OLAHRAGA
Jelang 1 Dekade Borneo FC, Ini Daftar Pencapaian di Kompetisi Domestik Sepanjang Masa

Beberapa jam setelah berita ini terbit, Borneo FC akan berusia 10 tahun. Sebagai refleksi, berikut adalah pencapaian Pesut Etam selama berkiprah di kompetisi resmi di Tanah Air.
Tanggal 7 Maret 2014 lalu, sebuah klub baru terlahir di Samarinda. Namanya Pusamania Borneo FC (PBFC). Berdiri melalui proses merger dengan Perseba Bangkalan, yang berkompetisi di Divisi Utama.
PBFC lahir tepat di masa transisi sepak bola Indonesia. Yaitu saat negara memutuskan tak lagi membiayai klub sepak bola dengan APBD. Persisam Putra juga sedang dalam proses peralihan, karena merger dengan Bali United.
Klub baru ini hanya membutuhkan waktu 1 musim untuk promosi ke kasta tertinggi. Usai keluar menjadi juara Divisi Utama. Sayang keikutsertaan mereka di ISL (QNB League) prematur. Baru 2 pekan, kompetisi dihentikan, imbas dari pembekuan PSSI.
Baru pada musim 2016, Pesut Etam berkiprah di kompetisi reguler selama 1 musim. Di gelaran ISC A, sebelum akhirnya diambil alih oleh Liga 1 pada musim berikutnya.
Sepanjang sejarah, PBFC yang kemudian berubah nama dan logo menjadi Borneo FC Samarinda. Betul-betul menjalani proses panjang. Perlahan tapi pasti.
Daftar Peringkat Borneo FC di Liga 1
Pada musim pertamanya di ISC A, Pasukan Samarinda hanya mampu bersaing di papan tengah. Mereka finis di peringkat ke-9, usai mengoleksi 50 poin.
Di edisi perdana Liga 1 pada musim 2017, Sultan Samma dkk masih berkutat di persaingan papan tengah. Pada akhirnya mereka finis di peringkat ke-8. Naik 1 strip, dengan poin akhir yang juga naik menjadi 52 poin.
Lanjut ke musim 2018, anak asuh Dragan Djukanovic kembali naik 1 anak tangga. Mereka berakhir di peringkat ke-7, dengan 48 poin.
Baru di musim 2019, saat diasuh oleh Mario Gomez. Pesut Etam mulai menunjukkan eksistensinya. Mereka konsisten bersaing di papan atas, bahkan cukup lama menempati peringkat kedua. Namun performa Wahyudi Hamisi dkk merosot jelang liga berakhir. Finis di peringkat 7 lagi dengan 51 poin. Sebuah akhir yang antiklimaks.
Di musim berikutnya, saat diasuh oleh Edson Tavares, Borneo FC langsung tancap gas di awal liga. Sayang kompetisi berhenti karena pandemi.
Di musim 2021/22, Borneo kembali naik 1 strip. Usai finis di peringkat ke-6 Liga 1 dengan 52 poin.
Yang mengejutkan adalah pada musim 2022/23, diwarnai 3 kali pergantian pelatih. Dari Milomir Seslija, Andre Gasapr, dan Pieter Huistra. Serta sempat inkonsisten pada format bubble. Pesut Etam akhirnya pecah telur, karena untuk pertama kalinya finis di peringkat keempat Liga 1, dengan koleksi 57 poin.
Musim ini, Borneo sempat kepayahan di awal musim karena ditinggal Pato dan Bustos. Namun perlahan, mereka menunjukkan kualitasnya, dan terus berada di puncak klasemen sejak pekan ke-14 hingga sekarang. Jika saja tak memakai sistem championship series, Borneo FC Samarinda hampir pasti menggenggam trofi Liga 1 untuk pertama kalinya musim ini. Di usia klub yang genap 10 tahun. (dra)

-
SEPUTAR KALTIM4 hari ago
Wisman ke Kaltim Naik 259 Persen, Brunei Mendominasi Kunjungan
-
SEPUTAR KALTIM3 hari ago
Persiapan HUT ke-80 RI di Kaltim Hampir Rampung, Lokasi Pindah ke Gelora Kadrie Oening
-
SEPUTAR KALTIM3 hari ago
Kaltim Siaga Krisis Pangan, Pemprov Siapkan 506 Ton Beras Cadangan
-
EKONOMI DAN PARIWISATA3 hari ago
Program 3 Juta Rumah, Komitmen Presiden Prabowo Wujudkan Kemerdekaan Sosial Ekonomi
-
PARIWARA4 hari ago
Modifikasi Fazzio Hybrid Gaya Skutik Urban Cargo Ala Jepang Buktikan Kreativitas Barudak Bandung
-
SEPUTAR KALTIM3 hari ago
Sosialisasi KI hingga Bazar UMKM Warnai Hari Bhakti Pengayoman ke-80 di Kaltim
-
SAMARINDA3 hari ago
Semangat 1945 Bergema di Harvetnas 2025 Kaltim, Veteran Ajak Generasi Muda Jaga Kehormatan Bangsa
-
SEPUTAR KALTIM2 hari ago
Pemprov Kaltim Matangkan Persiapan Upacara 17 Agustus Lewat Gladi di Stadion Kadrie Oening