Connect with us

HIBURAN

Kisah di Balik ‘Untuk Perempuan yang Sedang dalam Pelukan’ Pusakata, Bikin Merinding | Line-Up MCV3 (Bagian 2)

Published

on

pusakata

Pusakata kemungkinan besar akan membawakan Untuk Perempuan yang Sedang dalam Pelukan. Pada MCV3 STT Migas Balikpapan 10 Maret. Tahukah kamu, kisah di balik lagu ini ternyata bikin merinding.

Pusakata akan menjadi satu di antara tamu penting dalam Music Campus Volume 3 STT Migas Balikpapan. Meski sempat bereuni dengan Payung Teduh, Is alias Pusakata akan hadir sebagai solois ke Kota Minyak.

Selain akan membawakan lagu-lagu teranyarnya, Pusakata juga akan menyajikan suguhan lama dan istimewa. Dari ‘mantra’ andalan di Payung Teduh. Di antaranya Untuk Perempuan yang Sedang dalam Pelukan.

Lagu dengan intro berupa petikan gitar yang sangat ikonik. Dan sudah pasti membuat semua penontonnya sing a long itu. Telah diartikan banyak orang dengan interpretasinya masing-masing.

Namun tahukah, lagu ini ternyata melalui proses yang sangat ‘tidak musisi’, lama, dan bercerita tentang situasi yang tidak sengaja Is lihat. Di suatu dini hari menjelang pagi.

Lagu tentang beragam kecemasan seorang suami dan bapak. Tentang tanggung jawab, kebersamaan, dan bagaimana menyeimbangkannya.

Pada suatu ketika, Is pernah menceritakan proses dan maknanya. Dan, ini yang dia jelaskan.

Penjelasan Pusakata

Lagu yang paling lama proses penciptaannya itu, Untuk Perempuan yang Sedang dalam Pelukan.  Awalnya lagu ini berjudul Layangan.

Layangan ini muncul dari anak kecil juga emang ponakan Abang gua yang tinggal di Jepang. Istrinya orang Jepang. Anaknya namanya Rehan. Pertama kali lihat tuh anak entah kenapa gua selalu mengingat masa kecil gua kalau lagi main layangan.

Senang aja, main di tanah yang lapang. Maksudnya, itu gambaran tentang membuncahnya kegembiraan tanpa ada pemikiran apapun.

Menikmati waktu, menikmati segala hal dengan cara yang sangat sederhana. Tanpa ekspektasi yang aneh-aneh. Pokoknya sederhana banget.

Itu lama … lama … lama, enggak jadi lagu. Temanya doang di depan (musik intro).

Sampai suatu hari, gua udah kerja. Payung Teduh belum ada. Lagu Perempuan itu terbilang lagu yang paling baru saat itu. Karena lagu pertama yang gua miliki bersama Comi. Sebelum Payung Teduh itu namanya Is Comi. Kucari Kamu dan Berdua Saja.

Lagu Perempuan itu dibuat sekitar 2009 atau 2010. Momennya adalah gua lagi pulang kerja naik metromini. Masih lusuh-lusuh lah. Gua lagi sakit kepala banget. Entah kenapa sampai rumah gua muntah. Masuk angin akut, telat makan. Gua minta pijetin istri di rumah.

Gua baru pulang, belum ganji baju, dipijet, belum mandi. Ternyata gua ketiduran. Enggak sempat ngobrol basa-basi sama istri. Biasanya kalau pulang kerja makan bareng kalau masak. Kalau enggak cari makanan di luar. Itu enggak sempet. Ketiduran. Kebangun jam 3 kurang (dinihari).

Gimana sih kalau lu kebangun dari tidur yang sangat lelap gitu. Gara-gara tumbang. Perasaan tadi gua baru pulang kerja, tiba-tiba jam segini. Semuanya (istri dan anak perempuan sedang tidur) lagi mangap-mangap gitu.

Gua cuci muka, segeran, balik ke kamar, lihat mereka berdua posisinya lagi mangap. Sampai gue foto, abadiin. Entah kenapa muncul kata-kata itu: Hanya ada sedikit bintang malam ini, mungkin karena kau sedang cantik-cantiknya. Itu untuk mereka berdua.

pusakata

Akhirnya, Untuk Perempuan gua lanjutin dari intro lagu Layangan tadi. Gua ke teras, gua nyanyi, terus masuk lagi. Begitu terus bolak-balik teras-kamar. Lihat dia mangap, terus ke teras lagi. Begitu terus. Sudah, gak sampai 1 jam jadi itu lagu.

Akhirnya menjadi bukti bahwa malam itu, saat itu, Alhamdulillah sampai saat ini. Mereka adalah kekuatan saya untuk menjalani kehidupan ini.

Maksudnya, teman yang dikasih Allah untuk nemenin saya hidup. Yang ketika lo melihat sesuatu terus tiba-tiba tenang. Tiba-tiba hati kita tergugah untuk lebih tekun lagi. Saya rasakan.

Saat itu, malam itu, beneran saya berdialog dengan diri saya sendiri dan gitar. Untuk melahirkan lagu tersebut. Dengan cara yang tidak pretensius. Jadi apa yang saya pikirkan saat itu, Di Malam Hari Menuju Pagi. Itu beneran saat itu.

Sedikit Cemas, itu maksudnya besok saya bisa ngasih makan apa untuk mereka. Karena memang susah saat itu untuk bertahan hidup (miskin). Proses yang saya jalani sama dia (istri) terbilang sangat mudah. Apalagi setelah kehadiran Jingga. Wanita yang sedang dalam pelukan kami itu.

Semua waktu kayanya jadi lebih mudah untuk dijalani. Kayanya hal sederhanapun, makan mi ayam, main ke taman, di rumput main pesawat-pesawatan, sudah cukup.

Cuma sayang sekali, kecemasan saya masih banyak. Ya kita hidup di dunia materialistis. Maksudnya, saya waktu itu pikiran saya harus ngasih rumah buat mereka. Ngasih makan.

Setiap saya bahas itu, kecemasan-kecemasan saya itu. Istri selalu bilang, “Kita tidak butuh itu. Kita hanya butuh bareng. Ngapain semua ada. Kita cuma butuh duduk, makan, tahu tempe, enak. Sama-sama.”

Karena enggak semua orang bisa menikmati duduk di taman. Jadi seperti itu, saya tinggal di lingkungan yang sederhana, tidak banyak menuntut. Itu yang saya tuangkan dalam Untuk Perempuan yang Sedang dalam Pelukan.

Tentang MCV3

Music Campus Vol 3 (MCV3) adalah konser tahunan buatan mahasiswa STT Migas Balikpapan. Ini adalah edisi ketiga setelah debut pada 2017 lalu. Ada 4 bintang tamu pada MCV3 tahun ini, yakni Fiersa Besari, Rizcky deKaizer, Rio Satrio, dan tentu saja Pusakata.

Baca juga:   15 Judul Vidio Original Series yang Bikin Heboh Warga Twitter

Baca lebih banyak tentang MCV3 dan cara pembelian tiketnya dengan klik INI. (dra)

Ikuti Berita lainnya di Gambar berikut tidak memiliki atribut alt; nama berkasnya adalah Logo-Google-News-removebg-preview.png

Bagikan

advertising

POPULER

SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Hello. Add your message here.