EKONOMI DAN PARIWISATA
Harga Barang Pokok Dipastikan Naik Jelang Ramadan, Ekonom Kaltim Minta Pemerintah Antisipasi Daerah Pelosok
Harga barang pokok dipastikan naik jelang Ramadan 2025. Ekonom Kaltim Purwadi meminta pemerintah provinsi dan juga kabupaten/kota untuk melakukan antisipasi lonjakan harga. Utamanya daerah pelosok.
Bulan Ramadan tinggal menghitung mundur. Waktu yang dinantikan oleh banyak umat Islam itu akan tiba sebentar lagi. Menjadi momen memperbanyak ibadah dan meraih pahala sebanyak-banyaknya.
Dalam satu bulan penuh, seluruh umat Islam harus menjalankan ibadah puasa wajib. Selain berpuasa, bulan Ramadan menjadi kesempatan untuk berbuat menghapus dosa dan dipenuhi dengan kebaikan.
Jika merujuk pada kalender Hijriah 2025 oleh Kementerian Agama (Kemenag) RI belum lama ini, awal Ramadhan 1446 hijriah diperkirakan akan jatuh pada tanggal 1 Maret 2025. Tinggal menghitung hari.
Karena datang setahun sekali, biasanya umat Islam menyambut bulan Ramadan dengan meriah. Termasuk dalam menjalani puasa. Proses konsumsi dan belanja masyarakat biasanya meningkat meskipun porsi makan pada siang hari berkurang.
Perlu Antisipasi
Pengamat Ekonomi Kaltim Purwadi Purwoharsojo melihat tren ekonomi jelang Ramadan di tahun ini, masih tak jauh berbeda dengan tahun sebelumnya. Harga kebutuhan pokok juga dipastikan akan mengalami peningkatan.
“Kalau kita bikin grafiknya trennya nggak jauh berbeda dengan di tahun sebelunnya. Pasti ada peningkatan dari sisi konsumsi masyarakat meski sedang puasa.”
“Kalau kenaikan harga pasti ada, karena melonjaknya permintaan,” kata Purwadi Senin 3 Februari 2025.
Menurutnya pemerintah harus mulai mengantisipasi lonjakan harga itu dari sekarang. Agar, kenaikan tidak terjadi semakin tinggi hingga membuat barang langka atau menurunnya daya beli.
Ekonom itu menyebut pemerintah harus menyiapkan stok barang pokok. Terutama untuk daerah pelosok Kaltim yang secara distribusinya sangat panjang. Hal itu harus menjadi perhatian.
“Kuncinya, barang harus terdistribusi dalam jumlah cukup dan harganya terjangkau. Apalagi wilahnya jauh-jauh. Kalau Samarinda, Bontang, gampanglah. Yang jauh yang harus jadi perhatian. Kalau distribusi macet atau terhambat, barang jadi mahal,” tambahnya.
Jika ketersediaan stok barang pokok bisa diantisipasi di awal, hal itu kata Purwadi, akan meminimalisir kenaikan harga. Jadi tidak terlalu melonjak tinggi. Pertumbuhan ekonomi masih bisa berjalan.
Jika harga mulai naik hingga pada batas tak wajar atau mencapai 50 persen, Purwadi meminta agar pemerintah segera melakukan intervensi. Misalnya pasar murah sebagai solusi jangka pendek.
“Pasar murah saya sebetulnya tidak setuju dengan antisipasi sepotong-sepotong gitu. Tapi untuk solusi terdekat memang harus itu dulu.”
“Pemerintah harus memberikan subsidi.”
Jika pemerintah sudah melakukan pengaturan pada kelancaran distribusi dan memastikan stok aman juga terjangkau, maka masyarakat tidak boleh panic buying. Apalagi sampai melakukan penimbunan.
“Pemerintah juga harus melakukan pengawasan ketat. Jangan sampai ada oknum penimbun dari masyarakat bahkan pejabat dari kasus sebelumnya,” pungkasnya. (ens)
-
SEPUTAR KALTIM5 hari agoMembanggakan Kaltim! Wagub Seno Aji Dinobatkan sebagai Alumni Berprestasi UPN Veteran Yogyakarta
-
EKONOMI DAN PARIWISATA4 hari agoSiap-Siap! Rute Internasional Samarinda–Kuala Lumpur Bakal Mengudara Tahun Depan
-
EKONOMI DAN PARIWISATA5 hari agoDorong Branding dan Promosi Wisata Tanjung Gading Balikpapan, Mahasiswa KKN ITK Bikin Website dan Pelatihan Produksi Merchandise
-
SEPUTAR KALTIM4 hari agoInilah 10 Provinsi Dengan Lahan Kelapa Sawit Terluas di Indonesia, Kaltim Termasuk?
-
SEPUTAR KALTIM5 hari agoKabar Kurang Sedap bagi Petani, Harga TBS Sawit Kaltim Periode Awal Desember Kembali Turun
-
SEPUTAR KALTIM4 hari agoAntisipasi Bencana di Kaltim, Dinsos Stok 17.000 Paket Logistik untuk Setahun Penuh
-
SEPUTAR KALTIM4 hari agoPeduli Bencana Aceh, Pemprov Kaltim Terjunkan 37 Relawan ke Aceh Tamiang
-
OLAHRAGA4 hari agoMana yang Lebih Efektif? Membandingkan Lari, Gym, Pilates, dan Zumba untuk Kebugaran Optimal

