sedang berlatih sangat keras. Tapi itu memang penting untuk persiapan laga berikutnya.”
“Pelatih telah memperbaiki beberapa kelemahan, dan sekarang kami semua siap untuk bertanding lagi,” lanjut Furtado.
Bahasa Tak Masalah
Seperti pemain Brasil kebanyakan, Furtado hanya menguasai bahasa Portugis, sebagai bahasa ibu di negara mereka. Sementara di lapangan, pemain lebih sering berkomunikasi dengan bahasa Indonesia dan Inggris.
Meski begitu, Furtado mengaku tak mendapat masalah ketika bertanding. Karena ia dan rekan-rekannya terbiasa menggunakan bahasa isyarat khusus sepak bola untuk berkomunikasi dan membangun organisasi permainan yang sesuai keinginan pelatih.
“(Keterbatasan bahasa) adalah hal normal di sepak bola. Kadang saya tidak bisa bicara secara langsung pada rekan setim di pertandingan. Tapi aman aja.”
“Di 2 pertandingan ketika saya jadi starter, kami hanya kebobolan 1 gol. Itu membuktikan bahwa bahasa tidak menjadi masalah,” pungkasnya. (dra)
Disclaimer: pernyataan Furtado dalam berita ini adalah hasil gubahan dan penyesuaian dari wawancaranya yang menggunakan bahasa Portugis. Hanya menyesuaikan konteks, jadi tidak plek ketiplek sama transletnya.

-
NUSANTARA5 hari ago
Anak Satpam Dapat Pekerjaan dari Program MBG: “Terima kasih Presiden Prabowo”
-
SAMARINDA5 hari ago
Sekretaris Diskominfo Kaltim: KIM Harus Jadi Penyaring Informasi di Era Digital
-
SEPUTAR KALTIM5 hari ago
DPKH Kaltim Tegaskan Komitmen Jaga Kesehatan Hewan dan Sejahterakan Peternak
-
NUSANTARA5 hari ago
Clan of Classy Yamaha Vol. 2: Cerminan Gaya Hidup Berkendara Anak Muda Jaman Now
-
SEPUTAR KALTIM4 hari ago
Bontang Raih Peringkat Pertama Keterbukaan Informasi Publik se-Kaltim 2025
-
SAMARINDA5 hari ago
Diskominfo Kaltim Gelar Raker dan Seleksi KIM, Siapkan Wakil untuk Ajang Nasional
-
NUSANTARA4 hari ago
Heboh, Ratusan Pelajar Mataram Meet & Greet dengan Duo Monster Energy Yamaha MotoGP !
-
SEPUTAR KALTIM4 hari ago
Kaltim Catat Lompatan Besar dalam Keterbukaan Informasi Publik 2025